[Barista] The Sun's Prince

40 9 11
                                    

Title: The Sun's Prince
Author: Kristeva (ryeo33)
Genre: Fantasy
Rating:
Disclaimer: Tokoh dalam cerita bukan milik saya. They belong to God, their parents, and their agencies. Tapi, cerita atau alur cerita murni dari imajinasi saya. Maaf bila ada kesamaan, itu tidak disengaja.

------------------------


Anak laki-laki itu bangun dari tidurnya. Jam pada dinding kamarnya masih menunjukkan jam satu. Hari masih sangat gelap. Ia mendudukkan dirinya.

Jendela kamarnya terbuka lebar. Dahinya terkerut, bingung.

"Seingatku tadi aku sudah menutup jendela," gumamnya.

Ia bangun untuk menutup jendela. Tak sengaja ia menginjak sesuatu. Benda itu kecil, dan berwarna merah. Bentuknya seperti tetesan air.

Diambilnya benda itu dan ia taruh di atas meja belajarnya. Entah siapa memiliknya.

Sebelum ia sempat menutup jendela, seorang gadis muncul di ambang jendela. Gadis itu duduk di sana dengan terengah-engah. Anak laki-laki terkejut. Ia hampir melempar buku di dekatnya pada gadis itu.

"Hei, jangan melemparkan buku itu padaku! Kau tidak tahu bagaimana sulitnya naik ke sini tanpa alat bantu!" sahutnya. "Ngomong-ngomong, itu milikku." Ia menunjuk benda kecil merah tersebut.

Karena tidak direspon lawan bicaranya, ia mengambilnya sendiri dengan tangannya.

Gadis itu memakai gaun berwarna jingga dan ungu, rambutnya merah terurai, seperti habis dari sebuah pesta. Hanya saja ia tidak memakai alas kaki.

"Siapa kau?" tanya anak laki-laki.

"Ah, aku Yoo Yeonjung!" seru gadis itu disertai senyuman. "Kau sendiri?"

"Yoo Seonho," jawabnya.

"Maaf karena tadi aku masuk ke kamarmu. Aku mendarat di sini tadi." Ucapan Yeonjung membuat Seonho ternganga. "Dan terimakasih karena tidak membuang benda ini."

Benda yang dianggap Seonho aneh itu berubah warna menjadi jingga ketika berada di tangan Yeonjung. Bagaimana ia tidak merasa bingung jika terjadi hal seperti ini?

Yeonjung kembali keluar melalui jendela kamar Seonho.

Malam itu berlalu dengan cepat. Matahari muncul berlahan dari barat.

Tunggu, barat?

"Astaga, kupikir ayah sudah gila! Aku hanya menghilang selama dua jam dan ayah sudah membuat kekacauan!" seru Yeonjung yang berusaha memanjat turun dinding rumah Seonho.

Ketika Seonho melirik jam dindingnya, jam masih menunjuk setengah dua. Sempat berpikir ini hanyalah mimpi. Jika benar mimpi, Seonho ingin bangun sekarang juga.

Dan ia sadar matahari terbit di barat pada jam setengah dua pagi!

Ia berlari kecil menuju jendela kamarnya. "Bisakah kau jelaskan padaku apa yang terjadi?" teriak Seonho pada Yeonjung yang baru setengah jalan. "Yang benar saja!" teriak Yeonjung frustasi. "Kau pikir yang aku lakukan sekarang ini mudah? Aku hampir mati tahu!"

"Nanti kau bisa pakai tangga!"

"Harusnya bilang dari tadi!"

Akhirnya Yeonjung kembali naik untuk kedua kalinya menuju kamar Seonho. "Apa yang ingin kau tahu? Alamat rumahku? Nomor telponku? Warna kesukaanku?" tanya Yeonjung bertubi-tubi.

"Semuanya," jawab Seonho. "Oh, kau benar-benar ingin tahu nomor telponku?" Yeonjung mengerutkan dahinya. "Maksudku tentang semua ini, bagaimana bisa terjadi? Kau bilang kau mendarat di kamarku, ayahmu membuat kekacauan, dan matahari terbit di barat pada jam setengah dua pagi!" Entah kenapa Seonho berkeringat dingin sekarang.

#2: A Lingering Touch and Welcoming SignsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang