Sasuke membenci Naruto
Naruto mencintai Sasuke
Pair : Narusasu
Seme!Naruto and Uke!Sasuke
Genre : Drama, Bromance, and Hurt
Warning!
Yaoi, Typo and Nc+17
Naruto terjungkal kebelakang, sampai pantatnya mencium lantai yang dingin. Mengaduh dan menatap Sasuke yang terlihat terkejut. Hening, Naruto bangkit dan kembali menghampiri Sasuke yang masih diam, menarik tubuh kurus Sasuke kedalam pelukannya.
"Ada apa Sasuke?" tanya Naruto lembut. Tak ada jawaban dan juga penolakan.
Pelukan pun lepas, Naruto menatap intens wajah Sasuke yang memerah, kedua tangannya terkepal meremas ujung baju piyama milik Naruto. Pria blonde itu mengeryit bingung, apakah Sasuke malu? Senyuman tertengger dibibirnya, tangan kanannya mengusap lembut surai hitam Sasuke.
"Kenapa? Kau tidak perlu malu, Sasuke." ujar Naruto berusaha untuk meyakinkan Sasuke agar lebih terbuka.
"Aku ingin mandi." gumam Sasuke pelan namun dapat didengar jelas oleh Naruto.
"Silahkan!" lontar Naruto kemudian bergerak mundur. Sasuke tersentak dan menatap tajam pria dihadapannya itu.
"Dobe! Aku tidak bisa bergerak!" bentak Sasuke kesal, tubuhnya terasa remuk. Naruto melongo.
Eh? Naruto langsung menggaruk tekuknya yang tak gatal, dan bergegas untuk menggendong Sasuke ala bridal style. Membawa tubuh ringan itu ke kamar mandi, Sasuke menundukkan kepalanya, malu ia benar-benar malu. Naruto menatap Sasuke diam, kemudian menatap tubuh Sasuke yang naked.
"Kau bisa dalam bahaya kalau terus seperti ini Naruto!" batin Naruto menahan nafsunya.
"Bersihkan dirimu, aku akan menyiapkan baju ganti untukmu." ucap Naruto berjalan keluar kamar mandi.
Sasuke menatap punggung lebar Naruto yang menjauh, menggigit bibir bawahnya frustasi, terus meruntukki dirinya sendiri karena terbawa nafsu. Setelah mandi, ia berjalan tertatih kedalam kamar dan mencari baju yang Naruto siapkan untuknya, baju putih panjang dan celana pendek. Sasuke langsung memakainya.
Menuju ruang makan, Sasuke masih berjalan tertatih, belakangnya masih terasa sakit sampai sekarang. Naruto yang melihat Sasuke mendekat langsung menghampiri pria raven itu dan menuntunnya untuk duduk. Memberikan sarapan yang bisa ia masak untuk pria raven itu.
"Makanlah.. Semoga kau suka." ujar Naruto. Sasuke manatap makanan yang ada dihadapannya sekarang, dan mulai melahapnya perlahan.
Menikmati teh dan juga makanan ringan di ruang keluarga sambil menonton acara televisi membuat suasana terasa lebih hangat, Naruto menyeruput teh manisnya perlahan. Sementara Sasuke membaca buku ilmiahnya, ia berusaha untuk tidak gugup. Naruto menghela nafas panjang dan beralih menatap wajah Sasuke, memerah lagi. Naruto mendekatkan wajahnya, berbisik.
"Manis.. Wajahmu merah." Sasuke tersentak dan menoleh cepat, hidung mereka bersentuhan.
Sasuke bisa berasahan hembusan nafas Naruto mengenai wajahnya, lembut. Kedua mata itu menatap intens mata onyx milik Sasuke yang juga tengah menatapnya. Naruto memejamkan matanya, ia tidak ingin melakukan hal yang aneh pada Sasuke, ia pun segera menjauhkan wajahnya dari sana.
Tok tok tok
Naruto membuka pintu rumahnya, memasang wajah terkejut ketika melihat Ayah dab Ibunya ada disana tersenyum lebar. Ia pun mempersilahkan kedua orang tuanya itu untuk masuk, Sasuke langsung memberi hormat pada orang tua Naruto. Kushina langsung memeluk tubuh Sasuke penuh sayang, membuat Sasuke tersentak.
Minato dan Naruto menggeleng pelan melihat sikap wanita kuat yang berarti dalam hidup mereka, Kushina memang menyukai Sasuke dan malah menganggap bahwa Sasuke adalah anaknya dan Naruto adalah menantunya. Teganya ia melupakan Naruto, pikir Minato. Mereka terkekeh dan bergabung disana. Kushina masih saja memeluk tubuh Sasuke.
"Sasuke sayang, apa kau menginginkan sesuatu?" tanya Kushina. Sasuke menoleh dan menggeleng pelan.
"Kenapa kau bertanya seperti itu sayang?" tanya Minato yang bingung tentang pertanyaan ambigu sang istri.
"Hanya bertanya, karena sebagai Ibu nya, aku harua tahu apa yang diinginkan oleh anakku Sasuke." lontar Kushina mengelus surai hitam Sasuke sayang.
"Bu, aku anakmu! Dan Sasuke itu menantumu Bu, tapi kenap--" Naruto menghentikan selaannya karena Kushina menatapnya dingin dan menusuk.
Aura mencekam, Kushina tersenyum miring dan menarik kerah Naruto. Pria blonde itu menelan ludahnya kasar, ia sudah salah bicara. Kushina tidak suka ketika Naruto memanggilnya Ibu karena ia sudah menegaskan bahwa hanya Sasuke yang boleh memanggilnya Ibu. Minato langsung melerai mereka. Raut wajah Kushina berubah lembut ketika menatap Sasuke.
"Apa kau sakit Sasu? Kenapa wajahmu begitu pucat? Naruto, apa yang terjadi pada Sasuke ku hah?!" lontar Kushina penuh penekanan.
"Bu.. Aku baik-baik saja." cela Sasuke lembut. Kushina menoleh dan menjerit kegirangan.
"Owh! Tuhan!! Terimakasih!! Sasuke akhirnya menyebutku Ibu!!" seru Kushina dengan mata berbinar-binar.
"Mulai lagi.. Ayah, untung saja aku tidak seperti Ibu." bisik Naruto yang dibalas kekehan pelan dari sang Ayah.
Minato dan Kushina kembali, tinggallah Sasuke dan Naruto. Mereka terdiam, tak ada yang membuka bicara sama sekali. Naruto menolehkan pandangannya ke arah Sasuke yang sibuk dengan ponselnya entah tengah mengirim pesan pada siapa. Penasaran, Naruto mengintip kegiatan Sasuke dengan ponselnya itu.
[Istirahatlah yang cukup Suke.. Aku merindukanmu! <3]
"Apa-apaan itu!!" jerit Naruto dalam hati. Memandang Sasuke dan juga ponsel pintarnya bergantian dengan horor.
-tbc-