Lima Belas

789 63 5
                                    

Sudah seminggu aku tinggal di rumah yang besar nan indah ini bersama rey dan para pebantu yang tinggal terpisah dengan kami, aku sangat senang saat rey mengatakan bahwa rumah ini ia beli dengan uang hasul kerjanya selama beberapa bulan di kantor papanya, ia menceritakan dengan semangat bagaimana ia memilih rumah yang di rekomendasikan dan akhirnya memilih rumah yang kami tempati saat ini

"nyonya tuan sudah pulang " saat mendengar itu dari salah satu pembantuku, aku langsung pergi ke depan untuk menyambut rey, ia tersenyum dengan muka capeknya kemudian mencium bibirku, ahh sudah hampir lima bulan kami menikah tapi masih saja aku malu setiap kali ia menciumku

" assalamualaikum"

"waalaikumsalam, telat ah masak cium dulu baru salam" ujar ku, rey hanya terkikik, aku langsung membuka jasnya dan mengikutinya ke kamar kami yang di lantai dua

"apa ada sesuatu yang menarik hari ini? " tanyaku, ia hanya tersenyum dan menggeleng

" seperti biasa, aku hanya berkutat dengan kertas kertas yang sangat berguna itu" jawabnya aku tertawa dan menyiapkan baju gantinya

"airnya udah siap, mandi gih" ujarku rey hanya mengangguk dan langsung pergi

Aku mengambil kemejanya yang ia taruh di pinggir kasur dan menghirup baunya dalam, mungkin kalian pikir ini menjijikkan tapi aku sangat menyukainya, baunya masih sangat harum meskipun ia seharian berkerja di kantornya

Clek

"ishhh biasaan ah nyium kemejaku, cium aku aja kenapa sih, nih dah harum" rey berjalan kearahku dengan masih memakai handuk yang di sampirkan di pinggangnya

Aku langsung memeluknya dan mencium baunya dalam dan sesekali mengecup tubuhnya dan dapat dipastikan ia akan menggeliat geli

"ra kalo mau bilang aja deh ga usah gitu" ucap rey membuat pipiku memanas dan tak lama ia melumat bibirku membuat genggamanku pada kemejanya jatuh

Ia melepas lumatan kami dan langsung menggendongku untuk di baringkan di kasur, setelah mendapat posisi enak, ia langsung melanjutkan aktifitasnya

"rey berjanjilah setelah kau tau siapa aku kau tidak akan meninggalkanku" ucapku dengan posisi yang tidur di dadanya sambil memainkan jariku di sana setwlah aktifitas kami selesai

Dapat kurasakan pergerakannya, aku mengangangkat kepalaku dan melihat ia yang tertunduk menatapku

"kau? "

" iya, aku akan memberitaumu semuanya" ya aku sudah memutuskan untuk menceritakan semuanya padanya setelah seminggu ini memikirkannya

"aku berjanji ra" aku mengangguk dan memulai ceritaku

"aku bukan seorang gadis yang baik" bukaku dengan terus menunduk, menenggelamkan wajahku di dadanya

"aku sudah membunuh beberapa orang saat aku dalam masa perawatan satu tahun, aku mempunyai diriku yang lain yang sangat bertolak belakang denganku, ia sangat buas dan keras kepala pada saat itu aku bisa mengendalikannya, aku sadar dengan apa yang aku lakukan dan aku bisa sewaktu waktu berubah menjadi diriku, dokterku mengatakan bahwa itu alter ego ku, suatu sifat yang timbul karna aku ingin menjadi orang lain dan selama aku bisa mengendalikan nya semua akan baik baik saja, tapi saat aku hilang kendali maka ia akan mendapat kendali penuh tentangku dan bahkan menjadi pemilik baru di tubuhku dan aku yakin kamu sudah bertemu dengan nia kan? "jeda sesaat karna dapat kurasakan ketegangan di tubuh rey

" nia adalah alter ego Ku tidak lebih tepatnya ia diriku yang lain, karna akhir akhir ini kami sering bertengkar dan nia lebih kuat dariku sehingga terkadang ia akan menguasai tubuhku saat aku sedangblemah atau tertidur dan aku tidak bisa mengingat apa yang telah dilakukannya karna kami memiliki pemikiran yang berbeda"jelasku,. Aku melepas pelukanku dan menatap rey

"maafkan aku jika nia melakukan suatu hal yang dapat membahayakanmu, ia sangat marah saat aku ingin berhenti membalaskan dendamku pada orang yang telah membunuh keluargaku, aku ingin berhenti karna bayi yang aku kandung lebih penting dari balas dendam itu, aku mohon rey bantu aku untuk membujuk nia menghentikan balas dendam itu, ia tidak peduli dengan bayi ini dan ia juga tidak peduli dengan diriku selama ia bisa membalaskan dendamnya" tampa terasa sebuah air mengalir di pipiku cukup deras membuatku cukup kaget dengan apa yang terjadi pada duriku yang tiba tiba menangis tampa sebab

Rey langsung memelukku dan menenangkanku

"aku berjanji akan membuat nia sadar" bisiknya kemudian mengecup bibirku membuatku lebih tenang

Author pov

"pelan pelan ra awas licin" teriak rey yang melibat rania berjalan di pinggir kolam renang ingin ikut berenang bersamanya, ia sangat khawatir jika rania jatuh dan akan membahayakan calon bayi yang ada di dalam kandungan rania

"sini pelan pelan" ujar rey saat membatu rania masuk ke dalam kolam renang, saat sudah masuk mereka langsung menyelam menggerakkan anggota tubuh mereka tapi tiba tiba rey memeluk rania dari belakang saat ini rania sedang berdiri mengatur nafasnya yang membuat nya terkejut

"rey" pekik rania membuat rey tersenyum dan mengecupi bahu samapi lekuk lehernya lembut membuat rania menggeliat geli

"ah.. Rey" desar rania saat kecupan itu mulai turun kedadanya

"astagfirullah" pekik seseorang yang langsung membuat aktifitas mereka terhenti, mereka langsung menoleh ke asal. Suara dan melihat amel yang kaget dan sahabat rey yang tersenyum penuh arti

"ck ck ck mereka bahkan melakukannya di kolam renang " ujar zen

" untung saja ini indor kalo outdor pasti dah diliatin sama yang lain" lanjut axel

"kalian ga bisa melakuakannya di kamar saja? " tanya keenan

" rey ingat perut rania ish" kesal afnan, rania dan rey cengo melihat mereka datang tampa pamit

"aampe kapan diam. Di dalam huh? " ujar zen, rey langsung keluar dari kolam dan mengambil bath robe setelah ia memakaikan sendiri satu di badannya

" kalian berbaliklah sebelum aku bilang sudah jangan melihat ke arah sini" tegas rey yang tidak ingin tubuh istrinya menjadi tontonan sahabatnya karna rania hanya mengenakan bikini

" ayo keluar sayang, pelan pelan" uajr rey, rania menaiki tangga kolam renang perlahan sambil di bantu rey takut jatuh saat sudah naik ia langsung memakaikan bath robe yang di pundaknya pada rania dan menuntunnya duduk di kursi pinggir kolam

"sudah" uajr rey, mereka langsung berbalik dan tersenyum jahil

" ngerti yang rey seorang pemilik rania" ujar keenan

"posessif banget sih" lanjut zen

Membuat yang lain terkikik berbeda dengan rey yang memakai muka masamnya

"istriku terlalu indah untuk kalian lihat" ujar rey membuat pipi rania bersemu merah

"dasar pengantin baru" ujar axel

"iya baru jadi hahaha" lanjut afnan yang diikuti yang lain

"ishhh kalo kalian cuman mau ganggu gue dan rania mending pulang deh" user rey

"easy bro, masak main kerumah sahabat sendiri ga boleh" ujar zen yang sudah duduk satu bangku dengan rey dan rania diikuti yang lain

"lagi pula lo yang minta kita kumpul di sinikan" ujar keen yang mulai menampakkan wajah seriusnya karna apa yang tadi malam ia dengar dari rey tentang rania

"dan kali ini cukup berat huh? Tapi setidaknya worth it lah" lanjut zen

" aku juga ada dendam. Tersendiri dengannya" lanjut axel, membuat rania bingung dengan jalan pembicaraan mereka sedangkan rey hanya tersenyum puas

"ok kita harus bisa nyelesain ini secepatnya " ujar rey dengan senyum devilnya

TBC

Terimakasih Sudah mau membaca ceritamu yang pertama ini Aku tau ini masih berantakan tapi molhon maklum ya, Makasihhh juga yang Surat vote ceritamu ini makasihhhhh banget setiap Kali liat Ada yang vote Aku langsung berbunga *lebay *curhat

Stay ya Sama  cerita ini  semoga Kacian tetep Suka sampai akhir😭

Lily Of The Valley Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang