Don't flirt Me part 9

5K 651 35
                                    


"Kenapa kau melakukan ini?" myungsoo bertanya pelan.

Suzy menatap nanar kearah myungsoo, apa pria itu juga tidak mempercayainya?

Helaan nafas lelah keluar dari bibir Myungsoo. Pria itu mengusap pelan pipi kiri suzy yang memerah "sakit?"

Suzy menggeleng.. Sakit yang ia rasakan di pipinya tidak seberapa dibandingkan dengan sakit dihatinya.

Tatapan myungsoo berubah sayu, tanpa menunggu lebih lama lagi pria itu membawa tubuh kecil suzy kedalam pelukannya "Kenapa kau berbohong?"

Suzy diam, bibirnya terasa kelu hanya untuk sekedar berbicara. Semua kejadian ini terlalu mendadak untunya, membuatnya bingung dan tidak bisa berbuat apa apa.

Rahang Myungsoo mengeras, ia mengusap pelan rambut panjang suzy, mengecup singkat puncak kepala gadis itu. Dia benar benar tidak tega melihat keadaan suzy seperti ini. Dia ingin sekali marah, tapi kepada siapa? Siapa sebenarnya yang bersalah disini? Siapa yang dengan sengaja menaruh minyak di tangga untuk melukai jinri? Banyak sekali pertanyaan yang berputar di otaknya, membuat kepalanya terasa mau pecah. Tapi ia yakin pada satu hal, suzy tidak mungkin bersalah pada kasus ini, karena seburuk apapun sikap suzy, gadis itu tidak mungkin mencelakai jinri.

"Kau percaya padaku?" suzy bertanya pelan dalam dekapan myungsoo setelah mendapatkan suaranya kembali. Dia merasa tenang saat myungsoo memeluknya seperti ini, perasaannya menjadi jauh lebih baik sekarang.

"Kapan aku pernah tidak mempercayaimu suzy?"

Suzy tersenyum samar "terima kasih"

Myungsoo menyerngit "untuk apa?"

"Sudah mempercayaiku, hanya kau satu satunya orang yang percaya padaku" ucap suzy sambil tersenyum kecut.

"Aku pasti akan mencari tahu yang sebenarnya, bersabarlah.."

Suzy mendongakkan kepalanya, ia menatap myungsoo sedih "mau kah kau berjanji satu hal padaku?"

"Apa?"

"Jangan tinggalkan aku sendirian"

Myungsoo kembali menarik tubuh suzy kedalam dekapannya, tidak ingin melihat kedua mata gadis itu yang mulai berkaca kaca.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendiri bae suzy, aku berjanji padamu" ucap myungsoo tegas.

Sekuat tenaga suzy berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh. Dia tidak ingin menangis dihadapan myungsoo, baginya selama pria itu tetap bersamanya maka semuanya pasti akan baik baik saja.

Myungsoo melepaskan pelukannya "aku akan mengantarkanmu pulang, kau harus mengambil semua pakaianmu bukan?"

Suzy mengangguk pelan, myungsoo membantu gadis itu berdiri lalu membawanya keluar dari rumah sakit.

_____________

"Eomma kemana myungsoo oppa, kenapa dia tidak menemuiku sejak tadi?" jinri menatap kecewa kearah pintu ruang rawatnya, sejak dia sadar myungsoo belum menemuinya sama sekali, kemana pria itu sebenarnya? Apa myungsoo tidak menghawatirkan keadaannya saat ini?

"Eomma tidak tahu, mungkin dia sedang sibuk" jawab yoonhee mencoba menenangkan.

"Setelah urusannya selesai dia pasti akan menemuimu sayang" lanjut yoonhee.

"Urusan apa yang lebih penting dari calon istrinya eomma?" jinri menatap sedih kearah ibunya.

"Myungsoo oppa terlihat tidak perduli dengan keadaanku" lanjutnya lirih.

Yoonhee mengusap pelan rambut panjang jinri. Semakin lama tatapannya berubah semakin sayu, merasa iba dengan keadaan putrinya. Ternyata apa yang di takutinya selama ini menjadi kenyataan. Kedekatan myungsoo dan suzy... Yoonhee yakin mereka berdua pasti memiliki hubungan dibelakang jinri. Alasan suzy mencelakai jinri bukan hanya terletak pada ketidak sukaan gadis itu pada putrinya, tapi juga karena suzy ingin menghancurkan pernikahan jinri. Melihat bagaimana pria itu membela suzy tadi, membuat keyakinannya semakin kuat dengan hubungan mereka.

Tapi dia tidak akan diam saja kali ini, sudah cukup gadis itu menyakiti putrinya, dia tidak akan membiarkan suzy merebut kebahagiaan jinri lagi.

_________

Cklek..

"Kenapa kau membawaku kesini?" suzy menatap myungsoo sambil melangkahkan kakinya memasuki apartement pria itu.

Myungsoo mengangkat sebelah alisnya "kenapa? Bukankah dulu kau juga sering datang kesini saat kau kabur dari rumah karena bertengkar dengan ayahmu?" ejek myungsoo.

Suzy mendengus. Sedetik kemudian ia tersenyum samar, berjalan mendekati myungsoo lalu memeluk pria itu "apa tidak apa apa jika aku tinggal disini?" ia bertanya sambil menyamankan kepalanya pada dada bidang myungsoo, kedua matanya terpejam erat, berusaha menyingkirkan kejadian beberapa jam yang lalu dari pikirannya.

"Gwenchana, kau pasti lelah kan? Pergilah ke kamar dan istirahat" ucap myungsoo sambil membalas pelukan suzy.

"Kau akan pergi?" suzy mendongakkan kepalanya menatap myungsoo.

"Tidak, aku akan menemanimu beristirahat" suzy memekik kaget saat myungsoo dengan tiba tiba mengangkat tubuhnya dan membawanya masuk kedalam kamar pria itu.

Myungsoo meletakkan dengan pelan tubuh suzy keatas ranjang, setelah itu ia pun ikut membaringkan tubuhnya di samping gadis itu.

"Tidurlah" ucap myungsoo sambil membawa tubuh suzy kedalam pelukannya.

Sebenarnya dia harus menemui jinri, gadis itu pasti sedang mencarinya saat ini, tapi mau bagaimana lagi dia tidak bisa meninggalkan suzy sendiri, suzy jauh lebih membutuhkannya.

_____________

Myungsoo melangkahkan kakinya kedalam ruang rawat jinri, tersenyum kecil saat gadis itu menatapnya.

"Oppa.. Kau kemana saja? Kenapa baru datang kesini?"  jinri bertanya manja kepada myungsoo. Sekaligus merasa sebal karena pria itu baru menemuinya di malam hari.

"Aku ada urusan tadi, maaf  baru bisa menemuimu sekarang" ucap myungsoo sambil mendudukkan tubuhnya di kursi samping ranjang.

"Gwenchana, sekarang oppa sudah ada disini bukan? Itu sudah lebih dari cukup untukku"

Myungsoo benar benar merasa bersalah saat melihat senyuman di wajah jinri. Bagaimana jika gadis itu tahu bahwa urusan penting yang ia maksudkan adalah menemani suzy, jinri pasti akan sangat merasa kecewa.

"Oppa, bagaimana dengan pernikahan kita, aku tidak ingin pernikahan kita ditunda" jinri bertanya sambil menatap sedih kearah myungsoo, ia tetap ingin pernikahan ini diadakan empat hari lagi, bagaimanapun juga ia tidak akan memberikan kesempatan bagi suzy untuk merebut myungsoo darinya.

"Kita tidak mungkin menikah dengan keadaanmu yang seperti ini, kita akan menundanya sampai kakimu pulih kembali" ucap myungsoo.

"Tapi kita sudah menyebar undangan oppa" jinri tetap bersikeras, merasa tidak setuju dengan pendapat myungsoo.

"Kau tidak perlu khawatir tentang itu, orang orang ku akan mengurusnya, istirahatlah dengan baik agar kakimu cepat sembuh arasso?"

Myungsoo mengusap pelan puncak kepala jinri, merasa iba dengan keadaan gadis itu.

"Seharusnya aku lebih hati hati agar tidak terjatuh, sekarang semua menjadi berantakan karena kecerobohanku" jinri menatap sedih kearah kedua kakinya, ini benar benar seperti mimpi buruk untuknya.

Myungsoo mendesah lelah "jangan menyalahkan dirimu sendiri, kita semua tidak tahu jika ada yang menaruh minyak ditangga" ucapnya menenangkan.

"Aku tidak menyangka jika suzy tega melakukan ini"

Rahang myungsoo mengeras "apa maksudmu?"

Jinri menatap myungsoo dengan mata yang berkaca kaca "Eomma bilang suzy yang sengaja menaruh minyak itu ditangga untuk mencelakaiku, aku berusaha untuk tidak mempercainya oppa, tapi melihat bagaimana sikap suzy selama ini kepadaku, membuatku berpikir buruk tentangnya"

Myungsoo mencoba meredam amarahnya saat melihat jinri mulai terisak, ia ingin membawa gadis itu kedalam pelukannya tapi entah kenapa kedua tangannya terasa enggan untuk melakukan itu.

Tbc

DON'T FLIRT ME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang