--Budayakan vote lebih dahulu sebelum baca gengs--
***
"Sayang, kamu sakit?"
"Hem?"
Kirana yang sedang menyiapkan sarapan pagi itu sempat mengerjab dan tersenyum kecil menatap Raga yang tengah memandanginya dengan pandangan khawatir. Kirana kemudian menggeleng cepat sambil membantu Raga mengambil nasi bagiannya sebelum duduk di kursi kosong tepat di samping suaminya itu.
"Enggak kok, aku sehat. Kenapa?" Tanya Kirana yang kali ini menuangkan air mineral ke dalam gelas milik Raga.
Sebelum menyahut, Raga meneguk sedikit minumnya dan kembali menatap Kirana lekat.
"Kamu pucat banget. Biasanya gak dandan juga kamu masih kelihatan seger. Kamu udah mandikan?"
Dan pertanyaan Raga barusan membuat Kirana langsung melotot sambil menoyor pelan lengan suaminya itu.
"Ya udah, dong! aku udah wangi kayak gini masa belum mandi," seru Kirana tertawa pelan yang sempat mengerjab yang tiba-tiba saja merasakan kepalanya sedikit nyeri. Namun perempuan itu berusaha menepisnya dan mulai menikmati sarapan paginya sambil bercengkrama dengan Raga yang diam-diam masih merasa khawatir melihat Kirana pagi ini yang tidak seperti biasanya.
.
.
Beberapa saat yang lalu Raga baru saja berangkat ke kantor dan Kirana pun memilih merebahkan diri di sofa ruang tengah saat merasakan kepalanya kembali berdeyut hebat. Memejamkan mata sejenak sambil mengatur napas Kirana mencoba meredam denyutan di kepalanya.
Selang beberapa menit kemudian, Kirana tersentak saat mendengar suara telpon di sebelahnya berdering cukup kencang dan dengan mata menyipit perempuan itu meraih gagang telpon dan menempelkan benda itu ke telinganya.
"Sayang, kamu gak apa-apakan?" Mendengar suara lembut yang syarat kekhawatiran itu membuat dahi Kirana sempat mengerut, namun sedetik kemudian sambil mengurut pelan pelipisnya Kiranapun tersenyum.
"Kamu baru aja ninggalin rumah gak sampai setengah jam. Dan tadi juga kamu lihat aku baik-baik ajakan, Ga?" seru Kirana heran bercampur bahagia. Dia tidak menyangka jika ternyata Raga memiliki ikatan batin yang cukup kuat dengannya.
Memang beberapa hari ini Kirana merasa mudah lelah dan terkadang kepalanya juga bisa tiba-tiba saja pusing seperti saat ini di tambah seluruh badan yang terasa ngilu. Rasa sakitnya tidak seperti biasanya jika dia di serang demam dan bahkan nyaris membuat Kirana sulit bergerak.
Tapi jika dia sudah mengistirahatkan diri selama beberapa menit saja keadaanya akan kembali seperti semula, karena itu Kirana tidak ingin membuat Raga khawatir hanya karena kondisi fisiknya saat ini.
"Kamu tuh pucat banget. Aku khawatir. Kalau gak aku balik aja ya, temenin kamu di rumah?" Seru Raga lagi yang membuat Kirana langsung menegakkan posisi duduknya sambil menggeleng dan langsung tersadar jika Raga tidak bisa melihatnya.
"Raga, plis! aku baik-baik aja. Kamu gak usah khawatir,"
Di ujung sana Raga terdengar menghembuskan napas keras.
"Beneran kamu gak apa-apa?"
Kirana tersenyum haru mendengar nada cemas suaminya itu. "Iya, sayang. aku baik-baik aja," ucap Kirana penuh keyakinan yang akhirnya membuat Raga di seberang sana menghembuskan napas sekali lagi dan berdehem pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLY ( COMPLETE)
ChickLitRaga adalah sebuah keagungngan. Semua orang tunduk dan patuh pada pesonanya. Raga begitu rupawan dengan segala kesempurnaan yang nyaris tampa celah. Dia terlahir sebagai putra satu-satunya pengusaha paling kaya di Indonesia. Memiliki kemampuan memik...