--budayakan vote terlebih dahulu, sebelum dibaca guys--
Kirana menggeliat pelan dari balik selimut tebal yang membungkus tubuh polosnya dengan kelopak mata yang terbuka perlahan dan pandangannya langsung menangkap wajah tampan yang tengah terlelap sambil mendekapnya begitu erat, dan membuat wajah Kirana yang semula terkejut kini berubah dengan seulas senyuman mengembang indah di wajahnya.
Deru napas Kirana yang semula memburu pun kini mulai merileks, merasakan hembusan napas Raga yang masih terdengar teratur dan terasa menenangkan. Kilasan kejadian malam tadi bergerak cepat dalam ingatan Kirana, yang mendadak memberi efek panas keseluruh wajahnya yang dia yakini pasti sudah memerah sekarang. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu berdua bersama Raga seperti ini, Kirana pun kembali melesakkan wajanya ke dalam dada bidang Raga yang telanjang dan menghirup aroma khas suaminya itu dalam-dalam.
Sementara itu, Raga yang sebenarnya sudah terjaga dari setengah jam yang lalupun membuka kedua matanya begitu mendapati Kirana kembali memejamkan mata. Pelan-pelan Raga menghembuskan napas, semakin merapatkan pelukannya dan meletakkan dagu di atas puncak kepala Kirana dengan sekelebat bayangan yang membuat Raga gelisah.
Seharusnya, dari saat pertama kali Raga menyadari jika dia mulai jatuh cinta dengan Kirana, seharusnya Raga menceritakan hal yang sebenarnya kepada istrinya itu. Mengenai rencana awal dirinya menerima perjodohan mereka, bahkan sampai terciptanya perjanjian kontrak pranikah yang seharusnya mereka tanda tangani, sehingga tidak akan ada kesalahpahaman yang akan terjadi di antara dirinya dan Kirana kelak.
Namun saat ini rasanya percuma saja. Jika Raga menceritakan kebenarannya sekarang, Raga khawatir jika istrinya itu akan beranggapan kalau selama ini dia hanya bepura-pura saja.
Tanpa sadar pelukan Raga semakin kuat membuat Kirana tiba-tiba saja merasakan sesak. Mengerjab pelan, perempuan itupun kembali membuka mata dan mendongak mendapati wajah Raga yang terlihat cemas.
Dahi Kirana mengeryit, dan dengan jari telunjuknya dia sentuh perlahan garis wajah suaminya itu yang membuat Raga menggeliat pelan.
"Kamu lagi mikirin sesuatu? Apa kamu lagi ada masalah?" Suara merdu Kirana pagi itu membuat Raga tersentak dan refleks dia membuka lebar kedua matanya, kemudian menunduk untuk menatap Kirana yang tengah memandangnya dengan tatapan teduh.
Keduanya saling terdiam selama beberapa detik, sedang Kirana tersenyum begitu lembut yang membuat suasana hati Raga perlahan mulai terasa membaik. Lelaki itu pun ikut tersenyum, sambil meraih sebelah wajah istrinya dengan satu tangan dan memberikan kecupan kilat di bibir mungil Kirana.
"Gak. Aku gak kenapa-kenapa," ucap Raga sekenannya dan kembali mendekap tubuh mungil Kirana dengan begitu erat.
Kirana tidak ingin memikirkan apapun. Tapi entah mengapa hati kecilnya justru berkata lain, jika ada sesuatu yang sepertinya cukup serius yang sedang menjadi beban pikiran Raga saat ini. Namun, jika Raga tidak nyaman bila dia mendesaknya, maka Kirana akan memilih mengalah. Kirana yakin, jika waktunya sudah tepat Raga pasti akan menceritakan masalahnya.
Menghembuskan napas keras Kiranapun segera mengambil posisi nyaman dan membalas pelukan Raga sama eratnya.
***
"Jadi nanti malam kamu ada meeting?" Kirana bertanya sambil melipati beberapa popok bayi dan menyimpannya ke dalam lemari atom khusus untuk perlengkapan Raka dan Reiga yang letaknya di sudut ruangan.
Raga yang sedari tadi asik bermain dengan kedua buah hatinya itu menegakkan tubuh menjauhi box, menoleh menghadap Kirana dan kemudian mengangguk pelan.
"Kenapa meeting nya harus jam segitu?" Tanya Kirana keheranan. Dan sesekali melirik pada Raga yang terlihat asik bersama Raka dan Reiga.
"Biasalah, permintaan klien. Kita sebagai calon relasi harus manut aja biar kontrak bisa deal! Iyakan, jagoan?"seru Raga sambil tertawa menggoda kedua buah hatinya. Raka terlihat begitu tenang, tertawa tanpa suara sementara Reiga dengan begitu aktif bergerak sampai membuat Raga tergelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLY ( COMPLETE)
ChickLitRaga adalah sebuah keagungngan. Semua orang tunduk dan patuh pada pesonanya. Raga begitu rupawan dengan segala kesempurnaan yang nyaris tampa celah. Dia terlahir sebagai putra satu-satunya pengusaha paling kaya di Indonesia. Memiliki kemampuan memik...