40. DONOR...

9.5K 564 62
                                    

--budayakan vote sebelum baca--
tandai kalau ada typo yah

***

"Dokter Inna, pendonor tidak ada di dalam ruangan? "

Inna yang baru saja bersiap-siap hendak memasuki ruang operasi terkesiap dengan wajah memucat. Memutar tubuhnya cepat, perempuan cantik itu mendapati seorang perawat yang setengah berlari menghampirinya.

"Maksud kamu? "

"Dokter anestesi baru saja keluar dari ruangan untuk mengecek keadaan pendonor, tapi pendonornya tidak ada! " terang perawat itu lagi yang tanpa basa-basi Inna langsung mengeluarkan ponsel dari saku snellinya (red: jas putih yang biasa di pakai dokter) dan sebelum panggilan itu terhubung Inna kembali menoleh kepada sang perawat.

"Sampaikan kepada yang lain operasi kita tunda, kamu tetap pantau kondisi kesehatan pasien. Saya akan menghubungi pihak keluarga pendonor, mungkin mereka ada sedikit masalah! " seru Inna yang setelahnya dokter cantik itu berjalan cepat memasuki ruangannya.

.
.

Operasi seharusnya berlangsung satu jam yang lalu dan saat ini, Inna sudah terlihat begitu gusar di dalam ruangannya dan terlonjak kaget ketika seseorang menerobos masuk begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata sedikitpun.

"Raga? "

"Kenapa operasinya harus di tunda? " seru Raga tanpa basa-basi, menatap wajah Inna begitu tajam.

Inna terlihat sedang mengatur deru napasnya dengan memejamkan mata selama beberapa detik, setelahnya kembali membuka matanya perlahan dan menatap lurus ke dalam manik mata Raga.

"Karlin kabur, " gumam Inna yang detik itu juga membuat raut wajah Raga berubah terkejut.

Tubuh tegapnya langsung melemas dan dengan gusar Raga membasuh wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Kenapa jadi seperti ini? Tinggal sedikit lagi, dan Kirananya akan sembuh. Tapi kenapa...

"Aaaaargh! " Raga terlihat frustasi dan tanpa sadar menendang sofa di tengah ruangan yang langsung membuat Inna terkesiap.

"Kamu harus tenang. Aku yakin Karlin pasti kembali! " seru Inna menghampiri Raga dan mengelus pelan lengan saudara kembarnya itu.

Sesaat Inna tertegun dan mengingat percakapan singkat dengan Karlin beberapa jam yang lalu.

"Kalau saya tiba-tiba menghilang, itu artinya terjadi sesuatu dengan diri saya! "

Inna mengerutkan dahi mendengar penuturan Karlin itu dan menatap perempuan yang berdiri di hadaannya begitu lekat, sementara itu Karlin tampak mencoba mengatur napas sebelum kemudian kembali melanjutkan.

"Saya memiliki alter ego, Dokter Inna! " dan kali ini manik mata Inna melebar dua kali lipat. "Selama hampir dua bulan ini, saya berusaha keras menekan agar alter ego saya tidak keluar. Tapi, saya tidak tau sampai kapan akan bertahan... Dan, saya hanya khawatir, disaat-saat penting alter ego saya akan menguasai saya dan membuat kalian repot! " Karlin mengatur napasnya sejenak dan memperdalam tatapannya.

"Dia... Alter ego saya, tidak mau kalau saya menjadi pendonor untuk Kirana dan memaksa saya merebut Raga kembali, "

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang