Empat bulan berlalu...
Semuanya masih sama. Dony dan Najla masih saja bersikap dingin. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Apa mereka tak lagi membutuhkan sahabat lagi?
Tak terasa kalau ternyata hubungan Daffa dan Thalia sudah empat bulan. Selama ini, hubungan mereka terkesan aman lancar.
Hahaa. Kayak jalan tol aja.
Hubungan mereka begitu membuat para fans mereka iri hati. Mereka sering jalan dan menghabiskan waktu bersama.
Eits. Tapi, selama mereka jalan, kadang Sab ikut. Nggak tau kenapa dan apa maksudnya. Mau-maunya jadi obat nyamuk. Tapi, Sab tetep aja kadang minta diajak.
Selama ini, Sab sering nemenin mereka ke mana aja. Sebenernya bukan nemenin sih. Bisa dibilang 'ngikutin' mereka. Kemana mereka pergi, pasti Sab ikut. Kadang Sab yang minta, atau Daffa yang ngajak.
Mulai dari ke mall buat jalan-jalan, belanja bajunya Thalia, makan di cafe, jogging pagi-pagi pas hari Minggu, ke toko buku, ke bioskop, pokoknya banyak lah.
...
Bel tanda pulang sekolah sudah dibunyikan. Semua siswa keluar dari kelas nya. Termasuk Sab.
Seperti biasa, Sab mencari Daffa di parkiran. Ia menyeringai saat yang dicarinya muncul. Dan seperti biasa, Daffa datang bersama Thalia."Pake gandengan segala. Kaya orang buta nggak bisa nyeberang aja." Batin Sab, saat melihat mereka berdua saling berpegangan tangan.
Sab tersenyum kepada keduanya.
"Hai. Hari ini, kalian mau kemana? Gue bosen di rumah nih." Ucap Sab.
Kemudian Daffa menoleh kepada Thalia. Thalia hanya mengangkat bahunya.
"Nggak ada rencana, Sab." Jawab Daffa.
"Ya bikin rencana, dong." Ucap Sab.
"Eh, tapi gimana kalo ntar malem kita nonton? Ada film baru katanya." Ucap Daffa.
"Sip. Ide bagus!" Ucap Sab sambil mengacungkan jempolnya.
"Nggak ah. Aku nggak ikut." Ucap Thalia tiba-tiba.
"Loh? Kenapa?" Tanya Daffa.
"Nih. Aku mau ngomong sama kamu. Mumpung ada Sab disini." Ucap Thalia.
Sab memicingkan matanya.
"Aku udah nggak kuat lagi." Ucap Thalia.
Sab dan Daffa saling melirik karena tak mengerti dengan ucapan Thalia.
"Aku tuh capek kayak gini terus. Jujur aku nggak suka kalo lagi berdua sama kamu, terus ada Sab. Aku nggak suka kalo kemana-mana kita pergi, Sab ikut. Please. Aku tuh pengen punya waktu berdua aja sama kamu. Tapi Sab selalu ada. Bikin gerah tau nggak? Di setiap kita jalan, aku malah dikacangin. Justru kalian yang asik ngobrol sendiri. Aku nggak tau apa yang kalian omongin. Makannya aku milih diem aja. Sebenernya kita yang pacaran, atau kalian yang pacaran? Rasanya aku yang jadi obat nyamuk." Ucap Thalia meluapkan kekesalannya.
Sab tertegun.
"Maaf, Tha. Kalo selama ini gue bikin lo nggak nyaman. Gue kira, lo oke-oke aja kalo gue gabung sama kalian. Soalnya dari awal, lo nggak bilang, sih. Maaf. Gue orangnya emang nggak nyadaran." Ucap Sab.
"Emang. Udah lah. Gue capek. Gue bosen. Mana ada sih, cewek yang mau diginiin? Gue tau kalian deket. Kalian sahabatan dari kecil. Tapi kalian juga harus sadar, kalo diantara kalian tuh ada gue. Gue sakit dicuekin sama pacar sendiri. Dan jujur, gue cemburu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Takut Dicintai
Jugendliteratur[Completed] ⚠Belum direvisi. Banyak typo bertebaran. Ketika suatu persahabatan harus diselingi cinta, tak ada yang dapat kau selamatkan. "Itu artinya gue bakal kehilangan lo. Gue tau konsekuensi pacaran yang bermula dari persahabatan. Kalo putus, it...