Bagaimana aku bisa mengampuni diriku sendiri, seharusnya aku yang ada diposisi itu. Mengapa harus dia? Gantikan aku saja.
...
Sab membuka matanya. Dilihatnya beberapa alat medis terpasang di tubuhnya. Benar saja. Dirinya berada di rumah sakit. Kepalanya masih terasa sakit. Sab melihat ke sekeliling. Dirinya berada dalam suatu ruangan. Sendiri.
Sendiri? Jantung Sab tiba-tiba saja bergegup tak normal, melihat jam tangan Daffa terletak di ranjang sebelah, namun yang Sab pertanyakan adalah keberadaan Daffa. Sab ingat terakhir ia melihat Daffa dalam keadaan yang begitu mengerikan.
"Daffa!!! Daffa!!!" Teriak Sab keras. Sab panik bukan main.
Seorang suster akhirnya datang.
"Suster, Daffa mana? Daffa mana, sus?" Tanya Sab bertubi-tubi. Suster itu mencoba menenangkan Sab.
"Suster, Daffa dimana? Bisa jawab nggak?!" Bentak Sab.
Suster itu tak menjawab apapun. Sab semakin panik dan menangis.
Daffa mana?
"Sab, kamu udah sadar?" Seseorang muncul dari balik pintu. Kemudian, berlari menghampiri Sab.
Mata Sab berbinar. Sedetik kemudian, Sab memeluk seseorang itu dengan erat.
"Aku pikir, kamu udah nggak ada." Ucap Sab terisak memeluk Daffa, seolah begitu takut kehilangan Daffa.
Daffa tersenyum.
"Aku nggak akan kemana-mana, kok. Udah lah nggak usah nangis gitu. Lebay tau."
"Apaan sih. Gue khawatir doang, nggak boleh?"
"Cie khawatir." Ucap Daffa meledek.
"Plakkk" Sebuah tangan mendarat di lengan Daffa.
"Aduh. Badan aku tambah sakit ini, Sab."
"Hah? Sorry banget Daff." Ucap Sab merasa bersalah.
Daffa terkekeh. Tiba-tiba seorang dokter masuk ke dalam ruang itu.
"Ini hasil pemeriksaan Syabira." Ucap sang dokter kemudian menyerahkannya kepada Daffa.
"Gimana keadaannya, dok?" Tanya Daffa.
"Akibat dari kecelakaan yang kalian alami, tulang kering Syabira patah tulang akibat kakinya tertindih motor." Ucap dokter itu.
Daffa dan Sab saling berpandangan setelah mendengar penjelasan dokter itu.
"Ber-berarti, saya nggak bisa jalan, dok?" Tanya Sab.
"Kemungkinan untuk sembuh masih ada. Jika dilakukan beberapa operasi, mungkin akan bisa. Namun, patah tulang itu lama sembuhnya. Dan proses pemulihannya pun lama."
"Tapi, Daff. Beberapa minggu lagi, kita ujian. Dan keadaan aku kayak gini." Ucap Sab berkaca-kaca.
"Kamu tenang aja. Nanti aku bantuin kok. Sekarang fokus sama kesehatan kamu dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Takut Dicintai
Novela Juvenil[Completed] ⚠Belum direvisi. Banyak typo bertebaran. Ketika suatu persahabatan harus diselingi cinta, tak ada yang dapat kau selamatkan. "Itu artinya gue bakal kehilangan lo. Gue tau konsekuensi pacaran yang bermula dari persahabatan. Kalo putus, it...