9. Dia dan Hanya Dia.

251 17 1
                                    

Seminggu sudah Adzani bersekolah di SMA Garuda Bakti. Seminggu sudah dia duduk disamping Ben.
Bukan cuma Ben, Rangga, dan Fino yang menjadi temannya Adzani. Ia memiliki tambahan teman yaitu, Loly.
Loly yang duduk di depannya itu sudah menjadi teman dekatnya sekarang.

Hari ini kelas XI IPA1 ada jadwal Pelajaran Olahraga dan seleksi untuk pertandingan basket antar sekolah.
Ya, team basket Ben akan seleksi dengan team basket Ray.

Ray adalah cowok yang baik, dan ramah beda seperti Ben yang dingin mendiamkan diri karna kerinduannya pada Adzani. Soal muka jangan di ragukan lagi, Ray tak kalah tampan dari Ben. Mereka berdua adalah pria idaman satu sekolah, karna sudah tampan, cool, baik, tajir, yaaa walaupun mereka berdua memang sangat berbeda. Ben yang dingin kepada perempuan yang tidak ia kenal, namum Ray pria yang baik, ramah, dan sangat friendly terhadap sesama.

Ray adalah pangeran dan pujaan yang berasal dari kelas XI IPS1.

Ben dan Ray sejak kelas satu sudah jaga jarak, karna mereka pernah berkelahi karna masalah perempuan.

flashback on

Buugghh!!

Ray yang tiba-tiba menghantam tulang pipi kanan milik Ben.
"Mau lo apasih sebenarnya, kalau lo gak suka sama Nabil bilang, jangan lo php-in dia kayak gitu!!." Bentak Ray.

Tubuh Ben sontak terjatuh karna hantaman keras yang ia terima. Ia berjalan mendekat ke arah Ray, dengan beraninya dia mencengkram kerah seragam sekolah Ray.

"Lo suka sama Nabil?, gih ambil, gua gak butuh dia. Dan gua udah udah punya perempuan yang gua sayang dan gua tunggu!." Balas Ben dengan senyuman sinisnya.

Dengan kasar Ray melepas cengkraman yang berada di kerah nya itu.

"Nabil itu berusaha ngedektin lo, tapi lo yang kayak gini!!." Saut Ray.

"Gua udah berapa kali bilang ke dia buat jangan deketin gua!!, dia nya aja yang tetep kekeh ngejar gua." Jawab Ben dengan santai.

Sorot mata seluruh siswa yang melihat mereka berkelahi di tengah lapangan basket itu terkejut dengan jawaban santai Ben.

Nabil yang berada di belakang mereka dengan kepala menunduk. Ia tak ingin melihat perkelahian Ray dan Ben.

"Dengan gampangnya ya lo jawab kayak gitu!!." Ujar Ray dengan menahan amarahnya.

Ben menggeleng, dan menoleh kebelakang, melihat sosok Nabil disitu.

Ben berbalik badan, memajukan langkahnya menghampiri Nabil dan meninggalkan Ray.

"Ngapain lo ngedeketin Nabil!! Menjauh kagak lo?!!." Tegur Ray.

Ben menoleh ke arah Ray.
"Sampai lo maju, habis lo sekarang!, gua mau ngomong sama Nabil."

Ben melanjutkan langkahnya, sampai berada di depan Nabil.

Ben memegang kedua pundak Nabil.
Nabil yang menyadarkan tangan Ben yang sudah ada di pundaknya itu, ia mengangkat kepalanya untuk melihat Ben.

"Gua minta maaf ya. Maaf gua gak bisa suka balik sama lo, jujur gua udah punya perempuan yang gue sayang, jadi gua minta lo buat lupain dan jauhin gua." Ucap Ben.

Air mata Nabil terjatuh di pipinya sekarang. Ia mengangguk pelan, meng-iyakan ucapan dan permintaan Ben itu.

Ben tidak bisa melihat perempuan nangis dihadapannya, apalagi itu karna perbuatannya. Dengan ikhlas Ben menghapus air mata yang ada di pipi Nabil dengan menggunakan ibu jarinya itu.

"Gua minta maaf ya." Ucap Ben.

"I-iiya Ben." Jawab Nabil.

Ben tersenyum dan membawa tangan kanannya untuk nengelus lembut pucak kepala gadis itu.
"Jadi perempuan yang sukses ya, semoga lo bisa dapetin cowok yang lebih baik dari gua ya. Jaga diri lo disana ya Bil."

19 (Nine Teen Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang