soohyuk

124 25 2
                                    

Pagi ini Soohyuk pergi ke rumah salah seorang antek Jae Sik. Winna Yoo, seorang gadis keturunan Korea-Rusia yang dituliskan alamatnya berada di Itaewon. Ia ingat semalam Mei mengatakan bahwa gadis itu cukup dekat dengan Jae Sik daripada orang-orang lain yang ada di daftar. Dengan mengenakan jaket abu-abu favoritnya, Soohyuk pergi ke sana. Seperti yang sudah ia duga, rumah gadis itu sepi. Entah mengapa rumah mereka selalu sepi, padahal Soohyuk mengharapkan bisa menghabisi lebih banyak orang. Sesampainya di sana ia disambut gadis itu sendiri yang sedang ada di teras.

"Maaf, Anda siapa, Tuan?" gadis itu mengerutkan dahi penuh tanya saat tiba-tiba ada pemuda datang ke rumahnya.

"Kau Winna Yoo, kan?" Soohyuk mengulas senyum tipis.

"Um ... apa aku mengenalmu?"

"Tidak. Tapi kau mengenal Lee Jae Sik. Benar?" Soohyuk mengangkat alis.

Winna tersenyum singkat. Ia memainkan rambutnya. "Masuklah."

Soohyuk mendahului gadis itu tanpa aba-aba, langsung mendaratkan tubuh di sofa selagi gadis itu pergi—mungkin untuk mengambil minuman. Soohyuk memasukkan tangannya ke saku jaket, kemudian teringat sesuatu. Setelah dari sini ia harus pergi ke tempat Mei juga. Artinya ia tak boleh berlama-lama. Winna kembali membawa nampan berisi dua gelas minuman. Tak ada yang aneh, tapi ia tak akan meminumnya. Siapa yang tahu jika minumannya telah dicampur racun? Rusia selalu tanggap.

"Tn. Lee memintamu kemari?" tanyanya. Ia menyodorkan salah satu gelas pada Soohyuk.

Oh, Lee Jae Sik mengirim orang untuk menemui gadis ini? Ia pura-pura bodoh atau sengaja tak tahu? Soohyuk menelengkan kepalanya.

"Tidak juga. Aku hanya ingin belajar sedikit dari mata-mata Rusia, karena Tn. Lee baru saja mempekerjakanku." tuturnya. Well, jika waktu bisa diulang, ia akan benar-benar mendatangi gadis ini terlebih dulu sebelum membunuh pria bernama Kim Nam Gyu.

Winna menyilangkan kakinya, sengaja—mengekspos kaki jenjangnya yang hanya tertutupi sebuah celana pendek hitam. "Ah, begitu rupanya."

Soohyuk melirik sesaat apa yang sengaja gadis itu pamerkan. Ia diam.

"Kukira kau dari bagian distribusi. Kau ... bagian apa?" Winna menggigit ujung kukunya.

"Bukan apa-apa."

"Coba kutebak. Sniper?"

Soohyuk menyeringai kecil. Rusia memang jeli.

"Oh ya?" balasnya.

Winna menyisir rambut hitam panjangnya ke belakang. Ia tersenyum simpul. "Tn. Lee selalu mempekerjakan pria seksi sebagai sniper."

Sialan. Gadis ini boleh juga. Soohyuk menelan ludah.

"Btw, apa yang bisa kubantu? Siapa yang Tn. Lee katakan padamu agar diawasi?"

"Kim Nam Gyu."

Winna menyeringai. "Dia sudah mati, sayang."

Soohyuk menaikkan satu alisnya. "Benarkah? Kalau begitu, Choi Min Jae."

Winna menghampiri Soohyuk, lalu duduk di pahanya. Mereka memagut bibir sekilas.

"Akan kuajari bagaimana caranya memata-matai dengan benar. Kau nampak bodoh." bisiknya.

"Bodoh?" Soohyuk meraba kedua paha gadis itu. "Tidak, sayang. Aku tidak sebodoh itu."

Winna kembali memagutkan bibir mereka. Dengan segera Soohyuk lenyap, seakan ditelan lubang hitam dan menghilang dari eksistensi. Tangannya sibuk menjelajah kesana kemari, sementara tangan Winna sibuk melucuti celananya sendiri—lalu membuka resleting Soohyuk.

[TBU] Alter [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang