Sasuke membenci Naruto
Naruto mencintai Sasuke
Pair : Narusasu
Seme!Naruto and Uke!Sasuke
Genre : Drama, Bromance, and Hurt
Warning!
Yaoi, Typo and Nc+17
Naruto menatap tajam ponsel Sasuke, seakan-akan ia sedang menatap tajam orang yang berani mengirim pesan romantis itu pada istrinya. Sasuke tidak menyadari suasana Naruto yang panas karena pesan yang ia terima karena Sasuke sama sekali tidak peduli dengan pesan yang dikirim oleh Shino padanya, pria kacamata itu memang sedikit eror.
"Siapa Shin?" tanya Naruto dengan nada jutek. Sasuke menoleh dan menyembunyikan poselnya.
"Apa urusannya denganmu?" tanya Sasuke sarkas. Naruto terjungkal kebelakang, itu berlebihan.
"Dia Shino." Sasuke menjawab juga pertanyaan Naruto. Pria blonde itu mengangguk paham.
Shino? Pria kacamata yang berani menyentuh Sasuke nya itu? Naruto langsung menarik tangan Sasuke agar menghadap kearahnya, menatap tajam mata onyx itu, Sasuke mengangkat sebelah alisnya. Tangan besar Naruto mengusap pipinya lembut, situasi ini yang membuat Sasuke bingung, Naruto selalu saja membuatnya merasa nyaman.
"Ada apa denganmu?" tanya Sasuke pelan. Naruto menggeleng dan tersenyum tipis.
"Aku hanya cemburu dengan Shino, karena dia tidak canggung padamu. Yah.. Seperti itulah." gumam Naruto kemudian menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Sasuke tersenyum kecil.
Sikap Naruto yang seperti ini membuatnya merona. Perhatian, cemburuan, namun ia mengerti satu hal, mereka masih sangat canggung. Sasuke tidak tahu harus bagaimana, ia pun merasakan hal yang sama ketika Naruto dekat dengan seorang wanita, bahkan melakukan skinship yang berlebihan menurutnya. Naruto menyandarkan kepalanya pada pundak Sasuke, menutup mata shipper nya.
"Wanita itu... Siapa?" tanya Sasuke,Naruto mengeryit dan menegakkan tubuhnya menghadap Sasuke.
"Wanita? Ah! Sakura maksudmu? Dia sahabatku Suke." ujar Naruto santai. Sasuke hanya mengangguk paham.
Keesokkan harinya, Sasuke masuk ke tempat kuliah, ia bertemu dengan Shino yang memang menunggunya dipintu masuk, mereka saling menyapa dan Shino menggenggam tangan Sasuke untuk membawanya masuk kedalam kelas. Naruto mengusap wajahnya kasar, kepalanya terasa pening karena gertakan klan Hyuga yang semakin parah, mereka bahkan mengancam akan membuat hidup Sasuke dalam bahaya.
"Shika.. Bagaimana?" tanya Naruto lirih, ia lelah sekali. Shikamaru tersenyum kecut melihat kondisi bos sekaligus sahabatnya itu.
"Keadaan kacau sekali, para pemegang saham mulai membicarakan tentang ancaman clan Hyuga. Mereka takut sesuatu akan terjadi dan membuat mereka rugi." jelas Shikamaru. Naruto menghela nafas panjang.
"Hah... Tak ada pilihan lain." gumam Naruto pasrah, Shikamaru tersentak kaget.
Naruto memilih untuk menerima tawaran kerjasama antara perusahaannya dengan klan Hyuga, Naruto memang bodoh, terperangkap dalam keegoisannya sendiri, karena keselamat Sasuke, Naruto rela melakukan hal yang tidak ingin ia lakukan. Setelah menandatangani perjanjian, Naruto dan ketua klan Hyuga berjabat tangan. Terlihat bagaimaba ketua klan Hyuga itu tersenyum padanya, bukan tapi itu seringaian.
"Semoga kerjasama kita berjalan lancar, Tuan Uzumaki." ucap ketua klan itu. Naruto tidak ada niat untuk membalas.
"Anakku akan berkerja denganmu mulai sekarang, semoga kalian bisa dekat." lanjut pria paruhbaya itu. Naruto terdiam.
Sasuke menyelesaikan kelasnya, ia bergegas untuk pulang, membuat makan malam untuk Naruto mungkin tidak buruk karena kelas bubar tepat sebelum jam makan malam dimulai. Shino lebih dulu pulang karena ada urusan mendadak, meninggalkan Sasuke sendirian disepanjang jalan menuju rumahnya. Hening. Sasuke menghela nafas pelan, udara dingin mulai menusuk kulit pucatnya.
"APA?!!" teriak Sakura naik pitam. Naruto menutup telinganya karena teriakan sahabatnya itu.
"Kau bodoh!! Bodoh!! Kau tahu mereka hanya ingin membuatmu jatuh, tapi kenapa kau..." Naruto menatapnya intens, Sakura mengatupkan mulutnya.
"Mereka akan melukai Sasuke.. Aku tidak ingin itu terjadi. Kau mereka. Mereka tidak pernah main-main dengan ancaman." sela Naruto berubah serius. Sakura tidak bisa berkomentar apapun.
Ancaman pembunuhan memang mengerikan, apalagi ditujukan pada orang yang begitu berharga, Sakura tahu bagaimana perasaan sahabat bodohnya itu sekarang. Fugaku dan Minato tidak tahu tentang keputusan Naruto, dan mungkin Naruto tidak akan membuat kabar kerjasama itu masuk ketelinga mereka. Naruto mengerang kesal, perjanjian itu sangat memuakkan, ditambah wanita yang sering datang.
"Dan... Wanita itu akan bekerja bersamaku.. Disini." gumam Naruto. Sakura menajamkan pendengarannya.
"APA KAU BILANG?! ITU MENAKUTKAN!!" teriaknya lagi. Ini bukan hanya ancaman untuk membunuh dan menghancurkan, tapi penyiksaan.
"Tadaima!" lontar Naruto ketika masuk kedalam rumah.
"Okaeri!" balas Sasuke dari dalam dapur. Naruto tersenyum dan menghampiri istrinya itu.
Grep
"Na-Naruto.." cicit Sasuke, wajahnya merona. Naruto tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.
"Sebentar... Kau harus Suke.. Aku menyukai baumu..." bisik Naruto mengendus leher jenjang Sasuke.
"Makan malamnya... Kau menggangguku!" tekik Sasuke mencoba untuk tidak gugup. Naruto mendengus dan melepaskan pelukannya.
Chup~
Sasuke mengecup pipi kanan Naruto dengan cepat, membuat Naruto tersentak. Tak lama kemudian ia tersenyum lebar, Sasuke langsung memalingkan wajahnya, sungguh tadi itu sangat memalukan untuknya. Naruto mengusak rambutnya dan pergi ke kamar untuk membersihkan diri. Sasuke tersenyum tipis dan segera menyelesaikan masakannya yang tadi tertunda karena ulah suaminya itu.
-tbc-
Gomen up nya aga lama.. Soalnya sibuk PKL jadi gak ada waktu buat nyari inspirasinya... Gomen ne. Mina.