Bip bip
"Halo?"
"Kau masih tidur? Bangunlah, sudah siang."
"Siapa ini?"
"Ini Mei, bodoh!"
"Oh."
"Dasar kau kutu beras tukang tidur!"
"Aku juga butuh tidur, idiot."
"Btw, apa ini Shin Wonho?"
"Apa menurutmu Wonho mengenalmu, Snow White?"
"Hei, jangan hina margaku, Shin Wonho!"
"Berhenti memanggilku Wonho, atau kurobek mulutmu."
"Terserah."
"Kau mau apa sih?"
"Kau butuh alamat rumah Lee Jae Sik atau tidak?"
Seketika mata Soohyuk membelalak lebar. Ia mematikan telepon dan beranjak mandi.
Usai mandi dan kembali menghubungi Mei, Soohyuk pergi menuju alamat yang diberikan. Tak lupa ia membawa beberapa persenjataan dan berpakaian rapi. Sesampainya di sebuah rumah yang tak terlalu besar dan mencolok, ia masuk. Di rumah itu pula tak ada sekuriti atau semacamnya. Sama sekali tak ada penjagaan apapun. Apa benar ini rumahnya? Apa Mei salah memberikan alamat? Atau ia salah rumah? Dari luar rumah itu nampak sepi. Wonho coba masuk ke dalam. Ia melangkah dengan sangat hati-hati, seakan sedang memasuki kandang singa yang tengah tertidur. Sepatu pantofelnya bahkan tak terdengar. Ia memasang mata dan telinga sebaik mungkin sambil menyusuri tiap ruangan dalam diam. Satu per satu ruangan ia periksa, namun tak menemukan siapapun atau apapun yang berarti. Ia mendengus kesal. Ransel ia lepas, begitu pun sarung tangannya. Ia meraih ponsel dan menghubungi Mei.
"Halo?" sahut Mei di seberang.
"Apa kau memberiku alamat yang tepat? Tidak ada siapapun di sini." gerutunya.
"Apa maksudmu?"
"Rumah ini sepi."
"Sudah cek semua ruangan?"
"Sudah."
"Um ... mungkin dia tidak di sana. Mungkin ... di rumahnya yang lain."
"Rumah yang lain? Kau bercanda?"
"Konglomerat punya banyak rumah, Soohyuk."
"Dan kau memberiku alamat yang salah?"
"Tidak. Itu benar rumahnya. Mau kukirim sertifikatnya?"
"Tidak usah."
"Oke. Akan kucarikan info yang lain. Juga alamat semua rumahnya."
Soohyuk mematikan telponnya. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? Pulang? Rugi bensin. Ia berpikir sejenak, lalu beranjak ke dapur. Di kulkas ada lumayan banyak makanan, baik makanan jadi maupun mentah. Ia meraih sekaleng makanan beku, kemudian beranjak mencari sendok. Ia pergi mengambil ranselnya, lalu kembali ke dapur. Hampir setengah dari isi kulkas ia ambil. Masa bodoh. Segera ia habiskan makanannya, mencuci sendoknya untuk menghapus jejak, dan pergi.
***
Pesan moral : kalo ke mana" jangan lupa kunci pintu rumah, kalo perlu gembok pagar juga pake sidik jari ato retina mata(~‾▿‾)~
KAMU SEDANG MEMBACA
[TBU] Alter [FINISHED]
Fanfiction[15+][au] Hidup tak semudah kelihatannya. Kau tahu kan? Jadi pembunuh bayaran tak sekeren John Wick. Kabur dari antek-antek Bos yang kau bunuh tak semudah Jason Bourne. Mencari orang yang menipumu tak semudah Deadpool. Sembunyi dari psikiater tak se...