Chapter 2

29K 2.7K 115
                                    

 "Mari Tuan Park, Tuan Jung sudah menunggu di dalam." Ahra membukakan pintu untuk Yoochun.

Yoochun masuk ke dalam ruangan kerja Yunho dan menjabat tangannya.

"Senang bertemu anda, Tuan Jung." Sapa Yoochun ramah dengan senyuman lebar di bibirnya.

Yunho hanya mengangguk sedikit cuek. Masih kepikiran tentang namja cantik itu kah? Entahlah, yang jelas setiap kali mengingat namja bernama Kim Jaejoong itu, ia pasti akan langsung uring-uringan.

Kedua namja dewasa itu pun berbincang tentang kerjasama yang akan mereka jalin. Yunho berusaha professional dengan tidak menunjukan kegalauannya akan namja cantik yang akhir-akhir ini meghantui pikirannya.

Di tengah-tengah perbincangan, telepon milik Yoochun berbunyi.

"Ah, permisi sebentar tuan Jung.."

Yunho mengangguk pertanda setuju.

"Yes, baby? Aku sedang ada pertemuan."

(Chunnie, mian menganggumu. Tapi dari tadi Jae hyung merengek minta dibelikan chocolava cake, jadi aku minta tolong belikan untuk Jae hyung, okay?)

"Anything for you baby. Jja, aku harus tutup teleponnya dulu, nanti ku telepon lagi."

Pip.

"Uhm.. maaf, tadi kekasihku menelpon, kakaknya yang hamil sedang berbuat ulah..hahaha..so, sampai dimana pembicaraan kita tadi?"

Yunho malah terdiam. Hamil? Lima huruf itu cukup membuat konsentrasinya buyar. Lagi-lagi nama Jaejoong terlintas di kepalanya.

"Berbuat u..lah?" Yunho bertanya takut-takut.

"Eoh? Ah..ya, memang calon kakak iparku itu sedang hamil..maksudku berbuat ulah itu dia itu sedang mengidam. Sedari tadi dia merengek meminta choco lava cake padahal yang ku tahu dia anti makan makanan manis hahaha...astaga, kenapa kita jadi membicarakan ini Yunho-ssi, jadi bagaimana proyek pembangunan di..Yunho-ssi?"

Yunho terdiam dengan tatapan kosong. Pikirannya teracak kembali padahal sudah dengan susah payah ia mengusir bayangan Kim Jaejoong dari otaknya. Mengidam? Apa Jaejoong sudah memasuki tahap itu kah? Lalu siapa yang menemaninya memenuhi keinginannya itu?

'Tolong jauhi aku.. sebelum aku membencimu lebih dalam..'

Shit! Kata-kata laknat itu selalu saja datang bagaikan hantu. Sekuat apapun ia mencoba menghapus Jaejoong dari ingatannya, ia tetap tidak bisa. Samar-samar dia mengingat akan malam panasnya bersama Jaejoong. Namja cantik itu.. dia terlihat menahan tangis. Namja cantik itu tidak bersalah.. yang patut disalahkan adalah dirinya sendiri. Ia menghancurkan masa depan namja cantik itu.

"Yunho-ssi?"

"Ah, ya.. sudah di mana kita tadi?"

Yoochun menggelengkan kepalanya pelan. Ia yakin pasti ada sesuatu yang menganggu pikiran kerabatnya ini. Walau sudah dalam keadaan bad-mood, Yoochun tetap melanjutkan pembicaraannya dengan Yunho.

Mungkin namja tampan itu akan benar-benar kehilangan kewarasannya sebentar lagi.

.

.

"Aku datang!"

"Chunie!!" Jaejoong langsung bangkit dari duduknya dan berlari menuju Yoochun yang memegang satu plastik berisi choco lava cake yang sedari tadi ia idam-idamkan.

"Wait..wait, Jaejoong. Su-ie mana?"

"Molla, cepat berikan choco lava cake nya." Jaejoong mencoba merampas bungkusan tersebut namun Yoochun mengangkatnya tinggi-tinggi.

Snowy SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang