29. PREVIOUS

8.2K 560 20
                                    

--Budayakan vote terlebih dahulu sebelum baca gengs--

Mengandung kata-kata kasar, so, bijaklah dalam mencerna dan membaca bagian ini..

***

"Karlin udah deh!" Nina merampas botol minuman dari tangan Karlin yang sudah terlihat sempoyongan, namun dengan sigap, perempuan itu berusaha merampas kembali botol minuman dari tangan sahabatnya itu sambil merancau tidak karuan.

"Siniin!"

"Karlin!Stop it!" Tanpa sadar suara Nina membentak. Di dorongnya tubuh Karlin cukup keras membuat sepasang sahabat itu terdiam selama beberapa detik saling melempar tatapan tidak percaya, sedetik kemudian Karlin menghembuskan napas sekali lagi sambil menyisir rambut panjangnya yang tampak aut-autan dan mendudukkan diri di salah satu sofa dengan wajah lesu.

Melihat gelagat tidak biasanya dari sosok Karlin, Nina mengikuti Karlin dan mendudukkan diri di samping sahabatnya itu.

"Yang aku tau, ini bukan pertama kalinya kamu tidur dengan laki-laki. Jadi, apa yang ngebuat kamu sampai jadi kayak gini sih, heh?" Tanya Nina akhirnya setelah cukup lama mengamati sahabatnya itu begitu lekat.

Karlin yang semula menunduk mengangkat wajah dan menatap lurus manik mata Nina sambil menggeleng tidak percaya. Menghembuskan napas keras sekali lagi, Karlin bangkit dari duduknya dan berjalan ke sudut jendela besar yang langsung menghadap pemandangan lalu lintas di luar gedung apartemennya itu.

"Ini gak seperti apa yang kamu bayangkan selama ini, Nin," gumam Karlin sambil memeluk tubuhnya sendiri erat, membuat Nina mengerutkan dahinya bingung.

"Maksud kamu?"

Karlin yang semula menatap Nina dengan tatapan sayu kemudian mengerjab pelan sambil membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering, setelahnya dia memejamkan mata sejenak.

"Arief yang pertama. Dia laki-laki pertama buat aku. Maksudnya, untuk melakukan hal yang lebih dari apa yang pernah aku lakuin dulu sama Raga," ucap Karlin cepat dalam satu tarikan napas, membuat Nina yang semula terlihat tenang detik itu juga membulatkan mata tidak percaya.

"Apa? Jadi maksud kamu, selama kamu bersama Raga... kalian tidak pernah?" Nina menggantung kalimatnya menatap sahabatnya itu dengan pandangan yang sulit di artikan. Menghembuskan napas sekali lagi, Karlin menggeleng pelan yang langsung membuat Nina tercengang.

"Gak mungkin! Kamu sama Raga, gak mungkin gak pernah melakukan itu! Secara, yang aku tau Raga selalu berganti pasangan dan semua perempuan itu teman-teman dekat aku, dan mereka sendiri yang cerita mengenai aktivitas apapun yang mereka lakukan bersama Raga. Jadi, aku gak percaya kalau ternyata selama ini kamu dan Raga..."

"Aku sama Raga memang gak pernah melakukan hal yang lebih. We just kiss and do it from the outside, udah gitu doang!" pekik Karlin akhirnya.

"Gak mungkin!" Nina langsung berseru sambil menggeleng pelan membuat Karlin berdecak sambil menyisir rambut panjangnya terlihat frustasi. "Karlin, ini benar-benar gak masuk akal! Dan kamu justru melakukannya sama Arief? cowok yang kamu bilang gay? Astaga, kamu waras gak sih, heh? Mana mungkin seorang gay mau melakukan hubungan seperti itu dengan kamu? yang benar aja!" Nina berkacak pinggang yang kali ini membuat Karlin berdecis.

"Tapi itu kenyataannya," suara Karlin melemah. "I'm in love with Raga, but I'm not ready to do more than that. And I do not believe, why I can be as easy as it feels comfortable with Arief."

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang