16. WORRIED

14K 895 39
                                    

--budayakan vote sebelum baca--
Sorry kalo banyak bgt typonyaaaa :(

***

Kirana mengerjab pelan saat merasakan derab langkah menjauh dari kasur, bersamaan dengan gemuruh yang tiba-tiba saja berdentum hebat dari dalam dadanya. Dengan cepat Kirana memutar kepala dan mendapati sosok Raga yang sudah menghilang dari balik pintu kamar mandi.

Sesaat lalu, Kirana mendengar dengan jelas bisikkan Raga di telinganya bersamaan dengan sebuah kecupan yang sampai detik ini terasa hangat di dahinya. Sebelah tangan Kirana bergerak pelan menyentuh bekas kecupan itu dan saat mendengar pintu kamar mandi yang kembali terbuka buru-buru Kirana kembali memejamkan mata dan pura-pura kembali tertidur.

Sementara Raga yang sudah dalam keadaan lebih segar dan sudah berganti pakaian tampak tersenyum memandangi wajah terlelap Kirana. Menghembuskan napas pelan, Raga kembali duduk di tepi kasur sembari mengelus lembut lengan Kirana --yang Raga tidak ketahui jika sebenarnya Kirana bersusah payah menahan napas dengan jantung berdebar kencang.

"Na, hei? Bangun dulu gih? Kamu ganti baju, bersih-bersih dulu biar tidurnya enak," bisik Raga begitu lembut sambil menepuk-nepuk pelan lengan Kirana.

Kirana yang semula masih berpura-pura tertidur menggeliat sambil mengerjab, dan perlahan membuka kedua matanya yang langsung menangkap lekat wajah Raga yang tampak lebih segar.

Dengan hati-hati Kirana menegakkan posisi tubuhnya dan tersenyum kecil kepada suaminya itu sambil mengangguk pelan. Tanpa mengatakan sepatah katapun, Kirana langsung bangkit dari posisi tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi.

Begitu berada di dalam kamar mandi, dengan kasar perempuan itu menghembuskan napas dan mendudukkan diri di atas closet dengan jantung berdebar.

"Ya, Tuhan! Kenapa rasanya mau copot?" Gumam Kirana begitu pelan sembari menggigit bibir dalamnya sambil menggeleng kuat menatap pantulan dirinya dalam cermin.

***

Tidak seperti biasanya, entah mengapa pagi itu Kirana merasa lebih bersemangat. Sarapan pagi untuk Raga telah tersaji setengah jam lebih awal yang membuat Kirana sendiri terbengong-bengong memandangi meja makan yang sudah penuh dengan menu makanan sehat.

Begitu Raga berada di ruang makan dan pandangannya menyapu ke atas meja, wajah lelaki itu tampak terkejut dan pandangannya langsung beralih menatap Kirana yang menautkan sepasang alisnya.

"Kamu gak salah masak sebanyak ini?" Tanya Raga kebingungan. Kirana memperhatikan isi meja makan selama beberapa detik dan menggeleng pelan.

"Kenapa? Kamu gak suka?" Tanya Kirana dengan nada pelan.

"Bukan gak suka. Tapi kok tumben kamu masak sebanyak ini? Biasanya juga kamu masak cuma sekedarnya doang?" Terang Raga lagi menatap Kirana dengan mata menyipit.

Kirana kemudian menghembuskan napas perlahan dan menatap Raga lekat.

"Ya udah sih kalau kamu gak mau!" Seru Kirana yang bersiap-siap mengangkat piring makanan di bagian Raga yang dengan cepat pria itu langsung berseru dan menahan gerakkan sang istri.

Raga tersenyum begitu manis menatap Kirana yang saat ini sudah dengan susah payah mencoba menahan degub jantungnya. Dengan hati-hati Ragapun menarik lembut lengan Kirana dan membawa istrinya itu hingga duduk di kursi kosong tepat di sampingnya.

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang