"Move on itu bukan tentang melupakan. Tapi tentang menghilangkan perasaan."
(Anugrah Tegar Fariski)
...."Ini adalah hari ke tujuh pasca gue putus. Kadang gue ngerasa, gue butuh Daffa. Tapi, disisi lain, gue sakit kalo nginget-nginget kejadian putusnya. Gimana gue mau ngelupain dia, kalo kebersamaan kita terlalu banyak, dan itu susah dilupain. Kadang gue suka ngerasa bingung sendiri sama ini hati. Suka nggak tau diri, deh. Masih aja ngrasa kalo gue kangen dia. Dasar, hati. Gue harus gimana?" Ucap Sab yang tengah duduk di kantin bersama Tegar.
"Semua butuh proses. Kita nggak bisa ngelupain orang, Sab. Kadang, misal kita nabrak orang yang nggak kita kenal di jalan, masih aja kebayang mukanya, ya kan? Apalagi kalo orang itu pernah ada di kehidupan kita, di keseharian kita. Dan bahkan pernah ada di hati kita. Soal melupakan emang susah. Move on itu bukan tentang melupakan. Tapi tentang menghilangkan perasaan. Cinta itu abstrak. Kita nggak bisa numbuhin dan ngilangin cinta secara sengaja." Ucap Tegar panjang lebar.
"Ya terus, gue harus gimana supaya gue bisa ngilangin perasaan gue, Gar?"
"Jangan dipaksain, Sab. Sesuatu yang dipaksa itu hasilnya nggak baik. Mending jalanin aja dulu. Soal perasaan, gue nggak bisa bantu. Biarin aja, sampe perasaan itu hilang dengan sendirinya. Kalo masih sayang, jangan dipaksain untuk berhenti sayang. Yang ada malah tambah sakit, hatinya."
Kata-kata Tegar barusan, begitu mengena di hati Sab. Ya. Memang benar. Cinta itu abstrak. Datang dan pergi dengan sendirinya.
Kadang rindu suka tak tau diri. Merindukan seseorang yang bukan untuk dirindukan. Seseorang yang sudah bukan untuk kita lagi. Sakit sebenarnya, harus mengingat kembali memori yang hampir mati. Terkadang, kita hanya dapat diam. Diam-diam merindukan seseorang. Hati memaksa untuk berhenti. Namun pikiran tak searah dengan hati. Keadaan inilah, yang tak aku suka. Biarkan rindu ini tak tersampaikan kepada pemiliknya.
"Sab," ucap Dony.
"Ya?"
"Gue denger, Daffa lagi deket sama temen kelasnya, ya?" Tanya Dony.
Deg!
Kenapa lagi ini?
"Mana gue tau. Ya bukan urusan gue dong. Terserah dia mau deket sama siapa. Toh, gue udah nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Kan udah masa lalu. Ngapain gue ngurusin. Yang udah ya udah." Jawab Sab.
Dony terkekeh.
"Ya biasa aja dong. Gue kan cuma tanya satu pertanyaan doang. Yang jawabannya antara iya atau enggak. Nah lo, sampe sepanjang itu. Dan intinya cuma satu. Lo nggak tau. Itu doang, kan?" Ucap Dony.
"Iya juga sih,"
"Tau ah," sahut Sab.
"Belom move on, ya?"
Sab merasakan wajahnya memanas.
"Enak aja."
Dony hanya menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Takut Dicintai
Novela Juvenil[Completed] ⚠Belum direvisi. Banyak typo bertebaran. Ketika suatu persahabatan harus diselingi cinta, tak ada yang dapat kau selamatkan. "Itu artinya gue bakal kehilangan lo. Gue tau konsekuensi pacaran yang bermula dari persahabatan. Kalo putus, it...