32. ALL FOR KIRANA

9.2K 643 98
                                    

--budayakan vote terlebih dahulu sebelum baca

***

"Apa pun akan Papa lakukan untuk kesembuhan Kirana.  Bahkan,  nyawa Papa sendiripun rela Papa korbankan untuk menantu Papa itu, "

Samar-samar Kirana mendengarkan suara keras seorang pria di dalam ruangan itu dan kedua matanya yang semula tertutup hampir satu harian ini perlahan mulai terbuka.

Memicingkan kedua matanya, Kirana menangkap seluet Rendra dan juga Raga berdiri disisi ranjangnya berbaring.

"Pa? " suara lembut begitu lemah itu mengalihkan perhatian kedua pria yang semula sedang berdebat itu. Mengetahui jika Kirana sudah sadarkan diri,  dengan raut wajah penuh kelegaan keduanya segera menghampiri Kirana.

"Sayang?" Raga langsung saja meraih jemari dingin Kirana,  mengecupnya sekilas sambil mengusap dengan sayang puncak kepala Kirana,  membuat perempuan itu tertegun sambil tersenyum kecil.

"Aku dimana? " tanya Kirana begitu pelan.

Raga tidak langsung menjawab.  Lelaki itu tersenyum lembut dan setengah menunduk, kemudian mengecup dalam dahi istrinya itu.

Kirana mengerutkan dahi bingung dan pandangannya mengedar keseliling ruangan.  Begitu menyadari jika dirinya sedang berada di kamar rumah sakit, dengan sigap Kirana berusaha bangkit dari posisi tidurnya namun Raga segera menahan pergerakan istrinya itu.

"Kamu mau ngapain?"tanya Raga menatap manik mata Kirana yang mulai bergerak gelisah.

"Kenapa aku disini?  Aku baik-baik aja,  kita pulang sekarang! " seru Kirana dan hendak turun dari brankar namun dengan sigap Raga menahannya.

"Kirana!"

"Ga, kita harus pulang! Raka dan Reiga,  kasihan mereka!" Kirana bersih keras untuk turun dari brankar dan kali ini Rendra ikut andil dalam menahan pergerakkan anak menantunya itu.

"Kirana,  sebaiknya kamu istirahat.  Biar Papa yang ngejaga Raka dan Reiga.  Malam ini,  Papa nginep di rumah kalian,  ya? "

"Tapi,  Pa... " Rendra tersenyum pengertian sambil mengelus pundak Kirana.  Di tatapnya menantunya itu lekat-lekat dan sedetik kemudian pria baya itu mengerjab sambil menarik tubuh mungil Kirana ke dalam dekapannya.

Kirana sempat terkesiap,  kemudian dia mendengar Rendra menghirup udara sambil menyisihkan suara tangisnya yang kali ini membuat Kirana tertegun.

Tersadar akan sesuatu,  Kirana merasa jantungnya seakan di remas kuat.  Kedua tangannya bergerak gemetar, membalas pelukan ayah mertuannya itu.

Kirana melesakkan wajah di dada Rendra, menghirup aroma khas pria baya itu yang sungguh membuatnya tenang.

"Kirana baik-baik aja,  Pa.  Papa gak usah khawatir! " bisik Kirana begitu pelan, yang refleks membuat Rendra mengangguk begitu semangat sambil menepis airmatanya.

Sekian lama Rendra tidak pernah lagi menangis.  Terakhir kali dia menitikkan airmata saat dia tau jika Mery mengkhianati putranya dan pergi membawa permata hatinya yang lain.  Setelah sekian lama,  malam ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama seorang Marendra Pranata menagis.

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang