[Pâtissier] Aya

45 8 16
                                    

Aya

puan-enyaa

Bromance

'Sun' for the theme

Lee Jeno NCT and his bestfriend

PG-13

Plot made by meeee.

"..............."

Bel pulang sekolah berbunyi bertepatan dengan salam murid-murid kelas 10-E kepada Han saem. Jeno segera merapikan semua alat tulisnya termasuk buku-buku pelajarannya yang berada di loker bawah meja.

"Buru-buru sekali, Jeno."

Jeno menoleh lalu tersenyum pada Sanha yang menatapnya bingung. "Aku ada urusan," jawabnya singkat.

Setelah Han saem pergi meninggalkan kelas, Jeno segera menyampirkan tas ranselnya di bahu kirinya. Tangannya mengambil ponsel hitam miliknya dari saku celana lalu mengetikkan sebuah pesan kepada seseorang.

Tunggu aku. Aku segera ke sana.

Send, 15.43

Jeno tersenyum tipis. Kakinya melangkah keluar sekolah menuju sebuah toko buah segar dekat sekolah.

"Selamat sore, Ahjussi," sapa Jeno riang.

Kim ahjussi tersenyum, menatap Jeno yang sedang memasuki toko buah miliknya. Perlahan ia berjalan ke meja kecil di sudut toko dan mengambil sebuah kantung plastik penuh yang berisi buah-buahan. Sedangkan tangan yang lainnya memegang satu buah susu kotak.

"Pesanan seperti biasa." Kim ahjussi terkekeh. Ia memberikan semua barang-barangnya kepada Jeno yang tetap tersenyum.

Kim ahjussi kembali ke meja kasirnya. Menghitung lembaran uang yang sudah Jeno letakkan di sana lalu mengembalikan beberapa lembar uang kepada Jeno. "Ini kembaliannya," ucapnya.

Jeno mengambil uang kembalian dari Kim ahjussi lalu mengucapkan terima kasih. Kakinya bergerak keluar dari toko buah. Senyum lebar tetap terlukis di wajahnya.

Perlahan kepala Jeno ia dongakkan ke atas. Menatap matahari yang bersinar terang. Melihat matahari membuat Jeno teringat dengan sahabatnya. Sahabatnya itu memiliki senyum yang sama indahnya dan sama cerahnya dengan matahari. Setiap melihat mataharinya tersenyum, pasti Jeno akan bersemangat.

Matanya menyipit, ia tersenyum. Sudah beberapa minggu ia tidak melihat senyum secerah matahari itu. Jeno rindu senyuman itu.

Dengan tangan yang menenteng kantung plastik, Jeno melangkahkan kaki ke halte bus terdekat. Duduk di kursi seraya menunggu bus yang akan datang.

Bus yang ia tunggu pun datang. Jeno lekas berdiri lalu mengambil tempat duduk di dekat jendela. Tempat favoritnya jika sedang bersama dengan sahabatnya. Mengingat itu membuat Jeno tersenyum sendu.

Sahabat kesayangannya sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Karena itu sebagai seorang sahabat yang baik, Jeno akan menjenguknya setelah tiga minggu ini ia direcoki dengan berbagai tes juga ujian.

Jeno segera turun dari bus, saat bus tiba di halte dekat rumah sakit tempat sahabatnya dirawat. Jeno melangkahkan kakinya ke ruangan bernomor 312. Ia sempat lupa dengan ruangan tempat sahabatnya itu dirawat karena itu ia bertanya dahulu pada salah satu resepsionis.

Jeno terdiam di depan pintu. Telinganya ia dekatkan ke pintu, berusaha mendengar sesuatu dengan lebih jelas. Kalau tidak salah ia mendengar suara teriakan dari ruangan ini.

#2: A Lingering Touch and Welcoming SignsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang