7. Kembali Akrab

33.8K 2.1K 52
                                    

"Memendam mugkin lebih baik, dibandingkan semua harus berubah."

Setelah kejadian malam itu, Anna tampak berusaha menghindari sang dosen killer jika berada dikawasan fakultas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah kejadian malam itu, Anna tampak berusaha menghindari sang dosen killer jika berada dikawasan fakultas.

Ada sedikit perasaan senang didalam hatinya dan rasa tak percaya serta gugup menyelimuti dirinya, tak pernah ia bayangkan seumur hidupnya Pria yang dikaguminya datang mengkhitbah dirinya didepan kedua orangtuanya. Terlebih itu adalah dosennya sendiri!

"Hari ini kita duduk dibelakang aja yuk ?" Ajak Anna sesaat setelah masuk kedalam kelas

"Kenapa ? Biasanya kamu pengen paling depan kalau yang ngajar Pak Ashraf." Tanya Kiki polos.

"Hari ini aja duduk dibelakangnya, aku lagi pengen tiduran." Ucap Anna asal.

Selama pelajaran Anna berusaha memfokuskan pandangannya pada materi yang tertulis dibuku dan juga papan tulis, menahan pandangannya untuk tidak menatap Sang Dosen.

Entah apa yang membuat Anna ingin menghindar dari Ashraf, jantungnya berdegup kencang saat ia mendapati Ashraf tengah memperhatikannya yang sedang asik mencoret-coret buku tulisnya sendiri. Ini bukanlah sosok Anna, gadis yang dulu menggilai dosen killer sefakultasnya ini tidak pernah merasa salah tingkah jika mendapat tatapan balik dari objek pandangannya.

Masih teringat jelas dengannya percakapan kedua orangtuanya bersama Ashraf dan juga Ibunya.

"Padahal rasanya baru kemarin kamu main sepeda dihalaman depan dengan Azzam, sekarang sudah jadi Pak Dosen." Evan tak henti hentinya membahas kisah masa kecil Ashraf dan putra pertamanya.

"Jadi kamu ngajar dimana ?"

"Di kampusnya Anna, Om."

"Wah, deket banget ternyata. Tapi baru sekarang nyampai dirumah Om." canda Evan disambut kekehan khas Bapak-Bapaknya.

"Maaf sebelumnya, Om."

"Ah gapapa, Raf. Om gak serius."

"Bukan karena itu, Om."

"Hmm?" Evan mentautkan alisnya menatap Ashraf heran.

Ashraf menatap wajah Evan dengan keseriusan, "Kalau Om dan Tante berkenan, saya mau mengkhitbah anak Om dan Tante."


"Dapat difahami semua ?" Suara bariton Ashraf membangunkan Anna dari lamunannya.

"Tidak afdhol rasanya jika saya tidak meninggalkan tugas untuk kalian." Ucapan Ashraf itu langsung disambut dengan suara keluhan mahasiswanya.

"Mau ngerjain siang ini gak ? Mumpung hari ini jadwal kita cuman satu." Ajak Kinah.

"Boleh, tapi makan dulu ya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DOSEN KILLER [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang