Prolog

8.4K 336 196
                                    

Kebodohan gue dua tahun lalu, membuat gue buta. Dan bener-bener udah ngelupain Daffa, temen kecil gue.

...

Bel tanda masuk sekolah baru saja terdengar. Seluruh siswa SMP Tamala sudah masuk ke kelas masing-masing. Seorang gadis duduk diam di tempat duduknya sambil membaca sebuah buku harian.

"Sab, anak baru itu mau masuk kelas kita loh." Ucap Najla, teman sebangkunya.

"Bodo amat." Kemudian Sab meletakkan kepalanya keatas meja.

5 menit setelah bel masuk berbunyi, seorang guru dan murid baru itu masuk ke kelas 8D.

Syabira Ashna Dayra.

Dia gadis yang pendiam tapi kalau sudah berbicara kadang tak terduga. Di cerita ini, Sab digambarkan sebagai anak yang ’KADANG-KADANG’. Maksudnya kadang-kadang pinter, kadang juga bego, kadang ceria kadang langsung murung. Sifatnya tuh labil. Mood nya naik turun. Udah kayak anak SMA lagi PMS tiap hari. Sab ini bener-bener hatinya gampang tersentuh, tapi kadang suka masa bodoh sama keadaan sekitar. Cuek. Tapi sebenernya dia care banget orangnya. Pengalah juga. Emmm. Ya udah cukup segitu aja bionya. Ntar juga kalian bakal tau sendiri Sab itu gimana. 

Suasana kelas yang tadinya agak ramai, mendadak hening bagai kuburan ditengah malam.

"Krik krik krik krik."

Semua siswi kelas 8D menatap anak baru itu dengan tatapan takjub. Kecuali Sab, karena ia tak ingin melihat anak baru itu

"Sab, ganteng Sab." Ucap Najla sambil menggoyang-goyangkan tubuh Sab yang masih seperti tadi. Meringkuk.

Guru itu mempersilahkan murid baru itu memperkenalkan diri. Anak baru itu terlihat sedikit kaku dan terkesan gugup.

"Nama saya Daffa." Ucapnya.

Deg!

"Lengkapnya Aldaffa Winandra."

Deg!

"Saya pindahan dari Jakarta."

Singkat.
Tapi membuat jantung Sab berdegup kencang. 

"Hati, tolong nggak usah loncat-loncatan gini!" Ucap Sab tanpa suara.

Refleks, Sab mengangkat kepalanya. Matanya membelalak. Merinding. Tak menyangka. Dia adalah Daffa , kakak kelasnya dulu.

Oh sial!!!

Anak baru itu sempat melirik ke arah Sab. Wajahnya terlihat kaget dan tak menyangka. Dahinya berkerut, dan alisnya menegang. Tanda ia sedang berpikir keras.

"Bisa-bisanya dia disini. Kenapa mesti sekolah disini sih? Dan kenapa gue ketemu dia lagi?" Batin Sab. 

"Daffa, silahkan kamu duduk di bangku belakang itu ya." Ucap guru itu menunjuk sebuah bangku kosong paling belakang.

Daffa mengangguk, kemudian berjalan menuju tempat duduknya. Daffa melirik ke arah Sab yang baru saja ia lewati. Sab pun segera menutupi wajahnya dengan buku harian itu.

Pelajaran dimulai. Tiba-tiba Pak Hasan membagi kelompok untuk melaksanakan penelitian. Dan Sab kebagian kelompok 4. Dia seneng banget dapet kelompok itu. Ada Najla juga. Ada Dony. Orangnya asik. Dan ada Tegar. Please. Sebenernya Tegar itu nyebelin banget. Udah usil, sotoy, nggak pernah mikir, lah pokoknya bad boy.

Dan satu lagi yang bikin dia jadi unmood gini.

"Daffa, lo gabung sama kita aja." ucap Najla.

Aku Takut Dicintai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang