Chapter 13

22.4K 1.9K 66
                                    

Yunho membuka matanya perlahan dan merasakan bahwa namja yang semalam ada di pelukannya kini sudah tidak berada disampingnya. Tangannya meraba sisi ranjang sebelah namun tak menemukan siapapun. Kosong. Akhirnya dengan mata yang masih berat, Yunho bangkit dan pergi mencari namja yang dicarinya itu.

Indera penciumannya mencium bau makanan yang sangat kuat berasal dari dapur. Ah, pasti namja itu sedang memasak. Dilihatnya Jaejoong hanya menggunakan kemeja putih miliknya yang membuat tubuh mungilnya tenggelam dalam balutan kemeja itu.

"Selamat pagi, Jae."

GREB!

Ia sungguh tidak tahan untuk memeluk tubuh mungil itu.

"Hm, selamat pagi juga, Yun." Balas Jaejoong tersenyum kecil.

CUP!

Sebuah kecupan hangat diberikan tepat di atas perut buncit Jaejoong.

"Selamat pagi, baby."

Tidak ada respon. Sepertinya baby mereka masih tertidur. Ya, tentu saja. Pasti tadi malam sang baby tidak bisa tidur nyenyak karena sang appa terus 'menganggunya'.

"Pinggangmu ternyata sangat ramping, tapi aku suka memeluknya." Ujar Yunho dan membenamkan wajahnya bahu Jaejoong.

Namja cantik itu kembali tersenyum, "Aku tahu. Dan aku sedang memasak. Bisakah kau melepaskanku sebentar saja?"

"Tidak." Ujar Yunho polos dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Hhhh..." Jaejoong membuang nafas kesal. "Baiklah kalau kau mau sarapanmu gosong."

Namja tampan itu terkekeh pelan. "Jangan merajuk, kau terlihat mengerikan. Tapi sebenarnya kau semakin cantik jika merajuk."

"Aku juga tahu. Jadi cepat lepaskan pelukanmu sebelum aku mengambil pisau dan menyerangmu."

"Arraseo," ucap Yunho lemah. Ia melonggarkan dekapannya, namun sedetik kemudian..

CUP!

"Morning kiss."

Kemudian namja bermarga Jung itu segera lari menuju ke meja makan tanpa mempedulikan Jaejoong yang memegang bibirnya dan terdiam.

.

.

.

"Makanlah."

Jaejoong menyodorkan sepiring nasi goreng tuna pada Yunho. Dari baunya saja, Yunho sudah sangat yakin jika itu pasti enak.

Satu suap, kemudian Yunho mengunyahnya pelan-pelan; mencoba meresapi rasa yang tercipta dari masakan Jaejoong. Sedetik kemudian matanya berbinar cerah.

"Seperti yang kuharapkan. Ini enak."

Pipi Jaejoong tiba-tiba memerah. Ia tidak bisa berbohong jika ia merasa sangat senang ketika Yunho mengatakan bahwa masakannya enak. Sudah sangat sering ia mendengarkan pujian dari orang-orang tentang masakannya, tapi mengapa ketika Yunho yang mengatakannya, ada perasaan membuncah yang membuatnya begitu bahagia.

"Kau pernah kursus memasak?"

Mata musang itu menatap Jaejoong penuh tanya.

"Habiskan dulu makananmu baru bicara." Jawab Jaejoong pura-pura ketus.

"Aku kan hanya bertanya." Yunho mengerucutkan bibirnya lalu kembali menyendokkan sesuap nasi goreng tuna ke dalam mulutnya.

"Jawabannya tidak."

"Benarkah? Tapi masakanmu sangat enak dan seperti seorang professional."

Lagi-lagi pipi Jaejoong memerah mendapat pujian seperti itu dari Yunho.

Snowy SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang