wonho

102 22 1
                                    

Pada sekitar pukul delapan pagi, sebuah mobil berhenti di depan rumah bibi yang sengaja menutup tokonya hari ini. Bibi telah menunggu di ruang tamu sejak tadi, dan langsung menyambut tamunya begitu tiba.

"Selamat pagi, Dokter." sapanya sembari mengulas senyum ramah. "Mari masuk dahulu."

Dokter yang menjadi tamu bibi pagi itu mengekor. Mereka duduk di ruang tamu sembari mengobrol singkat sampai pukul sembilan.

"Jadi, bisa saya nanti langsung menemui Shin Wonho di rumahnya?" tanya Dokter tersebut.

"Anda ingin menemuinya di sana? Saya bisa memintanya kemari, Dok."

"Tidak. Saya ingin menemui Wonho-ssi saja."

"Baiklah. Kita pergi sekarang?"

Dokter mengangguk, lalu mereka berangkat menuju rumah Wonho di seberang rumah bibi. Tak ada jadwal sebelumnya. Bibi pun tak memberitahu Wonho, agar terkesan jadi kejutan. Mereka sama-sama berharap baik Wonho maupun Soohyuk ada di rumah. Mereka berhenti tepat di depan pintu rumah Wonho, kemudian bibi mengetuk.

Wonho membuka pintu, segera terdiam kikuk. Siapa wanita yang dibawa bibi?

"Ada apa lagi ini?" tanyanya.

"Sesuai permintaanmu." sahut bibi. "Boleh kami masuk?"

Wonho nampak mengingat-ingat sesuatu. Memangnya apa yang ia minta selain ... psikiater. Benar juga. Dan bibi sungguhan mencarikan untuknya? Wah.

"Masuklah." ia membuka pintu lebih lebar, kemudian bergegas mencari tiga buah kursi.

Tak lama ia kembali dengan kursinya, menatanya di ruang tamu. Psikiater itu nampak kalem, tak seperti Soohyuk yang beringas. Ia pun nampak tak masalah dengan kondisi rumah Wonho yang ala kadarnya. Ia asyik menebar pandangan, juga pada salah satu kamar bertuliskan 'ㅋ' di pintunya.

"Itu semua kamarmu?" tanya Dokter.

Wonho mengangguk ragu. "Kamarku yang itu. Tapi ... yang satunya juga kamarku." ia menunjuk kamar yang dimaksud bergantian.

"Boleh aku masuk ke kamarmu yang itu?" Dokter menunjuk kamar dengan pintu bersimbol abjad Hangul. Wonho mengangguk mantap, dan Dokter segera pergi. Tinggallah Wonho dan bibi.

"Wonho?" panggil bibi.

"Ya?" Wonho menoleh.

"Aku hanya memastikan kau siapa."

Wonho memandangi Dokter tersebut selagi mengeksplorasi kamar Soohyuk. Ia sendiri heran kenapa Soohyuk tak merespon, jika dibandingkan dengan kemarin.

"Dia dari Thailand. Sudah tinggal di sini lumayan lama. Namanya Suratsawadee Arayatham. Dokter Dee." tutur bibi. Wonho manggut-manggut.

Dokter Dee segera kembali. Mereka pun mulai membicarakan permasalahan Wonho. Bibi hanya diam di tempatnya menyaksikan.

"Berapa umurmu?" tanya Dokter Dee.

"25 tahun,"

"Kalau kepribadianmu satunya? Siapa namanya?"

"Soohyuk."

"Berapa umurnya?"

"Um ... " Wonho terdiam tak mengerti.

"Tidak ada orang yang terlahir dengan penyakit kepribadian ganda, Wonho-ssi."

Wonho ber-oh ria. "Seingatku aku berusia sembilan tahun saat baru menyadari kehadirannya. Mungkin ... dia muncul setahun sebelumnya."

Dokter Dee menatap jauh ke dalam kedua mata Wonho. "Apa yang memunculkannya?"

[TBU] Alter [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang