Prolog.

771 38 2
                                    

Saat itu umur Ben baru beranjak 14 tahun, Ben mempunyai sahabat perempuan yang mempunyai watak berbeda dari perempuan lainnya menurut Ben.
Dia perempuan yang sangat periang, humoris, ramah, dan sangat lucu karna mempunya lesung pipi di kedua pipi nya itu.

Ben dan Adzani sedang bermain di taman dekat komplek rumah mereka.

"Za, liat deh bunga ini bagus ya? Ini buat kamu".
Ben memberikan sekumpulan bunga yang sengaja dia petik untuk Adzani.

Adzani mencium aroma harum dari bunga tersebut.
"Kamu ngasih ini buat aku?, Aku bawa pulang ya?."

Ben mengangguk pelan, dan mengandeng tangan Adzani menuju ke arah ayunan yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi.

Ben menepuk ayunan itu, agar Adzani duduk di ayunan tersebut.
"Za, sini duduk."

Adzani mengikutinya, dan duduk di ayunan tersebut.

Ben mendorong perlahan ayunan tersebut. Adzani tampak bahagia saat itu, mereka terbawa dalam canda dan tawa yang sangat lepas.

"Udah ah Ben." Pinta Adzani.

"Kenapa Za?." Jawab Ben.

"Sini duduk dulu sebelah aku." Adzani menepuk ayunan disebelahnya.

Ben pun duduk di ayunan tersebut.

"Ben, aku seminggu lagi pindah ke Amerika ikut Papa sama Mama buat sekolah disana" Ucap Adzani.

Mendengar Adzani mengucapkan kata pindah. Ben seketika menoleh dan menatap Adzani. Ben tampak kaget karna Adzani akan pindah ketempat sejauh itu.

"Kamu pindah? Kenapa gak pas SMA aja sih? Kan nanggung" Saut Ben.

"Enggak tau juga Ben, ini keputusan Papa sama Mama."

"Tapi enggak harus sejauh itu kan?"

"Ya emang disana Ben tempatnya. Papa aku kerja disana. Tapi tenang nanti aku kirim-kirim surat deh."

Ben tidak menjawab perkataan Adzani tersebut.
Ben memilih untuk berpindah tempat, dan duduk di kursi yang tidak jauh dari ayunan tersebut.

Adzani mengikuti Ben dan duduk bersamanya.
"Aku gak lama kok Ben, kalau udah lulus pasti aku balik lagi ke Jakarta kok."

Masih saja tidak ada respon dari Ben.
Adzani mengangkat jari kelingking nya itu, dan mengarahkannya kearah Ben.
"Aku janji."

Melihat Adzani seperti itu, Ben mengangkat kepala nya, dan menoleh kearah Adzani. Ben tersenyum melihat senyuman manis yang terukir dari bibir kecil Adzani itu, dan manis nya lesung pipi yang dia punya.
"Enggak lama kan?."

Adzani mengangguk, dan mengarahkan jari kelingking nya itu lebih dekat kearah Ben.
"Janji Ben."

Ben tersenyum, dan mengikuti Adzani untuk mengangkat jari kelingking nya, dan jarinya itu disatukan.
"Janji. Aku bakal nunggu kamu di sini Za."

HAAAAAIIII SEMUA..
AKU KEMBALI LAGI, TAPIII MAAF YAA ALUR DAN CERITANYA AKU UBAH SEDIKIT, KARNA BIAR FRESH AJA HEHEHEH..

JANGAAAANNN LUPA TAMBAHIN CERITA INI KEDAFTAR CERITA KALIA, TERUS VOTE, COMMENT DAN FOLLOW YAAA🥰🥰

#MomentousPublisher #nineteenlove #benadzani

19 (Nine Teen Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang