EXTRA PART

12.9K 525 25
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum baca

***

Lima tahun kemudian...

***

Setelah lima tahun tinggal di Singapur, akhirnya Karlin berhasil membujuk suami tercintanya untuk kembali ke Jakarta, karena bagaimapun, dia merasa Jakarta adalah rumahnya. Di sana dia memiliki adik, dan Emak Lin yang bisa dia kunjungi disaat dia bosan. Sementara disini? Karlin hanya menghabiskan kesehariannya di dalam rumah besar atau paling tidak berkeliling kafe-kafe mengecek situasi.

Dan malam ini, Karlin membuat pesta kecil-kecilan di halaman belakang rumah barunya, mengudang para sahabat yang sungguh di luar dugaan telah membawa balita-balita mungil yang sungguh menggemaskan.

"Aku mau ke kamar mandi!" Raka berbisik ke pada Kirana yang tengah asik menata meja kue.

"Mau Mama temenin?" bisik Kirana dan Raka langsung menggeleng cepat.

"Bisa sendiri kok," jawab bocah kecil itu sekenannya dan Kirana tersenyum lembut menatap putranya itu.

"Kamu naik ke dalam, nanti toiletnya di belakang dapur ya?" terang Kirana dan Raka pun mengangguk penuh semangat sebelum ia berlari menuju arah yang Mamanya itu jelaskan tadi.

***

Raka baru saja keluar dari kamar mandi, dan langkahnya terhenti di dekat pintu dapur saat melihat seorang gadis kecil duduk di lantai sambil memeluk toples selai coklat. Dahi Raka mengeryit dan langkahnya berderab pelan mendekati gadis itu.

"Hei?" seru Raka pelan. Gadis itu mengangkat wajahnya dan membuat Raka terkejut bukan main. Hampir saja bocah lelaki itu terjungkal ke belakang dengan mata mengerjab, dan beberapa detik kemudian dia tertawa mendapati gadis kecil dengan wajah berlumuran coklat di hadapannya.

"Kamu kotor!" ucap Raka menunjuk wajah gadis kecil yang masih diam terpaku menatap wajah tampan Raka. Hampir saja gadis itu mengusap wajahnya dengan tangan kotornya, Raka dengan cepat mencegahnya.

"Tangan kamu kotor!" seru Raka dan pandangannya mengedar ke seliling dapur, begitu mendapati kotak tisu di atas meja pantri dengan cepat Raka berlari dan kembali menghampiri gadis kecil itu.

"Aku Raka! Namamu siapa?" tanya Raka sambil menggerakkan tangannya membantu gadis itu membersihkan wajahnya dari sisa coklat.

Seakan terhipnotis dengan sikap lembut Raka, gadis itu hanya mampu terdiam bagaikan patung. Raka tidak mempermasalahlan itu. Dan saat wajah gadis itu sudah bersih dari sisa coklatnya, kini gantian Raka yang tertegun mendapati wajah cantik bagaikan boneka barbie di hadapannya itu. Raka mengulurkan tangannya kepada gadis itu, dan masih dengan gerakkan kaku bagaikan robot gadis itu pun menerima uluran tangan Raka.

Tanpa keduanya sadari, ada sepasang mata mungil yang mengamati mereka dengan rasa cemburu.

***

Ilya mengerut bingung, pasalnya putrinya itu beberapa menit yang lalu terlihat begitu antusias berlari ke dalam rumah membawa potongan kecil jagung bakar yang katanya ingin di berikan kepada Raka. Namun tiba-tiba saja, Hanna , sang putri lebih cepat keluar dari dalam rumah masih membawa potongan jagung dengan wajah cemberut. Lalu tiba-tiba seorang anak laki-laki seusia dengannya menyambar jagung dalam genggaman Hanna dan langsung menggigitnya, membuat gadis itu memekik kaget dan nyaris melemparkan sepatu kecil ke arah anak laki-laki itu yang langsung membuat Ilya dan Ando panik.

"Hanna? Jangan begitu! Nick itu teman kamu. Sama seperti Raka dan Reiga. Jangan pilih kasih, oke?" peringat Ilya menatap tegas manik mata putrinya itu.

Hanna kemudian tampak cemberut.

"Tapi Hanna buat itu untuk bang Raka!" seru Hanna merajuk dan Ilya tersenyum dengan sabar.

"Nantikan bisa kita buat lagi. Sudah, gak apa-apa jagungnya di makan Nick!" seru Ilya dan kali ini membujuk Hanna untuk membuat kembali jagung bakarnya.

Sementara Karlin dan Kirana yang tadi sempat melihat adegan itu tersenyum dari tempat mereka duduk dan menggeleng kecil.

"Gak heran kalau anak kamu langsung jadi idola, Kirana!" bisik Karlin tertawa pelan.

"Bahaya kalau mereka banyak fans. Terutama Raka. Aku rasa sih dia gak akan bisa bersikap ramah!" seru Kirana ikut tertawa, namun pemandangan di depannya detik itu juga membuat Kirana tercengang tidak percaya.

Melihat raut wajah Kirana, membuat Karlin mengerutkan dahi dan begitu menangkap hal yang sama dengan apa yang kirana lihat, senyum di wajah Karlinpun mengembang lebar.

Raka disana, sedang bersama Cempaka putrinya. Keduanya tampak akrab dengan Raka yang menggerakkan kertas oragami berbentuk kupu-kupu di depan wajah Cempaka dan keduanya tertawa begitu bahagia.

Kirana kemudian menatap Karlin yang begidik pelan dengan wajah terpaku.

Itu Rakanya... Bisik Kirana dalam hati.

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang