12. Trust In Me.

203 13 1
                                    

Drrrtttt

Drrrtttt

Drrrtttt

Suara getar handphone milik Ben mengusik tidurnya.

Ia mengambil handphone yang di letak di meja sebelah tempat tidurnya itu.

Dengan cepat ia menjawab panggilan yang masuk.

"Hmm." Ucap Ben.

"Sayang Bangun."

Suara lembut itu menyadarkan rasa ngantuk Ben.

"Iyaaa sayang." Balas Ben.

Siapa yang tak semangat jika orang yang di sayang membangunkannya. Ya, siapa lagi bukan telfon dari sang pacar. Telfon itu dari Adzani.

"Selamat pagi sayang." Ucap Adzani dari seberang telfon.

"Selamat pagi juga sayang."

"Udah mau Adzan subuh tuh, gih siap-siap."

Ben menoleh, menatap jam dan melihat waktu subuh sudah dekat.

"Iya sayang. Ini mau siap-siap kok. Kamu jangan lupa sholat ya sayang."

"Aku lagi gak sholat sayang."

"Loh, kalau gak sholat kenapa kamu bangun jam segini?, yaudah kamu tidur lagi gih."

"Gak kenapa sayang, kan aku mau bangunin pacar aku."

Ben terkekeh mendengar gombalan Adzani.
"Yaudah, aku mandi dulu ya sayang. Nanti jadi kan jalan?."

"Jadi dooonggg."

"Yaudah, kamu tidur lagi aja, nanti jam 7 bangun."

"Iya sayang, ini mau tidur lagi kok."

"Yaudah, aku matiin ya telfon nya."

Telfon itu berakhir. Ben menaruh kembali handphone nya di meja.

Ia tersenyum menatap foto yang berada di depannya. Ben sengaja  menempel foto dirinya dengan Adzani tembok di atas meja komputer.

"Gue bahagia bisa dapetin lo Za."

Ia beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

###

Selesai mandi, Ben langsung Sholat Subuh.

"Sayang, bangun sholat subuh."

Suara Astrid dari balik pintu.

Ben melipat sajadah dan sarung, di taruhnya di atas kasur.

Ben berjalan, membuka pintu.
"Iya Ma, udah selesai kok, baru aja selesai."

"Mama kira kamu belum bangun, yaudah kebawah ya, Papa mau ngomong sama kamu katanya."

Ben mengangguk.
"Iya Ma."

Astrid dan Ben berjalan menuruni anak tangga dan menuju ruang keluarga.

Astrid kembali menuju dapur, dan Ben duduk di sebelah Leo diruang keluarga.

"Pagi Pa. Kata Mama, Papa mau ngomong. Ngomong apaan Pa?."

Leo membenarkan posisi duduknya, dan menghadap Ben.
"Anak Papa udah berhasil nembak Adzani ternyata ya?."

Ucapan Leo membuat Ben terkejut, bagaimana bisa Papa nya mengetahui jika ia telah resmi jadian dengan Adzani.
"Loh, Papa tau darimana?."

19 (Nine Teen Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang