--Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca--
sebelumnya mohon maaf jika part ini rada sedikit keburu-buru. Soalnya aku mau skip, biar partnya gak terlalu panjang nantinya dan buat kalian bosan... hehehe, plis kritik dan komen kalau part ini semakin ngaur yaaaaah...
***
Raga yang minggu pagi itu sudah telihat rapi, tidak seperti hari libur biasanya. Melirik ponsel Kirana yang terletak di atas nakas tidak jauh dari meja rias berdering sebanyak dua kali. Sesekali Raga melirik kearah pintu kamar mandi dan menyadari jika kemungkinan istrinya itu akan lama keluar dari dalam sana, Raga pun meraih benda pipih itu dan belum sempat tombol hijau pada layar bergeser terdengar suara kunci yang terbuka, disusul derit pintu dan Kirana yang melangkah pelan menuju meja rias.
"Ada yang nelpon kamu. Ini sudah panggilan kedua. Kayaknya penting deh, coba kamu cek!" seru Raga. Kirana yang baru mau mengeringkan rambut basahnya mengerutkan dahi dan meraih ponsel miliknya dari tangan Raga.
Sempat diliriknya sekali lagi layar ponsel itu sebelum Kirana menempelkan di daun telinganya.
"Selamat pagi, saya dokter Ginnara dari rumah sakit Harapan Bunda. Apa benar ini dengan Ny. Kirana Pranata?"
Mendengar suara lembut dari ujung panggilannya membuat Kirana seketika membeku, namun hanya sepersekian detik setelahnya perempuan itu mencoba bersikap tenang dan tersenyum kecil kepada Raga saat menyadari jika suaminya itu terus saja memperhatikannya.
"Oh, iya, kenapa?" tanya Kirana berusaha terlihat biasa saja. Begitu mendapati jika Raga sudah mengalihkan perhatiannya pada majalah bisnis yang baru saja dia ambil dari laci meja di sudut ruangan, dengan segera Kiranapun berjalan cepat keluar dari kamar dan memilih menyudut di ruang tengah yang menghadap ke arah kaca besar yang menjadi salah satu spot favorit Kirana jika tengah menidurkan kedua buah hatinya saat dia bosan berada di dalam kamar.
"Bagaimana hasilnya, dok?" serbu Kirana setelah merasa cukup aman dari jangkauan Raga.
"Ada hal penting yang harus saya omongi langsung, sebaiknya besok kamu datang ke rumah sakit ya?"
Kirana sempat terdiam selama beberapa detik dengan pikiran yang mulai berkelana. Mencoba membasahi tenggorokkannya perempuan itupun hanya berdehem pelan dan setelah mendengarkan penjelasan dokter Inna dari ujung sana panggilan itupun segera berakhir.
Dengan menghembusan napas cukup keras Kirana menjauhkan ponsel dari telinganya dan mendekap benda mungil itu di depan dada sambil memejamkan mata selama beberapa detik.
***
"Berdasarkan riwayat penyakit yang di alami Ibu kamu, kemungkinan terbesar kamu juga memiliki bibit kanker yang sama itu sebesar 90 persen. Dan dari hasil tes yang sudah kamu lakukan kemarin, disini dijelaskan bahwa kamu positif di diagnosa memiliki kanker darah stadium akhir. "
Penjelasan dokter Inna seketika membuat atap di atas kepala Kirana seakan runtuh seketika. Jantungnya berdebar hebat dan ingatannya kembali berputar kepada kejadian beberapa tahun yang lalu.
"Kanker darah atau leukimia yang ibu derita sudah memasuki stadium akhir. Dan satu-satunya pengobatan paling efektif selain kemoterapi dan obat-obatan adalah donor sumsum tulang belakang dari kerabat terdekat,"
"Kanker, dok? Ibu saya mengidap kanker?"
Dokter dengan rambut yang nyaris memutiih itu mengangguk pelan, sementara perempuan baya yang duduk di samping Kirana yang saat itu masih mengenakan seragam putih abu-abu tampak menahan tangis sambil meremas jemari-jemari tangannya yang terasa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLY ( COMPLETE)
ChickLitRaga adalah sebuah keagungngan. Semua orang tunduk dan patuh pada pesonanya. Raga begitu rupawan dengan segala kesempurnaan yang nyaris tampa celah. Dia terlahir sebagai putra satu-satunya pengusaha paling kaya di Indonesia. Memiliki kemampuan memik...