17. LOVE IS FEELING

13K 960 95
                                    

--budayakan vote terlebih dahulu sebelum baca--

***

Siang itu setelah Kirana memastikan jika Raga sudah kembali dan sudah mulai di sibukkan lagi dengan pekerjaan kantornya, tanpa menunda-nunda waktu lagi perempuan itupun segera memutusķan untuk berangkat ke rumah sakit karena seperti biasanya setiap Rabu sore adalah jadwal Kirana mengecek kandungannya. Apa lagi mendekati detik-detik kelahiran anak pertamanya yang membuat Kirana semakin protektif dan dilanda kecemasan.

Kalau di pikir-pikir, Raga mungkin memang nyaris tidak pernah menemani Kirana untuk memeriksakan kandungannya, selain beberapa bulan yang lalu itu dan belakangan karena kesibukan Raga yang begitu padat Kiranapun tidak mempermasalahkan jika dia harus berangkat sendirian ke rumah sakit.

Setibanya di salah satu rumah sakit, Kirana langsung saja berjalan mantap menuju bagian obgyn. Tidak perlu menunggu lama --karena sebelumnya Kirana sudah membuat janji melalui telpon kemarin malam-- diapun langsung saja memasuki sebuah ruangan yang langsung disambut ramah seorang dokter cantik yang masih terlihat muda.

"Selamat sore, Nyonya Pranata. Bagaimana keadaan anda?" Sapa dokter cantik itu dan langsung saja bangkit dari duduknya sambil mengulurkan tangan kearah Kirana, yang di sambut wanita itu dengan antusias.

"Baik, Dok. Sangat baik!" Seru Kirana terlalu bersemangat membuat senyum di wajah sang dokter semakin mengembang.

"Kelihatan sekali sangat baik!" Seru Dokter bernama Nena itu lagi yang kemudian membantu Kirana berjalan menuju brankar. "Pelan-pelan?" Gumam dokter Nena saat Kirana merebahkan tubuhnya perlahan di atas brankar.

.
.
.

Wajah Kirana tampak sangat berseri saat keluar dari ruangan dokter Nena dan dengan sayang dia memeluk perut besarnya. Kirana semakin tidak sabar menanti kelahiran kedua buah hatinya tidak lama lagi. Perasaan Kirana sungguh menghangat dan rasa haru meliputinya secara bersamaan.

Seperti ini ternyata perasaan seorang perempuan yang akan menjadi ibu. Bangga, haru dan bahagia menyatu sekaligus membuat Kirana sulit berkata-kata. Tanpa sadar setitik airmata menggantung di sudut mata Kirana dan cepat-cepat dia menepisnya. Menghirup napas sebanyak mungkin perempuan itu kembali tersenyum dan berjalan dengan langkah berderap menuju parkiran.

***

"Masih belum bisa move on juga nih ceritanya?"

Ando yang sedang memainkan ponselnya --diam-diam menstalker akun instagram milik Kirana-- terlonjak kaget dan buru-buru melock layar ponselnya sambil memutar kursi hingga menghadap ke arah sosok yang baru saja meletakkan segelas kopi panas di atas meja kerjanya.

Sikap Ando yang terlihat salah tingkah membuat Ilya mengulum senyum sambil menghembuskan napas keras dan menggeleng kecil.

"Sok tau!" Seru Ando sekenannya sembari meraih gelas kopi racikan Ilya dan menghirup aromanya sejenak sebelum menyesapnya.

Ilya memandangi Ando lekat, kali ini dengan tatapan penuh arti dan senyum tertahan.

"Sampai kapan sih kamu seperti ini terus?"

Gerakkan Ando yang tengah menyesap kopinya terhenti sejenak begitu mendengarkan seruan Ilya barusan. Ando yang tadinya menunduk langsung mendongak, dan mendapati raut wajah Ilya yang tampak berbeda dari biasanya.

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang