Tittle : Seasons to Love
Cast : Lai Guan Lin, Hwang Min Hyun, Sunny.
Author : Kia Nada / nadakia
Genre : Fantasy, Romance
Rating : 15+
***
Ia pendiam. Ia tak suka banyak bertingkah. Mungkin ia hanya akan berbicara jika memang diperlukan. Bukan karena ia terlalu introvert tapi memang ia tak suka melakukan hal yang sia-sia. Walau hanya bercakap-cakap dengan temannya.
Kehidupan dewa tak jauh dari kehidupan yang dilakukan manusia biasa. Mereka juga hidup dengan bergantung kepada dewa lainnya. Hanya saja mereka memiliki tugas yang harus diemban—sesuai yang sudah ditakdirkan. Mereka juga berteman, memiliki keluarga bahkan jika diijinkan mereka juga bisa jatuh cinta.
Lai Guan Lin, begitulah nama dari dewa angin yang menjaga batas bumi bagian barat. Dewa yang memiliki paras rupawan—kulit seputih salju, mata elang dan rahang yang tajam. Wajahnya yang tampan bagaikan sebuah maharkaya yang sempurna. Tak heran jika banyak dewi-dewi langit yang turun dari kahyangan demi untuk melihat Guan Lin yang gagah menjalankan tugasnya di barat.
Namun, ia sama sekali tak tertarik dengan cinta. Bahkan jika boleh memilih, ia ingin menjadi dewa yang tak ditakdirkan untuk diberi rasa cinta. Baginya cinta hanya rasa bahagia sementara, setelahnya hanya ada rasa sakit dan penyesalan—persis seperti yang dirasakan manusia.
Hari ini, seluruh dewa diundang ke kahyangan. Kaisar langit hendak menyampaikan sesuatu yang penting kepada seluruh dewa dan sepertinya terlalu mendadak. Karena undangan mereka disampaikan baru kemarin sore.
"Wahai para dewa yang aku segani, aku ingin menyampaikan hal yang sangat penting."
Para dewa mendengar dengan seksama ucapan Sang Kaisar.
"Kalian pasti sudah mendengar jika aku memiliki putri pemurung. Ia sudah tak berbicara lagi sejak bertahun-tahun lamanya. Aku ingin ia kembali tersenyum seperti dulu. Maka dari itu, aku ingin salah satu dari kalian dapat membuat ia ceria kembali. Jika kalian berhasil, aku akan memberikan tahta kaisar ini kepada salah satu dari kalian."
Seluruh dewa tercengang dengan pernyataan Kaisar. Namun tetap saja, hal itu tak berlaku bagi Guan Lin. Ia tetap menjadi pangeran es yang dingin.
"Guan Lin-ah, kau dengar itu?! Aku berharap salah satu dari kita akan menang. Jadi, kita tak perlu susah payah menjaga wilayah," ucap Seon Ho dengan nada girang.
Guan Lin tak menjawab, ia hanya mengangguk pelan.
"Sekarang, silahkan masuk satu persatu. Akan ada yang menilai kalian nanti. Jika kalian bisa membuat perubahan pada putri makan kalian menang."
Seluruh dewa bertambah antusias, mereka tak sabar untuk bertemu Sang Putri yang konon kecantikannya bagaikan bulan purnama. Dimulai dari dewa air yang masuk terlebih dahulu, kemudian dewa api, dilanjutkan dewa tanah dan terakhir adalah dewa angin. Namun jika melihat dari ekspresi para dewa yang keluar dari ruangan, hampir semua dari mereka memasang wajah murung. Pasti tak mudah untuk menghibur Sang Putri.
"Hei, aku sangat yakin jika aku akan membuatnya tersenyum. Selain tampan, aku juga memiliki sisi humoris tinggi," ujar Seon Ho. "Bagaimana denganmu?"
"Aku tak begitu yakin," jawab Guan Lin pendek.
Giliran Guan Lin telah tiba, tepat setelah Seon Ho keluar dari ruangan dan memasang wajah murung. Ah, pasti ia tak berhasil. Tapi kenapa dia sangat berisik?
KAMU SEDANG MEMBACA
#2: A Lingering Touch and Welcoming Signs
FanfictionSatu tahun telah berlalu. Dua belas bulan telah terisi dengan berbagai kisah yang berbeda. Senang, sedih, tawa, tangis, telah terukir--membekas dengan begitu indah dalam diri masing-masing. Dan Flow de Memoire masih akan terus mencoba memberikan kis...