soohyuk

119 25 3
                                    

Wonho tengah bersiap untuk berangkat ke toko. Ia sudah berpakaian rapi, bahkan sudah memakai sepatu saat tiba-tiba kepalanya pusing. Ia merunduk, memegangi pelipisnya, lalu kembali mendongak ... sebagai Soohyuk. Ia masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian yang lebih sesuai dengannya. Sejenak perhatiannya tersita oleh berkas data diri yang Mei kirimkan semalam. Ia meraihnya, membacanya kembali semuanya. Di sana tertulis sekitar duapuluh orang pria dan wanita yang bekerja sama atau pernah bekerja sama dengan Lee Jae Sik. Tak seluruhnya orang Korea. Itu berarti Jae Sik memiliki relasi yang luas. Hari ini ia hendak mendatangi salah seorang dari mereka. Ia kembali memilih dengan teliti, dan dengan segera pilihannya jatuh pada seorang gadis keturunan Korea-Jepang yang sepantaran dengannya, Yui Lee. Ia mengerutkan dahi. Namanya nampak familiar. Tapi ia tak pandai mengingat dengan baik, apalagi masalah wanita. Lihat saja nanti.

Sambil membawa sebuah pistol kecil, ia berangkat. Ia juga membawa sarung tangannya dan menyimpannya di saku. Kira-kira masih belum jauh dari rumahnya, ia bertemu Tn. Choi. Entah sengaja atau tidak, mereka menghentikannya. Soohyuk menurut dengan terpaksa.

"Aku sibuk. Kau mau apa?" ketusnya.

"Kau belum menjawabku." Tn. Choi mendekati Soohyuk perlahan.

"Jangan mengharapkan apapun dariku. Terutama Wonho. Dia tak tahu apapun."

"Sungguh konyol kau tak membiarkan inangmu tahu apa yang parasit dalam dirinya lakukan."

Ekspresi Soohyuk mengeras. Ia diam.

"Kau sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang jawab aku."

"Minggir. Aku sibuk." Soohyuk menurunkan kaca helmnya, kemudian menancap gas.

Dalam hitungan detik ia sudah melesat jauh dari Tn. Choi. Untung saja mereka tak mengejarnya. Ia terus mengecek dari spion hingga tiba di rumah Yui. Soohyuk memarkir motornya di depan, kemudian masuk. Seperti rumah Chanyoung, rumah Yui nampak sepi. Ia terus masuk hingga akhirnya bertemu gadis itu di ruang tengah.

"Soohyuk?" panggil gadis itu sembari menelengkan kepala.

Soohyuk menaikkan alis heran. Pertama, ternyata gadis ini mengenalnya-berarti ia juga mengenalnya, karena apa yang ia katakan pada Jae Sik dulu tentang namanya bukanlah gurauan. Kedua, Yui nampak mabuk. Ketiga, ia hampir telanjang.

Yui terhuyung menghampirinya. "Kau Soohyuk, kan?"

Soohyuk menelan ludah.

"Astaga," Yui merengkuh pipi Soohyuk sembari mengulas senyum lebar. Sepertinya gadis ini mabuk berat.

"Sayang! Apa kabar? Kapan terakhir kali kita bertemu?"

Soohyuk menelengkan kepalanya.

"Kau terlihat lebih ... seksi ... " Yui meraba bahu Soohyuk, dan terus turun.

Soohyuk menahan tangan Yui ketika meraba perutnya. Ia menyibakkan rambut Yui perlahan ke belakang telinganya. Pandangan mereka bertemu.

"Uh, aku lupa kapan terakhir melihatmu. Rasanya ... sudah lama sekali. Aku merindukanmu," Yui melingkarkan kedua tangannya pada bahu Soohyuk.

"Yang pasti sebelum kau bekerja pada Lee Jae Sik." Soohyuk menyingkirkan lengan Yui, namun gadis itu kembali melingkarkannya.

"Oh, Tn. Lee? Kau juga bekerja padanya, sayang?"

"Kau tahu di mana dia?"

"Tidak," Yui meraba bibir Soohyuk sembari menggeleng singkat. Soohyuk melempar pandangan sesaat, lalu kembali pada Yui. Apa ia harus meladeni manusia tidak punya malu seperti ini? Apa urat malu Yui putus? Ah, ia ragu Yui punya urat malu.

[TBU] Alter [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang