14. Perjanjian UTS.

244 16 3
                                    

Pagi hari Senin yang cerah ini, seluruh murid SMA Garuda Bakti akan melaksanakan UTS.

Terlihat beberapa siswa sedang mengulang pelajaran yang mereka pelajari selama ini untuk memudahkan mereka untuk menjawab soal-soal yang di buat oleh guru mereka masing-masing.

XI IPA 1 nampak tenang dan damai, seluruh siswa nya kompak menjaga ketertiban untuk tidak ribut, mereka nampak adil dan mengerti bahwa teman-temannya sedang belajar.

"Ciri-ciri pantun udah hafal, ciri-ciri teks udah hafal." Ucapnya dengan sibuk membolak-balikan buku Bahasa Indonesia dengan mulut penuh roti didalamnya.

"Kalau ngomong makanannya dikunyah dulu sayang." Saut Ben.

Yaps, siapa lagi kalau bukan Adzani yang bertingkah seperti itu.

Adzani tersenyum menampilakn jejeran giginya yang putih, dengan pipi tembem berisikan roti.

Ben mendekat ke arah Adzani, menuju telinganya.
"Inget perjanjian setelah uts ini ya sayang."

Seketika Adzani berhenti mengunyah, dan terkejut tidak mengerti dengan ucapan pacarnya itu.
"Perjanjian?, aku ada janji apa?." Tanyanya dengan polos.

Ben beranjak dari bangku nya dan kembali berbisik pada Adzani.
"Siapa yang nilainya jelek bakal dapet hukuman, kalau kamu nilainya jelek aku bakal cium dengan bebas pacar aku yang cantik ini, dan kalau kamu yang menang kamuuu..."

Ben berhenti dengan ucapannya dan tersenyum bahagia dan kembali berbisik.
"Kamuuuuu, bakak cium aku jugaaaaaa."

Kedua mata Adzani terbelak mendengar ucapan pacarnya itu.

Dengan cepat Ben berjalan keluar kelas, karna tau Adzani akan memukul lengannya karna dia sudah menjailinya.

"Okeee, kamu yang mulai ya Ben, jangan salahin aku." Ucap Adzani dengan suara pelan.

Adzani dengan perlahan meraih note yang cukup tebal berisikan catatan itu untuk membalas dendam kepada Ben.

Berjalan dengan santai keluar kelas menuju kantin. Adzani sudah hafal dengan pacarnya itu, kalau bukan ke kantin untuk menemui kedua sahabatnya yang suka sarapan batagor di kantin belakang sekolah.

Dari jauh, Adzani tersenyum bahagia karna ia mendapati Ben duduk di pojok kantin bersama Rangga dan Fino.

Adzani melangkah perlahan dengan menepuk-nepuk note di tangannya, ia sudah tidak sabar untuk membalas ucapan dan tantangan Ben.

Ben yang duduk memunggungi Adzani, nampak tidak mengetahui jika Adzani berada di belakangnya.

Fino dan Rangga sedikit terkejut melihat Adzani yang sudah berada di belakang Ben.

Dengan cepat Adzani menaruh jari telunjuknya di bibirnya dan memberi kode untuk diam.

Keduanya seketika paham yang di maksud Adzani itu.

"Lo kenapa disini Ben?, biasanya juga kalau UTS begini lo belajar di kelas." Tanya Fino.

"Gua gak kuat liat muka cantik pacar gua, tadi habis gua jailin." Saut Ben.

"Etdah, lo cewek cantik di jailin, awas aja lo kena sasaran manis dari buku note Adzani." Ucap Rangga.

Ben merasa aneh dengan ucapan Rangga, dengan perlahan ia menoleh kebelakang.

Ia terkejut melihat sang pacar sudah berada di belakangnya dan membawa note yang sudah ia duga untuk menjadi alat bantunya.

Ben tersenyum dengan mata tertutup, yang membuat ketampanan nya bertambah berkali-kali lipat.

19 (Nine Teen Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang