➖Satu

179 78 126
                                    

“Untung cantik.”

• • •

"Key! Bangun hoy! Buset dah! Kita telat woi!" ucap Kafka- kaka kandung Keyzhia.

Kafka pun mengambil jam waker milik Keyzhia. Ia mendekatkan jam waker tersebut tepat di telinga Keyzhia.

Kring!
Kring!
Kring!

Dengan cepat Keyzhia bangun, tanpa sadar ia menendang wajah tampan kakak kandung nya tersebut.

"Anjir! Apaan sih lo, tai ayam lo!"

"Eh--maaf bang! Gak sengaja!" ucap nya seraya pergi menuju kamar mandi miliknya.

• • •

"Udah, sono lu turun." Keyzhia yang mendengarkan nya pun menghembus nafas kesal.

Lagi lagi dia menghembus nafas nya berulang kali karena dia harus menghadap kepada pak satpam.
Dan yang pastinya ia harus menghadap juga kepada ketua yayasan, karena ia bersekolah disini peraturan nya sangatlah ketat.

"Heh! Heh, lo telat kan?" ucap seorang lelaki yang tiba tiba saja berada di samping Keyzhia, "ikut gue sini,"

"Udah tau telat! Ngapain nanya." sewot Keyzhia tiba tiba.

"Ikut gue manjat yuk,"

"Mau modus ye lo? Kan gue pake rok!" tuduhnya.

"Asalnya gue gak kepikiran begitu, tapi lo ngasih tau jadi deh gue kepikiran, hehe," balasnya cengengesan.

"Sialan lo!"

"Ayok, cepetan, kayaknya gak ada guru piket nih," ajak Kelyo, "gue gabakalan liat kok," dengan terpaksa Keyzhia pun mengikuti ajakan konyol milik Kelyo.

• • •

"SAMLEKOM!!" salam Kelyo yang sudah berada di pintu kelasnya sendiri, dan dibuntuti oleh Keyzhia dibelakangnya.

"Mendadak alim woy si Kelyo!" sahut sahabat Kelyo-yaitu bernama Gerry.

"Tangannya bisa dilepas enggak?" tanya Keyzhia kepada Kelyo yang sejak dari memanjat gerbang sekolah sampai masuk kelas masih menggegam tangan mungil Keyzhia.

"Enggak dong," ucapnya mengeyel.

"Lepasin gak?!"

Buk!

"Aawhh..." seru isi kelas yang melihat adegan Keyzhia menendang bagian bawah perut Kelyo.

"Untung cantik," gumam Kelyo yang masih meringgis kesakitan karena adegan tadi.

"Eh-Yo maaf-refleks!" ujar Keyzhia yang merasa bersalah, dan dengan polosnya ia hampir memegang yang ia tendang tadi.

Dengan terkejut Kelyo pun memundurkan kaki nya, "jangan di pegang dong," ucap Kelyo cengengesan.

"Ya-yaudah gue kebangku duluan."

• • •

"Ry beliin gue seblak lah, pake sambel nya tapi dikit." pinta Kelyo kepada Gerry yang mematuhi perintahnya. Ya, begitu lah Gerry yang selalu mengikuti perkataan orang lain.

Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang