Sasuke membenci Naruto
Naruto mencintai Sasuke
Pair : Narusasu
Seme!Naruto and Uke!Sasuke
Genre : Drama, Bromance, and Hurt
Warning!
Yaoi, Typo and Nc+17
Naruto mengerang kesal ketika melihat wanita itu didalam ruangannya, duduk manis dengan rambut berwarna biru gelap, memberikan kesan manis pada wajahnya. Apa ini? Naruto langsung memukul kepalanya yang sudah eror, sadarlah kalau dia hanya milik Sasuke. Wanita itu tidak akan bisa menggantikan Sasuke, tidak akan.
"Naruto-kun?" panggilnya. Naruto hanya mengangguk.
"Aku membawakan makan siang untukmu nanti.. Tolong dihabiskan." lanjut wanita itu gugup.
Mungkin saran dari Sakura ada baiknya, tapi apakah Sasuke mau?. Dengan tekad yang kuat Naruto mengambil ponsel pintarnya dan mencari nomor Sasuke. Panggilan tersambung, Naruto berharap Sasuke tidak sibuk hari ini. Semoga saja. Terdengar suara Sasuke diseberang telepon.
"Ada apa?"
"Bisa kau datang ke kantorku, Suke?"
"Untuk?"
"Temani aku makan siang."
"Baiklah, tapi aku tidak janji."
"Aku akan menjemputmu di kampus. Bye~"
Tunggu? Membawa Sasuke ke kantornya? Itu berarti ia mempertemukan Sasuke dengan wanita menakutkan itu. Naruto meringis, berharap Sasuke tidak memikirkan hal yang aneh nanti. Pasalnya ia tidak tahu apapun, apalagi masalah kerjasama dengan klan hyuuga terpaksa karena mereka mengancam akan mengganggu Sasuke.
Naruto memakirkan mobilnya didepan gedung kampus, mata shipernya meneliti setiap sudut sekolah, mencari Sasuke disana. Senyuman diwajahnya merekah ketika Sasuke berjalan kearahnya, ia tidak memperhatikan pakaian yang dipakai Sasuke ketika di rumah. Ayolah, ini membuat adiknya terbangun. Ia bahkan harus menelan ludah kasar karena melihat lekuk tubuh Sasuke.
"Ada apa?" tanya Sasuke. Naruto mengerjap.
"Ti-tidak. Ayo, kita berangkat." ujar Naruto kemudian membukakan pintu mobil untuk Sasuke.
Tak ada obrolan ketika diperjalanan, Sasuke terlalu asik dengan kegiatannya membaca buku sedangkan Naruto sibuk dengan rasa gelisahnya. Ada dua faktor, yang pertama adalah karena Sasuke, tubuh bagian bawahnya bangun dan butuh beberapa jam untuk menenangkannya, dan kedua bagaimana keadaannya nanti kalau mereka bertemu?.
"Naruto-kun?" panggil Hinata dengan lembut. Matanya sedikit terbelalak ketika melihat ada seseorang dibelakang Naruto.
"Oh, hai. Sasuke, masuklah." lontar Naruto menggandeng tangan mungil Sasuke untuk masuk kedalam ruangannya.
"Hm." balas Sasuke seadanya.
Ia sedikit bingung melihat wanita manis itu duduk dibangku kerja yang sepertinya baru itu, Sasuke menatap Naruto penuh tanya, tapi itu membuat Naruto menjadi salah tingkah. Ia terkekeh ketika mendapatkan tatapan tajam dari Sasuke, ayolah itu sangat menggemaskan menurutnya. Sasuke memalingkan wajahnya kesal, ia merasa diabaikan.
"Naruto-kun, waktunya makan siang, ini bekalnya." ujar Hinata sambil memberikan bekal pada Naruto.
Sasuke menatap tajam keduanya, untuk apa Naruto mengajaknya ke kantor kalau yang ada seorang wanita yang akan melayaninya? Menyebalkan! Sasuke mendengus dan memalingkan wajahnya kearah lain. Pintu ruangan terbuka dan menampakkan Sakura yang membawa kotal bekal makan siang.
"Oh? Sasuke-kun?! Wah! Lama tidak bertemu!" seru Sakura dengan girangnya.
"Kau siapa?" tanya Sasuke.
"Err.. Aku Sakura, sahabat Naruto si bodoh itu." tunjuk Sakura.
"Aku membawa bekal untukmu dan Naruto, ini sebagai tugas. Hm.. Hinata-chan? Bisa kau ikut denganku?" lontar Sakura.
"Baik." ucap Hinata yang mengikuti Sakura ke luar ruangan.
Naruto mendekati Sasuke yang memandangi bekal makan siang dari Sakura, ia baru ingat kalau Sakura itu adalah orang yang menjadi sandaran Naruto dulu. Jujur Sasuke iri pada wanita berambut pink itu, ia ingin tahu lebih Naruto yang statusnya adalah suaminya sekarang. Terlalu asik melamun, Sasuke tidak sadar Naruto sudah mencuri ciumannya. Sasuke memandangnya sengit, itu tidak sopan.
"Ada apa Suke?" tanya Naruto dengan lembut.
"Kalau disini ada wanita yang melayanimu kenapa masih mengajakku?" lontar Sasuke. Naruto tersentak.
"Kau ini bicara apa Suke? Aku melakukannya karena kau istriku, dan apakah salah kalau aku makan siang dengan istriku sendiri?" ucap Naruto.
Istri? Sasuke tidak bisa tidak terpana, pria raven itu menundukkan wajahnya menyembunyikan rona merah yang menjalar akibat ucapan Naruto. Sadar kalau Sasuke sedang blushing, pria blonde itu mengecup bibirnya lagi, bibirnya bagai candu bagi Naruto. Ciuman semakin dalam dan Sasuke mengalungkan tangannya keleher Naruto, berusaha mengimbangi ciuman Naruto.
Naruto melumat bibirnya dengan dalam dan tempo yang terbilang cepat, lumatan itu kemudian turun ke leher putih Sasuke, mengakibatkan tanda merah yang kontras dengan warna kulitnya. Sasuke mendongak, memberikan aksen pada Naruto, ia bahkan menggigit bibirnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara aneh.
"Naru... Pintunya..." gumam Sasuke.
Ceklek
"Sudah dikunci, ayo lanjutkan!" ujar Naruto dengan semangat.
"Makan siang!" pekik Sasuke. Ia langsung memukul kepala Naruto kesal karena membahas hal tadi.
"Awh! Baiklah, sayang.." lontar Naruto menyerah, mungkin nanti di rumah bisa dilanjutkan.
Tbc-