➖Empatbelas

50 20 28
                                    

“Apakah aku boleh mencintaimu, tetapi kamu mencintai yang lain?” -Putra Aldevaro.

12/04/2018

• • •

Sekarang mereka semua sedang berkumpul di depan permainan halilintar. Dan mereka semua menantang untuk main permainan tersebut.

"Eh! Eh! Berarti nanti aing sendirian atuh duduknya?" ucap Vian berdecak sebal.

Semuanya pun tertawa, Putra menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu. "Makannya ajak gebetan lo, biar gak jomblo!"

"Lagian Gerry mana sih?" gerutunya.

Kelyo menyisirkan rambutnya ke belakang memakai jari jari tangannya, "kan dia ada acara keluarga,"

"Ajak kenalan aja tuh bro! Tuh cewek yang pake celana pendek, yang berponi." sahut Dava menunjuk gadis berponi polos.

Vian pun mengangguk tanda setuju sembari berlari untuk berniat berkenalan dengan gadis berponi tersebut. "Doain aing ya guys!"

Semuanya pun mengacungkan jempolnya.

Vian berlari kecil sembari menghampiri gadis tersebut. "Hai!"

Gadis tersebut pun menoleh kebelakang dan melihat ada lelaki bertubuh jangkung, "hai?"

"Nama lo——siapa?" tanya Vian sok kenal.

Gadis tersebut menautkan ke-dua alisnya. "Emmm ... can you speak English?"

Vian pun gelagapan, tidak tahu harus berbicara apa, dan tidak pandai dalam berbahasa Inggris. "Em ... anu——duh aing mah!"

Vian berdecak sebal sembari mengacak ngacak rambutnya frustasi.

"Are you fine?" tanya gadis tersebut kepada Vian.

Vian hanya melongo, lalu mengangguk. "Uh yeah, i'm fine? Thankyou man, come on! Uh yeah!"

Gadis tersebut pun berkata sesuatu kepada Vian, tetapi tidak dimengerti oleh Vian. Vian pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Okey! See you tomorrow honey! Uh yeah man!"

"HAHAHAHAHA!" sontak teman temannya pun tertawa terbahak bahak melihat cara Vian dalam berbahasa Inggris dan memasang muka sok gaul nya.

Vian hanya memasang wajah datar sedatar datar nya kepada teman temanya. "Naon! Ketawa sana ketawa!"

"Uh yeah! Come on man! Yeah uh!" ucap Kelyo menirui cara bicara Vian barusan.

Semuanya pun tertawa lagi, dan sudah ditatap aneh oleh orang yang berlalu lalang.

"Tunggu apa lagi? Ayo main!" teriak Keyzhia tidak sabaran.

Semuanya sudah duduk di bangku masing masing.

Keyzhia bersama Kelyo, Nisa bersama Dava, Putra bersama gebetan-nya, Vian? Dia duduk sendirian.

"Ada pesan-pesan terakhir untuk main permainan ini?" ucap penjaga mesinnya jahil.

Semuanya pun berteriak histeris ketika permainan sudah di jalankan.

Ada yang diangkat tangannya ke udara, ada yang memegang pengaman, ada yang ingin muntah saja.

Sesudah permainan tersebut berhenti, Vian teriak teriak tidak jelas. "HUAAA MAMA! VIAN GAK MAU MATI DULU HUAAA MAMA! VIAN SAYANG MAMA!"

Semuanya pun melihat Vian dengan tatapan aneh.

Dava menoleh ke belakang melihat Vian yang masih menjerit jerit tidak jelas. "Heh! Udah berhenti permainannya bego!"

Vian mengerjapkan matanya beberapa kali, "naon ai maneh?"

Putra yang sudah ada disebelah Vian pun menonjok bahu Vian, dan yang empunya bahunya meringgis kesakitan. "Bego dipelihara."

"Aing deui aing deui ..."

• • •

Sekarang mereka memutuskan naik permainan kicir-kicir. Dava,  Nisa, Vian dan Gerry memutuskan duduk berempat. Tinggal sisanya, Kelyo, Keyzhia, Putra, dan gebetan Putra.

Sekarang kicir-kicir mereka sudah berputar ke atas, dan mereka takjub melihat sunset yang begitu indah.

Keyzhia melebar lebarkan matanya, "bagus Yo! Fotoin dong!"

Kelyo pun mengambil kameranya lalu mengarahkan kepada Keyzhia yang sudah tersenyum lebar.

Senyum itu ..., senyum yang bikin gue terhiptnotis.

"Udah belum Yo?"

Kelyo pun baru tersadar dari lamunannya. "Udah, bagus Key,"

Keyzhia mengangguk mantap sembari melihat hasil jepretan Kelyo.

Kelyo pun tersenyum lalu menyerahkan kamera nya kepada Putra. "Fotoin gue sama Keyzhia,"

"Sini sama gue aja!" ucap gadis disebelah Putra, Putra pun menyerahkan kamera Kelyo kepada Tasya.

Ya! Cewek yang dibawa Putra adalah Tasya, murid baru tersebut.

"Satu ... dua ... tiga ...," ucapnya mengarahkan kamera nya kepada Kelyo.

Keyzhia dan Kelyo sudah berpose tersenyum lebar. Tetapi hasil jepretan Tasya tidak memuaskan. Tasya hanya memfotoi wajah Kelyo——hanya wajah Kelyo.

Kelyo melirik Keyzhia. "Emm ... inimah lo cuman ngefotoin gue aja?"

Tasya tersenyum sembari mengangguk.

Tiba tiba saja kicir-kicir mereka berhenti tepat sekali di atas, dan lampu lampu pun mati padam.

Semua yang ada didalam permainan tersebut pun menjerit jerit.

"Yo?" tanya Keyzhia.

Kelyo pun menoleh kepada Keyzhia, "Gak apa apa Key, ini mah cuman akal akalannya penjaga mesinnya,"

Keyzhia pun mengangguk, lalu bahu Keyzhia dipeluk oleh Kelyo.

Tetapi, ketika Putra hendak memeluk Tasya. Tiba tiba saja Tasya memeluk Kelyo dari depan. Dan membuat mereka terkejut.

"Lyo!! Aku takut! Aku takut ini kayak dulu lagi! Aku takut! Jangan tinggalin aku lagi Lyo!!" ucap Tasya memeluk Kelyo.

Kelyo yang dipeluk begitu pun melebarkan matanya, "maksud lo apa Tas?"

Tasya mendongakkan kepalanya sembari terisak. "Kamu lupa Yo? Kita dulu——"

Tiba tiba saja mesinnya pun menyala, membuat semua yang menaiki permainan tersebut bernapas lega.


-Tbc-

Gimana, gimana? Seru tidaaaa??? Tegang gakk?? Gak ya HAHA! Soalnya saya, aku, gue, aing, urang, me, i, gak pernah bikin cerita yang tegang tegang gimana gicuu HEHE:))))))))))

VOMMENT NYA BOLEH KALI YA🙏

Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang