Uwek uwek uwek
Seorang wanita bertopang pada pinggiran closet dan sedikit menenggelamkan wajahnya ke dalam berusaha mengeluarkan seluruh isi perutnya yang tiba tiba saja ingin keluar sampai tak tersisa
Wanita itu mencoba bangkit dan langsung ke wetafel setelah sebelumnya ia sudah membersihkan muntahannya, ia membersihkan mulutnya kemudian membasuh mukanya yang terlihat pucat
Berusaha berjalan dengan tubuhnya yang lemas sambil bertopang pada barang sekitar agar tetap berdiri
"rey.. "
" rey"
"rey"
Di panggilnya berkali kali suaminya itu tapi tetap tertidur, tiba tiba dunianya melayang sebelum kemudian menggelap
Di sisi lain seorang lelaki yang merasa baru saja mendengar suara istrinya terbangun dan langsung meraba sebelah nya tapi tidak di dapatkan seorang pun, ia langsung terbangun dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan betapa terkejutnya ia saat melihat istri tercintanya tergeletak di lantai dengam muka yang pucat
Ia langsung berlari dan menggendong istrinya itu ke ranjang meskipun sedikit kesusahan karna tubuh istrinya yang berisi tapi ia akhirnya bisa membaringkan istrinnya ke kasur
"ra"
"rania bangun sayang" karna tidak ada respon ia langsung panik dan pergi ke kamar orang tuanya
"ma... Pa.... Tolongin rey, rania ga sadarkan diri ma... Pa... " panggil rey sambil menggedor pintu kamar orang tuanya
Tak lama pintu itu terbuka dan menampilkan muka khawatir ibu nya yang baru saja banguntidur
" ma.. Rania pingsan ma, barusan rey nemuin rania di lantai trus mukanya pucat" ujar rey khawatir, ayu langsung menuju ke kamar anaknya untuk melihat kondisi menantunya
Ia khawatir dengan kondisinya yang sangat pucat dan terasa sedikit dingin
"papa udah panggil ian buat kesini" ujar papa rey yang baru masuk ke kamar rey, ian adalah sahabat papa rey yang berprofesi sebagai dokter
Tak lama hanya membutuhkan waktu 10 menit dokter ian datang dan langsung memeriksa rania
"gimana om rania gapapa kan? "tanya rey khawatir, ian membuka stetoskopnya kemudian menghela nafasnya nampak raut wajah yang tidak mengeenakan
" rania kecapeaan, stress dan juga anemia "rey nampak sangat khawatir mendengarnya, ia merasa sudah lalai menjadi suami sampai menyebabkan istrinya tergeletak tak berdaya
" dan ini cukup membahayakan janin yang ada di dalam kandungannya" keluarga prasetya sangat kaget mendengar hal itu tapi kebahagiaan lebih mendominasi mereka
"rania hamil? " tanya mama dan langsung mendapat anggukan dari ian
" iya dan sepertinya kandungannya sudah 2 bulan, sakit yang rania derita membuat kondisi sang janin melemah, jadi lebih baik di rawat inap di rumah sakit saja biar lebih intensif penangannya" jawab ian, rey masih membeku mendengar semua penjelasan ian, ia masih sulit mencerna apa yang baru ia dengar tentang penyakit? Janin? Lemah? Membahayakan?
Sungguh apa yang sedang terjadi
~~~~~~~~~
Di ruangan serba putih itu dan berbagai fasilitas first class terdapat seorang wanita terbaring lemah dan seorang pria yang sesikit acak-acakan karna baru saja tertidur sejak semalan ia tidak bisa tidur karna memikirkan wanita yang saat ini menjadi istrinya
Terdapat pergeerakan kecil pada tangan sangwanita serta kelopak matanya yang berusaha terbuka tapi susah karena terlalu berat untuk melakukannya, setelah usaha yang cukup akhirnya kelopak mata itu perlahan terbuka dan dapat melihat sekeliling ruangan
Rania semapat bingung karna ini bukan kamarnya dan suaminya, ini lebih tepat seperti rumah sakit dan dugaannya tepat saat ia mrlihat infus yang bertengger pada tiangnya
"rumah sakit lagi"kesalnya, rania sudah sangat bosan berada di rumah sakit, ia cukup muak dengan semua yang berhubungan dengan rumah sakit dan ia berjanji tidak akan kembali ke sana tapi ia malah sudah tergrletak dengan cairan infus yang terus masuk ke dalam dirinya melalui jarum yang tertusuk ti tangannya
Tak lama ia tersadar bahwa ada orang di sebelahnya saat merasakan tangannya yang tergenggam erat tangan kirinya , rania menoleh ke arah kirknya dan mendapati rey yang sedang tertidur di ngan muka kusutnya, tampak jelas lingkaran mata yang menghitam dan rambut yang acak acakan itu
Rania tersentuh sekaligus merasa bersalah karna sudah membuat orang yang ia sayangi terlihat seperti itu, di angkatnya tangan kanannya menuju rambut rey yang berantakan, dielusnya permukaan kepala rambutnya agar terlihat lebi rapi, rania sangat bersyukur saat ia terbangun di tempat ini ia tidak sendiri seperti tahun sebelumnya
Senyum itu terus merekah dengan tangannya yang setia mengelus kepala lelaki yang ia sayangi tapi tiba tiba perutnya bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu, rania langsung melepaskan pegangan tangan rey perlahan serta jarum infusnya yang ia buka paksa kemudian lari ke kamar mandi
Uwek uwek uwek
Rania mencoba mengeluarkan segala isi perutnya tapi tidak ada satupun yang keluar hanya cairan bening dan mata yang mulai berair karna tak kuat
Rey yang merasa keberadaan tangan yang ia genggam tidak ada langsung bangun dan kaget saat tidak mrnemukan wanitanya tapi ia lega saat mendengar suara dari kamar mandi
Rey langsung masuk ke kamar mandi dan melihat rania yang sedang berusaha mengeluarkan isi perutnya tapi tak ada satupun yang keluar, rey meringis saat melihat wanitanya terlihat sangat tersiksa dan pucat, ia mendatangi rania mencoba membantu
Rania yang mendengar langkah kaki dan bau yang biasa ia cium langsung tau bahawa itu rey, saat tau rey ingin mendekat ia langsung mencegahnya
"jangan mendekat, aku terlalu menjijikkan" pintanya di sela nafasnya yang melemah, rey tidak mendengarkan dan tetap membantu rania yang sedang berusaha mebgeluarkan isi perutnya kembali
"sudah selesai? " rania mengangguk lemah, rey langsung membantunya berdiri dan membawanya ke westafel untuk membersihkan rania, rey terus memegangi rania untuk berdiri, ia ingin sekali menggantikan posisi istrinya yang terlihat sangat tidak berdaya itu, muka pucat pasi, lingkar mata yang menghitam bahkan melebihi dirinya bibirnya yang pucat belum lagi mukanya yang lesu
Setelah selesai rey langsung menggendong rania ala bridal style dengan kekuatan extra karena tubuh rania yang cukup besar, ia membawanya perlahan dan menidurkannya di brangkarnya
Rey yang baru menyadari darang yangbkeluar dari tangan rania langsung panik
"ini kenapa?"tanya rey khawatir, rania yang tidak mempunyai cukup tenaga untuk berbicara memandang rey dan jarum tiang infus bergantian, rey tang mengerti tatapan itu langsung kesal
"Kenapa kamu melepas jarun itu sembarangan rania" tegas rey, rania tidak menjawab dan hanya memandang rey dengan perasaan bersalah karna lagi lagi membuat suaminya khawatir
Rey langsung menekan tombol panggilan dan tak lama seorang suster datang
"ada yang busa saya bantu? " tanya suster itu
" tolong pasangkan infusnya" pinta rey, suster itu mengangguk mengerti dan langsung mengerjakannya
dan mata rey selalu tertuju pada rania yang sedang berbaring, ia kesal kenapa rania tidak membangunkannya dan malah pergi sendiri, apa lagi jarum infusnya ia lepas paksa, kenapa rania tidak membangunkannya yang jelas ada di sebelah nya
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Lily Of The Valley
RomanceHanya satu wanita yang bisa membuatku gila akannya, aku tidak pernah bisa menebaknya, pada satu sisi dia sangat lembut tapi di sisi yang lain dia sangat kasar, seorang wanita gemuk yang terjebak hidup denganku karena obat sialan ~Reyhan Prasetya Aku...