6. Dia mengkhitbah ku ?

29.6K 2.1K 65
                                    


"Kenapa engkau terus menyesali yang sudah terjadi dan mengkhawatirkan yang belum terjadi, jika pada akhirnya apa yang seharusnya terjadi akan tetap terjadi?"

"Kenapa engkau terus menyesali yang sudah terjadi dan mengkhawatirkan yang belum terjadi,  jika pada akhirnya apa yang seharusnya terjadi akan tetap terjadi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pak Ashraf!"

Sudah kedua kalinya Anna memanggil nama pria itu namun yang dipanggil tak memberikan respon apapun.

Beberapa saat kemudian Ashraf mulai sadar dengan apa yang telah dilakukannya. Ia segera melepaskan pelukannya, sedangkan Anna mendongakkan kepalanya menatap tajam kearah Ashraf.

Ashraf yang sadar akan perbuatannya barusan, mencoba mencari alasan jika gadis didepannya itu meminta penjelasan darinya. Sambil menggaruk tengkuknya dan berusaha menghindari kontak mata dengan gadis itu.

"Gerak geriknya sangat mudah terbaca." Anna melayangkan kepalan tangannya tepat diperut sang Dosen dan kemudian memberikannya tatapan sengit.

"Akhh. Kenapa ?" Ashraf meringis memegang perutnya.

"Oh ayolah pukulanku takkan membuat perutnya memar apa lagi merusak organ dalamnya." Batin Anna.

"Saya yang harusnya bertanya, kenapa Bapak lakukan itu ?!"

"Hmm. Ta-tadi Mama kamu bilang kalau kamu ada di rumah sakit, dan lihat ? Apa yang terjadi sama kamu ?" Jawabnya sambil menunjuk jilbab dan lengan gamis Anna yang terdapat noda darah.

Entah apa yang ada difikiran gadis itu hingga ia menyilangkan kedua tangannya di dada. Anna menyipitkan kedua matanya alih-alih memberikan tatapan tajam namun tampak menggemaskan bagi Ashraf.

"Apa yang Bapak lihat !" Pekiknya.

Ashraf menjentikkan kening Anna dengan jarinya yang besar.

"Akhh!" Sekarang giliran Anna yang meringis sambil mengusap keningnya sendiri.

"Astagfirullah, apa yang Kamu fikirkan?" Tanya Ashraf.

"Memang apa lagi ?" Fikir Anna yang masih menatap Ashraf dengan tajam.

"Anna? Annasya Syafa Nafeeza?" Panggil seseorang dari balik tubuh Ashraf.

"Iya ? Saya ?" Sahut Anna dan memiringkan badan untuk melihat siapa yang memanggil namanya dengan sangat lengkap barusan.

"Kak Fauzan?"

Ashraf membalikkan badannya dan melihat pria yang tampak tidak asing baginya.

"Fauzan ?"

DOSEN KILLER [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang