"Nobody's perfect, but you're perfect for me." -Too Late.
16/03/2018
• • •
Panas terik matahari menerpa bumi, sehingga manusia tidak mau keluar dari tempat teduh nya, terkecuali dengan kelima lelaki yang sedang diberi hukuman berlari 20 keliling lapangan upacara oleh gurunya.
"1 KELILING LAGI! FIGHTING BRO!" ucap Kelyo yang berteriak untuk menyemangati keempat kawan seperjuangannya itu.
Vian dan Gerry yang sedang bersantai di pinggir lapangan upacara pun langsung bergegas berdiri, karena mereka sedang diawasi oleh guru yang menghukum mereka, "maneh mah enak Yo! 1 keliling lagi, aing sama Gerry mah 10 keliling lagi!"
"FINISH!" ucap mereka bersamaan, Kelyo, Putra, dan Dava, kecuali Vian dan Gerry yang masih harus berlari 10 keliling lagi.
Vian dan Gerry pun mendengus malas, karena mereka sedari tadi berteduh dipinggir lapangan.
"VIAN, GERRY AYO LARI 9 KELILING LAGI! JANGAN BERMALAS MALASAN!" ucap seorang guru yang menghukum mereka berlima, Ibu Iis.
"Gini aja deh Bu! Saya sama Vian capek, Ibu aja mendingan yang lari!" ucap Gerry kesal, karena ia sudah sangat capek.
"Upsy!"
"Gerry udah jadi anak baik ya..."
"Duh, jangan marah bu..."
"HAHAHA!"Begitulah ucapan para teman sekawan nya yang sedang bersantai santai dipinggir lapangan, siapa lagi kalau bukan Kelyo, Dava, dan Putra.
"Iya tuh Bu! Betul apa yang di katakan Gerry! Kita berdua lelah, mendingan ibu aja deh yang lari, biar langsing!" ucap Vian dengan senyuman lima jarinya.
Bu Iis yang mendengar Vian berkata seperti itupun berkacak pinggang, "Apa? Maksud kamu saya gendut? Iya?"
"Bukan gitu Bu, maksud saya gimana ya? Ibu tuh kurus, tapi alangkah baiknya lagi kalau Ibu jangan ngehukum kita, biar gak gendut." sambung Vian.
"Maksud kamu, kamu gamau dihukum? SEKARANG KALIAN BERDUA LARI 30 KELILING! TIDAK ADA PENOLAKAN! ATAU TAWARAN!" teriak Bu Iis menggelegar.
"TAPI BU--"
"LARI!!!"
• • •
Sekarang jam menunjukan pukul 01.20, yang berarti anak anak masih memulai pelajarannya dengan rasa malas, mengantuk, tidur, menghayal, mengobrol, dan sibuk dengan dunianya masing masing. Terkecuali dengan Keyzhia yang sedari tadi memperhatikan guru yang sedang menjelaskan rumus rumus matematika.
Yang pastinya siswa siswi malas mendengar pelajaran matematika, apalagi tentang rumus rumusnya yang membuat mereka pusing dan malas mengerjakannya, begitulah murid murid di SMA Angkasa.
"Key, kamu ngerti rumus rumusnya?" tanya Kelyo yang sudah selesai dari hukuman Bu Iis.
Keyzhia yang sedari tadi memperhatikan guru, kini menengok ke arah Kelyo disebelah kirinya, "sebenernya gak ngerti sih, gak masuk ke otak, hehe."
"Ke kantin yuk?"
"Gila lo ya, bolos di jam pelajaran Bu Wita,"
"Iya, aku gila, gila karena kamu."
"Basi,"
Kelyo pun meringgis kesakitan dibagian perutnya, "arghh---perut gue..."
Semua kelas pun tertuju pada Kelyo yang terlihat kesakitan dibagian perutnya itu, termasuk Keyzhia dan Bu Wita yang mengajarkan ilmu.
"Yo?! Kenapa?" tanya Keyzhia yang sudah panik.
Bu Wita pun menghampiri Kelyo yang kesakitan, "Kelyo? Ada apa ini Keyzhia? Buruan bawa dia ke UKS takut kenapa kenapa,"
"Alah palingan dia modus doang bu, yegak man?" ucap Dava yang dibalas sinisan tajam oleh Kelyo.
Dava, Gerry, Vian, Putra, dan Nisa pun tertawa cekikikan.
"Suruh siapa kalian ketawa? Temen kalian sedang kesakitan malah diketawain, kalian kerjakan nomor 114 sampai 211,"
Ha! Mampus dah lo pada. Batin Kelyo bahagia karena melihat teman temannya yang menderita.
"Ah, elo sih," tuduh Gerry pada Dava.
"Kok? Malah nyalahin gue?"
"Mangkannya lo pada jangan ketawa napa?!" ucap Nisa geram.
"Elo juga Nis, ketawa." jawab mereka berbarengan dengan jengkel.
"Yaudah! Fine! Salah gue iya?"
"Etdah Nis, jangan ngambekan," bujuk Dava kepada Nisa. Nisa pun tidak menghiraukan perkataan Dava dan sibuk sendiri dengan buku matematikanya.
Keyzhia yang sedari tadi panik pun membawa Kelyo ke UKS, "ayo, ke UKS."
• • •
Sesampainya mereka di UKS, "kayaknya kamu perhatian banget deh sama aku,"
Keyzhia yang sedang mencari kotak P3K untuk Kelyo pun memberhentikan geraknya, "maksud lo?" tanyanya heran.
"Enggak," balas Kelyo sembari memasang senyuman manisnya.
"Ohiya Key, lusa aku tanding basket sama SMA Matahari." sambungnya lagi.
"Siapa,"
"Aku,"
"Yang nanya, HAHAHA,"
"Dih apaan sih Key, info doang."
"Kalau gue gamau tau infonya gimana?" tanya Keyzhia dengan senyuman jahilnya.
"Tau ah, marah 7 hari 7 malam." ucapnya beranjak pergi dari UKS.
"Gue bercanda doang kok, lo cowok tapi ngambekan dih,"
"Ngeselin minta dicium!"
"Lo cium gue, gue tabok lo,"
"Tapi taboknya pake ini kan?" ucap Kelyo menodongkan bibirnya ke arah Keyzhia.
"Dihh, HAHAHAHA kayak Kylie Jenner lo!" ucap Keyzhia setengah menjauh.
"Ke kantin yuk ah!" Kelyo pun menarik pergelangan tangan mungil Keyzhia.
"Tunggu tunggu, lo? Udah gak sakit lagi perut nya?" tanya Keyzhia heran.
"Aku cuman modus buat ke kantin doang sayang..."
"IH KELYO SIALAN LO! GUE UDAH PANIK!"
Kelyo pun menghindar dari pukulan Keyzhia dengan setengah berlari. "AYOO KEJAR AKU WLEE!" ucap Kelyo sembari memasang muka aibnya.
Keyzhia pun mengerucutkan bibirnya, "AWAS YA LO! KENA TABOK GUE TAHU RASA!"
"MAU DONG DITABOK! TAPI PAKE INI YA!!" ucap Kelyo sembari menunjukkan bibirnya.
"KELYO KAMPRET!!!"
"KELYO HADIR!!!"
-Tbc-
MINTA VOMMENT NYA GUYS! TERIMAKASIH🤗🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late
Teen FictionTerlambat? Itu yang dimaksud untuk Kelyo Putra Alvaro. Karma? Selalu ada beriringnya waktu. Penyesalan? Ia merasakannya. Ini kisah tentang Kelyo Putra Alvaro yang selalu menjahili Keyzhia Permata Edlyn sepanjang waktu, dan diakhiri hubungan spesial...