5. Moodboster

2K 133 51
                                    

Rasanya ingin pergi selama-lamanya dari Daffa. Sudah tujuh hari mereka tak lagi saling bicara. Di kelas pun, mereka tak ingin bertatap muka. Sumpah. Keadaan ini bikin Sab sama sekali nggak nyaman belajar.

Di jam istirahat kedua, Sab dan Najla duduk di dekat lapangan basket. Sebenarnya suasana disana ramai. Banyak anak basket yang sedang berlatih disana. Namun tempat itu cukup sejuk untuk menjadi tempat ngobrol.

Sudah terlalu lama, Sab menyimpan semua ini sendiri. Ia tak bisa menyembunyikan kekacauan dalam dirinya. Dan mungkin, berbagi dengan Najla bisa sedikit membuat Sab lega.

"Naj..."

"Apa?"

"Kayaknya gue mau pindah kelas aja deh."

Najla memelototi Sab.

"Hah? Kenapa? Ini udah semester dua loh. Bentar lagi kita UKK. Masa mau pindah. Nggak nunggu sampe kelas sembilan aja?"

"Enggak, Naj. Gue bosen di kelas itu."

"Bosen kenapa? Lo ada masalah sama anak di kelas? Kok lo tega sih ninggalin squad kita? Ntar gue duduk sama siapa? Kita udah bareng hampir dua tahun loh. Gue, Dony sama Tegar udah nyaman temenan dan bareng-bareng kayak gini. Kita kemana-mana selalu bareng, Sab. Kok tiba-tiba lo gini sih. Gak asik!"

Terlihat ada perasaan cemas dan sedih di wajah Najla.

"Gini, Naj. Gue bukannya mau ninggalin kalian. Toh gue cuma pindah kelas. Nggak pindah sekolah. Atau pindah rumah segala. Kita masih bisa bareng. Istirahat juga kita masih bisa ke kantin bareng, kok. Nggak usah dramatis gitu deh."

"Terus alasan lo pindah, kenapa?"

"Panjang Naj, ceritanya. Mungkin kalo diceritain sekarang nggak bakal selesai."

"Nggak papa. Ke intinya aja. Gue pasti ngerti."

Akhirnya, Sab menceritakan konfliknya dengan Daffa. Sedetail mungkin. Sampai Najla paham.

Najla sedikit shock.

"Kok, lo baru cerita sekarang sih, kalo lo udah lama kenal Daffa?"

"Gue nunggu waktu yang tepat aja."

"Sab. Gue nggak rela lo pindah kelas!" Ucap Najla.

...

Keesokan harinya..

Mulai hari ini, Sab menjadi bagian dari kelas 8A. Sudah banyak yang mengenal Sab. Jadi dia nggak perlu adaptasi-adaptasian. Entah mengapa, sedikit bebannya sudah mulai menghilang. Ia bisa konsentrasi belajar untuk UKK di kelas yang baru.

Sab sumringah saat berjalan di koridor sekolah. Dan tiba-tiba seseorang menghampirinya dari belakang.

"Sab, ke kelas bareng ya." Dony lagi.

"Sorry, Don. Gue udah nggak sekelas sama lo. Hehe."

"Kata siapa?" Kemudian Dony memperlihatkan tanda kelas di lengan seragamnya. Tanda kelas itu betuliskan 8A.

"Kok," ucap Sab percaya tidak percaya.

"Gue udah tau semuanya kok." Kemudian Dony tersenyum.

"Pasti Najla. Dasar anak nggak bisa jaga rahasia!" Ucap Sab.

"Jangan salahin Najla. Gue kok yang maksa dia ngejelasin semuanya."

Ctak!

Sebuah jitakan mendarat di kepala Dony.

"Aduhh. Sakit, bego." Dony meringis kesakitan.

"Bodo amat."

...

Aku Takut Dicintai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang