PART 3

5.2K 408 10
                                    

Sasuke membenci Naruto

Naruto mencintai Sasuke









Pair : Narusasu

Seme!Naruto and Uke!Sasuke

Genre : Drama, Bromance, and Hurt

Warning!

Yaoi, Typo and Nc+17





   Sasuke duduk disofa, membaca buku kesukaannya, menghabiskan waktu menunggu suaminya itu pulang. Suami? Sasuke mendecih geli ketika mengingat bahwa Naruto lah dominannya, itu sangat menggelikan. Merasakan sesuatu mulai tidak masuk akal membuat Sasuke mengutuk dirinya sendiri.

"Naruto, siapa wanita tadi?" tanya Sakura ketika wanita bermarga Hyuga itu pamit. Naruto hanya menatap malas.

"Entah." jawab Naruto malas dan dihadiahi jitakkan dikepalanya. Naruto meringis karena kepalanya sakit.

"Aku bertanya serius bodoh! Oh ya, aku baru kembali dari Kiri, kau tidak merindukanku?" goda Sakura memainkan dasi Naruto yang panjang.

"Untuk apa aku merindukanmu, kau kan sudah menikah. Jangan menggodaku! Bisa-bisa Kakashi membunuhku!" tekik Naruto sinis. Sakura mendecih.

"Oh ya, bagaimana Sasuke? Sudah 3 tahun kalian bersama, apa ada kemajuan?" Sakura mulai menganti topik pembicaraan.

   Naruto hanya diam, dan Sakura mengerti. Ia menghela nafas panjang, nasib pernikahan Naruto memang kurang menyenangkan, padahal ia menyukai couple-Narusasu- itu tapi karena dasar perjodohan membuatnya sedih. Naruto menjentikan jarinya didepan Sakura, dan wanita itu menatapnya.

   Hampir 4 tahun ia pergi dan tidak banyak yang berubah dengan sahabat blondenya itu, Sakura tersenyum bahagia, disisi lain ia juga merasakan bahwa Naruto memiliki tanggung jawab yang besar kepada Sasuke. Semacam reuni, mereka hanyut dalam pembicaraan masa lalu, menyenangkan dan itu membuat mereka lupa waktu.

   Naruto menepuk keningnya, ia lupa kalau hari ini ia akan pulang lebih awal, menatap jam dinding dengan horror, ini sudah lewat jam 11, bukan lebih awal, malah ia seperti sedang lembur, Sakura yang masih ada disana menatap Naruto bingung. Naruto menatapnya, ia sudah mengingkari janji, dan Sakura mengutuk pria blonde itu.

"Dasar bodoh!! Cepat pulang sana!!" teriak Sakura.

Teak

   Naruto membuka pintu kamar dengan perlahan, ia berdoa dalam hati semoga saja Sasuke sudah tidur, kalau belum apa yang harus ia katakan?. Jantungnya berdetak dengan cepat, Sasuke belum tidur dan ia menatap Naruto dengan tajam. Naruto meneguk ludahnya kasar dan berusaha tersenyum, tapi ia urung karena tatapan Sasuke yang mematikan.

"Maaf... Sasuke.. Aku.." gumam Naruto menunduk, dia adalah seme yang takut pada uke nya. Haduh.

Grep

   Naruto merasakan sesuatu yang hangat menyatu dengan tubuhnya, Sasuke memeluknya sekarang. Tiba-tiba pikiran Naruti jadi blank, ia diam dengan wajah bodohnya. Tangan Sasuke melingkar sempurna dipinggangnya, wajah pria raven itu bersembunyi di dadanya. Naruto merasakan tubuh Sasuke bergetar.

"Maafkan aku Sasuke.. Tadi di kantor, ada sedikit masalah." ucap Naruto berusaha menenangkan Sasuke.

   Masalah? Kalau Hinata ia anggap masalah, namun Sakura? Ia jadi merasa bersalah pada sahabatnya itu. Tangannya menepuk belakang kepala Sasuke pelan dan mengusap punggung Sasuke. Merasa sudah tenang, Sasuke melepaskan pelukannya dan membuang muka.

   Ia merasa aneh pada dirinya sendiri, kenapa ia jadi cengeng dan lebih sensitif sekarang? Sasuke menggeleng kuat, namun Naruto menghentikannya, menangkup kedua pipi Sasuke. Semburat merah menjalar dari pipi ke kedua telinganya. Jantungnya berdetak dengan cepat. Darahnya pun berdesir ketika menatap manik shipper milik Naruto.

"Astaga!! Wajahmu merah Sasuke! Apa kau demam?" teriak Naruto gelapan karena melihat wajah Sasuke yang merah. Dasar Dobe!.

"Berisik!! Kau memang Dobe!! Keluar, aku ingin tidur!" Sasuke mamakinya, Naruto tercengang, baru kali ini ia diteriaki oleh Sasuke. Bukan marah, Naruto malah senang karena Sasuke menganggapnya ada.

Naruto merenggangkan otot-ototnya, tidur diruang kerja memang tidak nyaman dan tubuhnya jadi pegal. Ketukan pintu membuat pandangan Naruto beralih, Sasuke yang membuka pintu terlihat terkejut, Naruto hanya tersenyum bodoh, ya efek karena masih mengantuk. Melihat wajah cantik Sasuke membuatnya tersadar.

"Oh, Sasuke.. Pagi!" sapa Naruto membereskan berkas-berkasnya.

Tak ada balasan, Sasuke kembali menutup pintu dan pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan, ia berangkat ke tempat kuliah lebih pagi. Naruto menawarkan untuk mengantar Sasuke ke tempat kuliah, kebetulan ia juga akan bertemu dengan Sakura disana.

Sasuke terdiam, Naruto masih sibuk dengan jalanan, setelah sampai ia langsung memarkirkan mobinya disisi kanan jalan dan keluar dari mobil. Sasuke ikut keluar, dan menatap Naruto yang sedang sibuk dengan teleponnya. Merasa diabaikan Sasuke memilih untuk masuk kedalam gedung itu.

"Oi, Sasuke!" panggil Shino dan Tenten. Sasuke menoleh dan melambaikan tangannya malas.

"Ngomong-ngomong, pria manly yang datang bersamamu tadi siapa Sasuke?" tanya Tenten dengan mata berbinar.

"Orang itu suami Sasuke." jawab Shino sambil menghela nafas. Tenten tersentak.

"Uwah!!! Benarkah?? Wah!! Kau memiliki suami yang tampan Sasuke!!" seru gadis cepol itu girang.

Dari pada menjadi pusat perhatian, Sasuke memilih untuk pergi ke kelasnya dan mengabaikan semua orang yang mulai penasaran dengan sosok pria manly yang tadi bersama Sasuke tadi. Shino duduk disamping Sasuke, membuat pria raven itu merasa tenang karena temannya yang satu ini tidak seperti yang lain.

"Kau terlihat pucat Sasuke.." lontar Shino sambil memperhatikan wajah Sasuke lekat.

"Apa kau sakit?" tanyanya, sementara Sasuke masih memilih diam.

"Tidak." jawab Sasuke datar.

-tbc-

Only UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang