PROLOG

50.4K 1.5K 91
                                    

PERINGATAN!! (18+)

Aku balik lagi ke zona nyeleneh *plak*... btw, buat adik-adik dibawah 18+ jangan usil intip2 cerita yang satu ini yaaak.. maapkan aku siapa tau ada yang kurang berminat dengan gendre seperti ini...

---

Kirana mendorong pelan pintu kayu besar yang bertuliskan Chief Executive Officer itu, setelah hampir lima menit mengetuknya tidak mendengarkan sahutan sama sekali dari dalam sana. Bahkan Rena , sang sekretaris sang boss yang berpenampilan seperti wanita penghibur itu juga tidak terlihat di tempatnya.

Biasanya Rena paling antisipasi setiap kali melihat keberadaan Kirana di dekat boss-nya itu, dikarenakan satu gedung ini tau seberapa gencar seorang CEO muda seperti boss mereka itu mengejarnya. Bahkan Kirana sendiri heran, apa yang membuat lelaki itu bersikap demikian terhadapnya?

Setelah menghembuskan napas perlahan Kirana melangkah memasuki ruangan yang di dominasi abu-abu putih itu dan sedetik kemudian wajah Kirana berubah pucat, begitu mendapati pemandangan paling intim selama 23 tahun hidupnya.

Lelaki itu menyadari keberadaan Kirana. Dengan cepat dia mendongak, tidak langsung menarik kepala perempuan yang bersembunyi di bawah mejanya dan menatap Kirana yang berdiri disana dengan tatapan sayu penuh dambaan.

Nampan yang Kirana pegang bergetar. Perempuan itu mengerjab dengan tubuh membeku.

"Ki --rana!" Desahan panjang lolos dari bibir kemerahan si lelaki berwajah dewa begitu pelapasannya terasa pas karena membayangkan Kiranalah yang seharusnya melakukan itu padanya.

Mendengar nama Kirana di sebut, perempuan itu dengan cepat mengangkat wajah dan tanpa malu-malu menatap Kirana dengan tatapan tajam.

Kirana, Kirana dan selalu Kirana merusak momen yang paling dia nanti-nantikan. Selalu nama Kirana yang lelaki itu sebuatkan setiap kali pelepasannya.

Dengan segera Rena bangkit dari posisinya bersamaan dengan sang boss yang juga membenahi diri dan setelah merasa pakaiannya kembali rapi lelaki itu pun berdiri hendak menghampiri Kirana, namun sebelumnya dengan isyarat dia memberi kode kepada Rena agar segera keluar dari ruangannya.

Rena mendengus sebal, menatap Kirana tajam sebelum akhirnya dia benar-benar meninggalkan ruangan itu.

Kirana mencoba mengatur deru napasnya, kemudian meletakkan nampan yang sedari tadi dia pegang ke atas meja kerja berkayu jati itu dengan hati-hati.

"Ini-- kopi Bapak. Saya permisi. Maaf jika saya mengganggu," suara Kirana tercekat dan dengan segera perempuan itu memutar tubuh hendak beranjak meninggalkan ruangan sang CEO. Namun pergerakannya kalah cepat dengan sosok yang meraih lengannya, menarik Kirana hingga membentur dada bidang yang kini berdiri tegap di hadapannya.

Kirana terlonjak kaget. Memberanikan diri menatap mata pekat milik sosok di hadapannya itu.

"Sampai kapan kamu menolakku, heh? Aku bisa berikan kamu apapun, Kirana. Asalkan--"

"Saya harus menjadi pelacur anda?" Kirana memotong cepat ucapan lelaki itu dan mengerjab pelan. Suaranya bergetar.

Diliriknya cekalan di lengannya dan dengan sentakkan kuat Kirana menepisnya.

"Dengar, tuan besar Raga Rizky Pranata! Saya bukan Rena yang bisa kamu sogok dengan berlian 24 karat agar melayanimu selama 24 jam. Saya juga bukan Elena yang bisa kamu seret ke atas ranjangmu hanya dengan harta serta kedudukan yang kamu miliki!"

Tutur Kirana lantang, membuat wajah Raga seketika mengeras. Tatapannya tidak lepas dari wajah cantik Kirana dengan deru napas memburu.

"Kamu menolakku? Lagi?" Desis Raga.

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang