--Budayakan vote sebelum membaca--
***
Raga menghembuskan napas lega, saat Kirana akhirnya mau di ajak pulang ketika malam semakin larut. Sebenarnya sudah dari beberapa jam yang lalu Raga memaksa istrinya untuk pulang, namun melihat Kirana yang begitu bahagia malam itu membuat Raga akhirnya mengalah dan menemani Kirana kemanapun perempuan itu melanglah.
Raga mengerutkan dahi saat merasa langkahnya tiba-tiba saja begitu berat, dan genggaman tangannya yang menggandeng erat jemari Kirana perlahan melonggar.
Memutar tubuhnya, Raga langsung terkesiap dengan wajah terkejut dan dengan sigap menangkap tubuh mungil Kirana yang nyaris terjerembab ke lantai. Beberapa orang yang kebetulan berjalan di sekitar mereka ikut memekik kaget, langsung mengerubungi sepasang suami istri itu dan membantu Raga membopong tubuh mungil Kirana menuju parkiran.
***
"Kirana!!"
Karlin tersentak bangun dari tidurnya dan entah mengapa beberapa hari ini, Kirana selalu hadir dalam mimpi buruknya dan membuat Karlin sulit untuk memejamkan mata. Bangkit dari posisi tidurnya, Karlin menyisir rambut lebatnya dengan jari-jari panjangnya yang lentik, setelah itu dia raih ponsel dari atas meja kecil di samping tempat tidur dan mengecek benda mungil itu.
Dua minggu pasca keguguran dan Kirana yang meninggalkannya di rumah sakit waktu itu, sampai detik ini Karlin belum juga berhubungan dengan adiknya itu. Kirana bagai di telan bumi tidak berkabar. Seingat Karlin, Kirana mengatakan akan segera menghubunginya, namun hingga detik inipun perempuan itu belum ada mengabarinya sama sekali.
Menimang-nimang ponsel di tangannya, Karlin mencoba menghubungi nomor Kirana yang ternyata tidak dapat tersambung.
Menghembuskan napas keras, Karlin menyimpan kembali ponselnya kali ini dengan perasaan tidak tenang. Tidak biasanya Kirana sulit di hubungi. Semarah apapun adiknya itu padanya, Kirana pasti akan menjawab telponnya.
Karlin menggelen pelan. Mencoba mengenyahkan pikiran buruk dari kepalanya dia kembali merebahkan diri di kasur dan mencoba memejamkan mata namun terasa sulit. Di liriknya lagi benda mungil di atas meja kecil itu dan kali ini dia teringat akan Arif. Karlin mengerutkan dahinya bingung, sama halnya dengan Kirana, lelaki itupun tiba-tiba menghilang setelah menemuinya di rumah sakit waktu itu.
Menatap nyalang langit-langit kamarnya Karlin berfikir keras dengan perasaan sedih. Apa memang dia di takdirkan sendirian di dunia ini? Bahkan Arif saja pun tidak sungguh-sungguh memperjuangkannya.
***
Inna yang baru saja ingin pulang setelah memastikan jadwal jaganya sudah habis mengerutkan dahi, dan matanya melebar begitu melihat Raga turun dari mobil sambil membopong tubuh Kirana.
Panik, Inna meletakkan tas tangannya di atas meja resepsionis dan berlari menghampiri Raga.
"Kirana kenapa? " seru Inna.
Raga tidak mampu lagi menjawab pertanyaan dokter cantik itu dan berlari membawa tubuh Kirana menaiki sebuah brankar di depan lobi rumah sakit, dan 2 orang perawat dengan sigap mendorong brankar itu memasuki UGD.
"Inna, kamu harus sembuhkan Kirana! " seru Raga dengan wajah memerah. Tanpa sadar dia cengkram erat pundak perempuan itu dan membuat Inna terkesiap menatap ke dalam sepasang mata pekat Raga yang mulai tampak berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLY ( COMPLETE)
ChickLitRaga adalah sebuah keagungngan. Semua orang tunduk dan patuh pada pesonanya. Raga begitu rupawan dengan segala kesempurnaan yang nyaris tampa celah. Dia terlahir sebagai putra satu-satunya pengusaha paling kaya di Indonesia. Memiliki kemampuan memik...