Sasuke membenci Naruto
Naruto mencintai Sasuke
Pair : Narusasu
Seme!Naruto and Uke!Sasuke
Genre : Drama, Bromance, and Hurt
Warning!
Yaoi, Typo and Nc+17
"Makanlah yang banyak Suke, kau terlihat kurus sekali!" ujar Naruto memberikan beberapa tomat yang ada didalam mangkuk supnya pada Sasuke.
"Bilang saja kau tidak mau makan tomat!" ketus Sasuke. Naruto cengengesan.
"Kau tahu... Aku tidak suka sayuran Suke. Jadi, buatmu saja ya?" lontar Naruto. Sasuke menghela nafas dan mengangguk.
Keesokkan harinya, Naruto sibuk dengan pekerjaan, dan juga mood nya menjadi buruk karena wanita yang bekerja dengannya selalu saja mencoba untuk mendapat perhatian darinya. Merasa bingung, Naruto menelpon Sakura untuk datang, semoga sahabatnya itu tahu bagaimana caranya menyingkirkan Hinata.
Sakura datang sesuai keinginan Naruto, ia juga merasa kasihan melihat Naruto yang hampir gila karena terus saja diganggu oleh wanita itu. Sakura berhasil memberi jarak untuk Hinata, jadi wanita itu tidak bisa dekat-dekat dengan Naruto. Naruto menghela nafasnya kasar, Sakura hanya bisa membantunya ketika jam istirahat.
"Naruto-kun, apa kau ingin kopi?" ujar Hinata dengan nada manisnya.
"Tidak perlu repot." balas Naruto malas, namun berusaha untuk sopan.
"Boleh aku berbicara denganmu?" tanya Hinata dengan nada memohon. Oh... Naruto tidak bisa menolaknya.
"Bicaralah!" ucap Naruto.
Sakura dan Shikamaru datang ke ruangan Naruto setelah wanita Hyuga itu pulang, dan lihatlah keadaan pria blonde itu sekarang. Sakura bahkan langsung tertawa terbahak-bahak melihat keadaan sahabatnya. Naruto merengek karena Sakura tidak membantunya ketika ia diserang pertanyaan masalah Sasuke, menakutkan ketika berbicara berdua dengan wanita itu.
"Shika, apa Sasuke sudah pulang?" tanya Naruto.
"Ya.. Aku rasa begitu." jawab Shikamaru.
"Ck!! Kau seperti takut ketahuan selingkuh oleh Sasuke, Naruto!" ketus Sakura. Naruto terbelalak.
"Selingkuh? Aku tidak melakukan apapun!" bela Naruto. Sakura hanya memutar bola matanya.
Naruto memang bodoh, ia tidak bermaksud bicara kalau Naruto takut ketahuan selingkuh seperti yang dipirkan oleh pria itu, tapi kekhawatiran Naruto pada Sasuke yang berlebihan. Naruto pulang larut malam, setelah menyelesaikan beberapa berkas yang sempat ia tunda, akhirnya ia bisa pulang. Pintu terbuka, Naruto mengganti sepatunya dengan sandal.
Tak ada siapapun disana, Naruto yakin kalau Sasuke sudah tidur, lihat jam menunjukkan pukul 12:00 malam. Naruto bergegas untuk pergi ke kamarnya, tapi langkahnya terhenti ketika melihat lampu dapur menyala, biasanya lampu dimatikan. Naruto mendekati dapur, apakah Sasuke lupa mematikannya?. Naruto mengeryit ketika melihat sosok familiar tengah tertidur disana, dengan posisi duduk. Sasuke? Naruto segera menghampirinya.
"Suke?" panggilnya. Sasuke hanya menggeliat.
Naruto melihat apa yang ada dimeja makan, banyak makanan disana, makanan favoritnya pun ada. Sasuke memasak untuknya? Dan bahkan menunggunya pulang?. Naruto tersenyum tipis, tangan besarnya terulur mengusap pipi tirus pria raven manis nya itu lembut. Merasa terganggu, Sasuke membuka matanya perlahan, ia terkejut ketika melihat Naruto disana menatapnya.
"Naruto... Kapan kau pulang?" tanya Sasuke pelan. Naruto masih tersenyum.
"Baru saja.. Maafkan aku Suke.. Kau menungguku sampai tertidur disini.." gumam Naruto.
"Makanannya?" gumam Sasuke sambil duduk tegak.
"Aku sudah memakan semuanya.." balas Naruto.
Naruto mengajak Sasuke untuk tidur di kamar, mereka terlelap dengan mudah ketika Naruto memeluk tubuh Sasuke, begitupun sebaliknya. Sampai pagi menyapa, Naruto sudah terbangun dan menyiapkan sarapan untuk mereka, Sasuke bangun setelahnya. Mereka sarapan bersama, Naruto memakai jas sedikit berantakan, dasinya saja tidak tertata dengan rapi. Sasuke menarik pundak pria blonde itu agar mendekat kearahnya.
Dengan cekatan ia memasangkan dasi itu, Naruto membulatkan matanya tak percaya, wajah mereka begitu dekat sekarang. Sasuke terlihat cantik dengan gaya rambut itu, tergerai, dan sisi rambutnya ia selip kebelakang daun telinga. Leher jenjangnya yang terekspos membuat Naruto tidak bisa berhenti bergumam kagum, kulit putih pucat Sasuke membuatnya lebih feminim untuk ukuran laki-laki.
"Ada apa?" tanya Sasuke bingung. Naruto terkesiap.
"Ah? Tidak... Wajahmu terlihat cantik." lontar Naruto dengan terkagum-kagum.
Takk
"Awh!! Kenapa kau memukulku, Suke?" ringis Naruto merasakan pukulan sayang dikepalanya.
"Jangan sebut aku seperti itu!" geram Sasuke dengan aura kelamnya.
Cantik... Tapi menakutkan...
"Baiklah... Manis..." ujar Naruto berusaha membujuknya. Sasuke menarik kerah baju Naruto.
"Dan jangan sebut kata itu!!" tekiknya galak. Naruto hanya meringis.
Mengingat ia harus bekerja membuat Naruto malas, ia ingin bersama Sasuke saja, kalau tidak pun ia tidak ingin bertemu dengan wanita menakutkan itu lagi. Ia meminta Sakura untuk menemani, tapi wanita itu menolaknya mentah-mentah, dengan alasan sibuk bersama suaminya. Shikamaru? Pria nanas itu tidak bisa diandalkan dalam hal ini. Lalu siapa? Sakura menyarankannya untuk mengajak Sasuke.
"Apa dia mau?" tanya Naruto pada Sakura lewat telepon.
"Baiklah... Aku akan menanyakannya dulu." gumam Naruto sebelum menutup teleponnya.
-tbc-
Mina, gomen!!! Aku comebacknya lama... Belum dapet hidayah buat lanjutnya...
Tapi sekarang udah... Maaf ya kalau sedikit garing..