20

53 2 0
                                    

   "Gue udah pernah janji kan sama lo. Gue bakal balik disaat waktu yang tepat. Dan sekarang gue buktikan janji itu."

~Raditnya Andrea

¤¤¤

   Via melangkahkan kakinya terus untuk menuju apartemennya. Jarak yang tercipta antara rumahnya dan apartrmennya cukup jauh. Dan itu bisa membuat kaki Via merasa ngilu akibat cedera dikakinya.

   Via mengedarkan pandangan ke sekitar. Ia berada didaerah tebing yang tinggi. Ia mulai duduk ditepi tebing dan terlihat kedua kakinya yang menjulang kebawah. Ia mulai menundukkan kepalanya kebawah.

   "Lo lagi ada masalah ya?" Ucap seorang lelaki yang tiba-tiba saja ikut duduk disamping Via dengan kaki ditekuk dan jari yang saling berkaitan didepan tekukkan kakinya sambil mengadahkan kepalanya keatas.

   Karna Via yang merasa sedari tadi dia sendiri dia terkejut. Untungnya ia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya. Dan ia mulai mengadahkan kepalanya dan melihat keadaan sekitar. Ia mengamati lelaki yang disebelahnya dengan seksama. Lalu, ia memandang lurus kedepan.

   "Lo ngomong sama gue?"
   "Nggak, gue ngomong sama kesunyian malam ini."
   "Oh.."

   Mereka dilanda canggung dan tidak ada percakapan yang terjadi diantara mereka. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Via yang memikirkan hal itu dan lelaki itu yang entah memikirkan hal apa.

   "Lo ngapain kesini?" Tanya lelaki itu.
   "Udah bosen lo ngomong sama kesunyian?"
   "Hmm.."
   "Gue cabut dari rumah."
   "Karena?" Tanya lelaki itu lagi sambil menolehkan wajahnya kearah Via.
   "Nyokap, bokap terlalu ngekang gue. Gue gak boleh ini. Gue gak boleh itu. Kayaknya semua yang gue lakuin itu salah dimata mereka."
   "Sama." Ucapnya lagi sambil memalingkan wajahnya kedepan.
   "Maksudnya?" Via yang mulai tertarik dengan arah perbicaraan mulai menolehkan wajahnya ke arah lelaki itu.
   "Banyak yang bilang gue itu bad boy. Banyak yang bilang gue itu nakal. Tapi, mereka gak tau gimana rasanya jagi gue. Mereka terlalu nge-push gue buat jadi apa yang mereka inginin." Sontak Via memandang penampilan lelaki itu dari atas sampai bawah dan kembali keatas lagi.
   "Tapi, dandanan lo?" Lelaki itu hanya terkekeh dan membuang nafas pelan.
   "Itu gue yang dulu. Sebelum gue gini, gue dulu bisa dibilang primadona sekolah. Gue selalu jadi juara disetiap olimpiade. Gue juara pararel disetiap gue naik kelas. Gue dulu anak kesayangan guru hingga gue suka sama seorang cewek yang beda sekolah sama gue dan bisa dibilang dia itu bad girl. Dia yang ngubah gue dan dia punya syarat supaya gue bisa jadi pacarnya dan bodohnya gue percaya. Gue nurut."
   "Terus, maksudnya lo nurut itu gimana?"
   "Dia nyuruh gue kenal sama yang namanya ngerokok. Gue lakuin. Nyuruh gue kenal sama yang namanya balapan liar. Gue lakuin. Nyuruh gue kenal sama yang namanya tawuran. Gue lakuin. Dan yang terakhir, dia nyuruh gue kenal sama yang namanya dunia malam."
   "Terus, lo lakuin?"
   "Gue gak sebodoh itu. Gue bilang gue gak bisa ngelakuin itu. Dia murka dan dia malah nyebarin foto gue waktu gue ngelakuin tawuran, ngerokok, balapan liar dan dia malah ngefitnah gue. Temen gue ninggalin gue semua. Nilai gue turun drastis. Keluarga gue benci sama gue dan nyokap, bokap juga. Gue tersingkirkan. Dan tinggalah gue sendirian. TAMAT." Via yang mendengar itu terkekeh.
   "Gue salut sama lo. Bahkan, beban lo lebih berat dari gue. Tapi, lo nggak kelihatan putus asa. Gak kayak gue. Gue gampang nyerah."
   "Lo boleh cerita kalo lo mau."
   "10 tahun yang lalu gue punya sahabat. Gue deket banget sama dia sampai suatu hari sahabat gue ninggalin gue karna tugas papanya yang harus di London. Gue pisah dan sampek sekarang belum ketemu lagi sama dia. Hidup gue berubah. Kalo lo mau ngatain gue alay atau lebay emang itu faktanya. Gue yang dulu humor, ceria, bawel dan lainnya jadi dingin, cuek, dan datar. Sampai sekarang gue belum ngerubah sikap gue lagi."
   "Tunggu, lo bilang sahabat lo ninggalin lo?"
   "Hmm.."
   "10 tahun yang lalu?"
   "Hmm.."

   seorang laki-laki itu langsung memeluk Via dari samping dengan mata yang berbinar. Ia tersenyum senang. Sedangkan Via hanya bisa diam mematung. Via dalam keadaan bimbang. Otaknya menolak, tapi hatinya menerima. Akhirnya, ia melepaskan pelukan itu dan berdiri. Lalu, lelaki itu ikut berdiri dan dengan sigap Via menonjok muka lelaki itu.

BUGH..

   Lelaki itu langsung tersungkur ketanah dan memegangi hidungnya yang mengeluarkan banyak darah itu. Ia meringis kesakitan. Via langsung jongkok dan menarik kerah baju lelaki itu.

   "Eh lo, lo nggak punya sopan santun ya? Hah? Gue tau lo banyak masalah, tapi lo harus sadar situasi. Bahkan lo sama gue baru ketemu. Bahkan gue nggak tau nama siapa. Seenaknya aja lo main peluk-peluk gue. Mau gue hajar lo?" Ucap Via dengan nada yang berapi-api dan nafas yang naik turun karna menahan emosinya.

   Bukannya menonjok Via balik, lelaki itu malah mengajak Via masuk kedalam sebuah kafe yang berada tak jauh dari pingging tebing itu. Lalu, lelaki itu memesan sesuatu dan meminta beberapa lembar tisu. Via yang masih bingung dengan semua ini hanya bisa memendam 1000 pertannyaan dalam benaknya. Siapa dia? Kenapa dia bertingkah seperti itu? Apa kita kenal sebelumnya? Tapi, dimana?

   Datanglah seorang waitress yang membawa pesanan yang dipesan lelaki itu. Terlihat waitress itu membawa sebuah jus melon dan sebuah jus jambu. Lalu, Via mengrenyitkan dahi.

   "Masih belum paham juga, Natasya Olivia Vanangel Alvaro?" Mata Via terbelalak kaget saat lelaki itu mengetahui nama lengkapnya.
   "Tau dari mana lo nama gue?"
   "Lo masih nggak paham juga?" Via hanya menggelengkan kepala.
   "Kalo gue cerita lo bakal inget gak?"
   "Tergantung."
   "Hari minggu lo sama gue naik sepeda bareng dan lo nantangin gue buat balapan dan yang sampek duluan bakal dapet hadiah. Dan lo yang entah terlalu semangat lo gak liat keadaan sekitar lo dan alhasil lo nyebur ke danau dan gue bingung mau ngapain. Dan tiba-tiba lo muncul dari dalem danau dan ngagetin gue terus gue kehilangan keseimbangam dan alhasil ikut kecebur. Ahahaha. Gimana udah inget gue siapa?" Tanyanya sambil tersenyum lebar.
 
   Via yang masih bingung hanya menggelengkan kepala. Saat mengetahui jawaban Via, lelaki itu hanya tersenyum pahit. Ia bingung harus melakukan apa lagi. Dan ia teringat sesuatu. Benda itu. Ia mengeluarkannya dari balik kerah baju yang ia kenakan. Via awalnya bingung. Namun, saat ia mengeluarkan sesuatu dari balik kerahnya. Mungkin sebuah kalung.

   "Dan, kalo benda ini lo masih nggak inget sama gue?" Ujar lelaki itu sambil mengeluarkan kalung yang memiliki bandul berbentuk 'V'.

   Via yang awalnya males untuk ngeliat apa yang lelaki itu tunjukkan memilik untuk meminum jus melon yang lelaki itu pesan tadi. Via langsung mematung ditempat saat ia melihat kalung itu. Via nggak mungkin lupa sama kalung itu. Via ingat dengan sangat pada siapa ia menitipkan kalung itu. Jawabannya cuma satu orang.

   Apa bener itu lo? Sahabat kecil gue? Batin Via berteriak.

  

¤¤¤
Holaaaa🙋
Apakah masih ada yang nunggu ceritaku?
Semoga😸
Disini aku cuman mau ngasih tau sedikit kegelisahan diriku tentang ceritaku di wp ini..
Boleh kan? Bolehlah😂
Jadi, beberapa hari yang lalu tepatnya malam hari aku buka wp buat nyari inspirasi..
Dan ada sesuatu yang membuat diriku kaget..
Ceritaku hilang ditelan bumiiiiii😟
Aku cuman bisa diem dan ngeliatin lalu mencoba melaporkan..
Karna waktu itu aku udah pesimis duluan kalo ceritaku gak bakal balik, jadi aku hapus wpku..
Dan beberapa hari kemudian temenku buka wp dan mencoba mencari ceritaku dan alhamdulillah ketemuuu...
Uhuyyy, dan akhirnya aku ngeinstall appnya again dan comeback stage eh comeback nulis againnn...
Hehee..
Btw, ini kepanjangan, gpp sudah kadung.
Oke, terima kasih sudah membaca tulisan yang unfaedah ini..
Arigatoo Gozaimasu🙏

Do You Miss Me? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang