Title: Scratches
Author: Pitachynt coffeejin
Genre: Fantasy, Romance
Rating: PG 15
Disclaimer: All casts are belong to God and themselves. This story is mine, xie xie.
Warning: Inspirated by some dramas, not copied. Please don't think if this plagiat of that drama, xie xie.
***
"Terdakwa kasus kekerasan seksual sekaligus pembunuhan di daerah Gwangju ternyata mengongsumsi morfin dalam dosis tinggi sebelum melakukan aksinya."
"Bagaimana menyaksikan kekasih sendiri menjadi terdakwa pembunuhan?"
Matanya berkilat-kilat menatap laki-laki yang tengah tersenyum miring padanya. "Sunbae, ini salah," ucap Nara.
"Lalu apa? Aku harus membiarkanmu jatuh cinta padanya?"
Namjoon menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak berniat memaksamu bersamaku, hanya saja cari orang yang seperti kita."
Nara menatap nanar bola mata Namjoon. Tatapannya tak pernah lepas dari sosok laki-laki itu hingga pergi dari rumahnya. Tepat saat Namjoon menghilang di balik pintu, buliran bening membasahi pipinya.
Nara menangis dalam diam. Ia sama sekali tak bisa berbuat apa pun untuk laki-laki yang tengah mendekam dibalik jeruji besi dan menunggu waktu eksekusinya tiba. Bukan ia tak mau, tetapi ia tidak dapat melakukannya.
"Berdirilah, Nara." Lantas suara lembut itu membuat Nara mendongak, mendapati sosok wanita anggun yang tersenyum manis padanya.
"Eomma."
Wanita itu meraih tubuh Nara, menaruhnya ke dalam dekapan hangat seorang ibu. Nara melampiaskan semuanya di dalam dekapan ibu. Sang ibu mengerti perasaan putri bungsunya. Putrinya telah menanggung sesuatu yang cukup berat sejak lahir.
"Eomma, apa gunanya menjadi keturunan Astonish kalau aku berbeda dari lainnya?"
Suara serak Nara terdengar lirih di telinga ibunya. Wanita itu mengelus puncak kepala putrinya dengan lembut sambil menahan tangis.
"Kau tidak berbeda, kau istimewa, putriku."
Nara berusaha menahan air mata yang jatuh walaupun hasilnya nihil. "Tugas kita adalah menolong yang lain, tapi aku? Aku yang ditolong, bukan menolong."
Wanita itu tersenyum lembut sambil mengelus surai penjang putrinya. "Jangan pernah bicara seperti itu."
"Appa hanya mendapat ini, bukti aslinya telah dihilangkan dan semua bukti dibuat mengerucut pada Taehyung."
Nara meraih sebuah amplop cokelat itu. Ia hanya membaca sisi kanannya saja. Namun, matanya langsung membulat. Ia tak lupa berterima kasih pada ibu dan juga ayahnya. Lalu seakan lupa diri, Nara langsung menuju pintu rumahnya.
"Nara, matahari tengah terik. Jangan pergi sekarang────"
"Aku bisa menjaga diriku, ah, tidak, Taehyung yang bisa menolongku menjaga diri, Eomma."
Ibunya tergeming, menyaksikan putrinya menghilang di balik pintu. Tiba-tiba ia teringat dengan ucapan nenek Nara yang mengatakan jika Nara harus bertemu seseorang. Seseorang yang dapat melindungi putrinya dari matahari bahkan bisa hilang sepenuhnya. Beliau memohon pada Tuhan untuk melindungi putrinya yang berbeda dari keturunan Astonish pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#2: A Lingering Touch and Welcoming Signs
FanfictionSatu tahun telah berlalu. Dua belas bulan telah terisi dengan berbagai kisah yang berbeda. Senang, sedih, tawa, tangis, telah terukir--membekas dengan begitu indah dalam diri masing-masing. Dan Flow de Memoire masih akan terus mencoba memberikan kis...