Satu

2K 119 3
                                    

Suara musik yang memekakkan telinga, lampu bewarna warni yang menari nari di penjuru ruangan, bau alkohol dapat tercium saat masuk ruangan itu

"wow, aku takjup dengan ballroom yang ada di rumah ini" seru amel kencang, aku hanya terdiam, sebenarnya risih dengan tampilanku yang sangat terbuka dan menampilkan lekukuk tubuhku yang besar

"wow, aku takjup dengan ballroom yang ada di rumah ini" seru amel kencang, aku hanya terdiam, sebenarnya risih dengan tampilanku yang sangat terbuka dan menampilkan lekukuk tubuhku yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

belum lagi tatapan lapar laki laki yang melihat kearah amel. Seharusnya aku tidak menyetujui amel untuk datang ke sini, benarkan dugaanku ini ga jauh beda dengan club yang ada di luar sana cuman bedanya ini ada di rumah.

"ra.. Aku ke sana bentar yaa" sebelum aku mencegah amel dia sudah pergi meninggalkan aku sendiri, aku langsung menepi mencari tempat yang tidak terlalu ramai

Akhirnya aku memutuskan untuk langsung keluar dari ruangan ini dan berjalan tampa arah dan berhenti saat melihat kolam renang yang sangat luas dan indah, aku duduk di kursi di pinggir kolam cukup lama

"ughh dingin" aku mengusap usap tangan dan tubuhku agar lebih hangat, ugh seharusnya aku ga biarin amel memilih baju, amel anak yang baik dan pintar tapi ia lebih tertarik di bidang seni terutama design, aku berteman dengannya semenjak TK karena s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ughh dingin" aku mengusap usap tangan dan tubuhku agar lebih hangat, ugh seharusnya aku ga biarin amel memilih baju, amel anak yang baik dan pintar tapi ia lebih tertarik di bidang seni terutama design, aku berteman dengannya semenjak TK karena sekolahku adalah sekolah eskalator jadi kebanyakan dari mereka tidak ada yang berubah hanya mungkin ada yang baru masuk dan ada yang keluar karena masalah biaya, amel satu satunya yang tidak pernah mencomoohku madsudnya​ dia ga pilih pilih dalam berteman dan sangat perhatian hanya saja perilakunya yang sedikit bebas membuatku ngeri sendiri.

Aku melihat jam tangan dengan jarum jam sudah menunjukkan angka 11

"sepertinya aku harus kembali" gumamku dan langsung pergi dari tempat itu dan kembali ke dalam tapi saat hampir mau sampai aku melihat seorang lelaki berjalan sambil memegangi kepalanya, saat sudah dekat tiba tiba ia terjatuh dan aku langsung menolongnya

"kau tidak apa? " tanya rania sambil memegangi lengan lelaki itu, lelaki itu mengangkat kepalanya dan menatap rania dalam dan beralih ke tubuhnya sedangkan rania yang ditatap malah gugup

" brengsek mereka, tapi gapapa lumayan buat malam Ini" rania mengerutkan dahinya heran kenapa lelaki itu berkata seperti itu laki laki itu menatap rania dalam

Lily Of The Valley Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang