1. BAD DAY

26.8K 1.3K 56
                                    

WARNING 18+ (Jangan ngeyel!!!)

TARAAA!! Cerita ini buat kalian yang sudah VoMent baik di Watty atau Instagram... thank guys, kalian terbaik meskipun saya suka nyebelin yaaak.. :p

***
Kirana terbangun di pagi itu dengan suasana kamar yang masih gelap dan berantakan.

Ketika menjejakkan kakinya di lantai marmer yang dingin tubuh Kirana langsung berjengkit begitu merasakan sakit yang luar biasa di area intimnya. Kirana mengamati tubuh polosnya dan airmata Kirana kembali mengalir deras.

Suara tangisannya tertahan, saat dia merasakan pergerakan kecil dari tempat tidur di sampingnya dan Kirana langsung saja bersikap waspada begitu menyadari sosok Raga si lelaki berengsek itu masih tertidur sangat pulas di atas ranjang miliknya.

Kirana memejamkan mata sejenak, menahan rasa perih yang menyayat-nyayat hati, lantas perempuan itu berjalan dengan langkah terseok menuju kamar mandi dengan tubuh di lapisi selimut tebal, tidak dia hiraukan sosok Raga yang dalam keadaan tampa sehelai benangpun disana.

Tubuh kecil Kirana jatuh merosot di bawah shower. Jemarinya gemetar menyalakan keran, bersamaan dengan guyuran air yang membasahi sekujur tubuhnya, airmata Kiranapun kembali mengalir dan dia terisak-isak pilu sambil mengosok kuat kedua lengannya sampai meninggalkan jejak kemerahan disana.

Sementara itu, Raga yang sudah terjaga dari tidurnya saat mendengar suara gemericik air dari kamar mandi mengerjab-ngerjab pelan. Dengan dahi mengeryit lelaki itu menegakkan posisi tubuhnya dan begitu menyadari keberadaannya seulas senyum terbit di wajah Raga. Menghela napas jengah dia bangkit dari kasur, meraih pakaiannya yang berserakkan di lantai kemudian mengenakan dengan asal-asalan.

"Kirana?" Raga memanggil Kirana selembut mungkin. Kejadian malam tadi sepertinya sedikit berpengaruh bagi Raga. Sungguh sial. Rasa Kirana masih begitu jelas dan sepertinya Raga menginginkannya lagi dan lagi.

Tidak ada sahutan dari dalam sana, membuat dahi Raga mengeryit. Gedoran di pintu semakin kencang dan beberapa detik setelah masih suara hening yang Raga dapatkan dengan segera dia mendorong pintu kayu itu.

"Kirana!!" Raga memekik kaget. Sementara itu Kirana tampak gemetar dengan pergelangan tangan berlumuran darah. Dengan cepat Raga berlari mendekati perempuan itu, menyambar handuk dari gantungannya dan berusaha menekan luka di pergelangan tangan Kirana.

"Apa yang kamu lakukan, heh? Kamu mau mati?" Tanpa sadar Raga membentak, membuat kesadaran Kirana kembali.

Perempuan itu mengerjab dan tatapan penuh kebencian itu langsung menusuk manik mata Raga.

Raga sempat terkesiap, namun secepat mungkin dia mengendalikan raut wajahnya kembali mengeras.

"Berengsek! Dasar bajingan!" Teriak Kirana tanpa sadar dan mendorong kuat bahu Raga.

Raga masih berjongkok di hadapan Kirana dan menahan handuk di pergelangan tangan Kirana meskipun perempuan itu terus memberontak.

"Pergi dari sini! Jangan pernah menyentuhku sedikitpun! Pergiiii!" Sentak Kirana lagi.

Raga mencoba mengatur napas, baru saja dia hendak membuka mulutnya tiba-tiba saja kesadaran Kirana perlahan menurun dan kepalanya jatuh terkulai tepat di dada Raga.

Raga terkesiap panik. Dengan cepat dia mengangkat tubuh Kirana tanpa memperdulikan tubuhnya yang ikut basah oleh guyuran air shower.

***

"Kirana?"

Suara lembut itu menerobos gendang telinga Kirana, membuatnya mengerjab dan menyipitkan pandangan begitu menghirup bau obat yang sangat menyengat di sekitarnya.

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang