Pagi hari ini hari senin.
Hari pertama Adzani memulai sekolah pertamanya di SMA Garuda Bakti. Adzani belum memberitahu Ben bahwa hari ini dia akan bersekolah di sekolah yang sama dengan Ben."Bangun sayang, kamu udah mulai sekolah sekarang."
Luna yang berusaha membangunkan anak perempuannya itu, namun anaknya tak kunjung bangun.
Akhirnya Luna mematikan AC kamarnya agar anaknya terbangun dari tidurnya.Adzani menggeliat tak nyaman karna merasa sumuk dan berkeringat yang mengganggu tidurnya.
"Maaaaaaaa....." Rengek Adzani yang masih ingin tidur.
"Bangun sayaaaangggg." Ujar Luna.
Adzani merenggangkan tangannya, membunyikan jari-jari tangannya. Itulah kebiasaan pagi Adzani.
"Iya Ma, Adzani bangun deh. Tapi Adzani mau olahraga bentar ya." Balas Adzani.
"Yaudah, yang penting nanti jam 6 kamu mandi langsung ya." Saut Luna.
"Siaaaapppp Ma!!." Sautnya lagi.
Luna meninggalkan anaknya, lalu keluar dari kamar anaknya itu.
Adzani bangun dari tempat tidurnya, lalu berjalan membuka gorden, dan membuka jendelanya. Adzani berdiri di balkon rumahnya tuh. Dan di mulainya dia berolahraga ringan.
Adzani memiringkan badannya ke kanan di ikuti oleh kepalanya yang ke kanan juga.
"Satu, dua, tiga, empat, lim---."Hitungan Adzani terhenti karna ia melihat sosok pria yang sedang berlari di depan rumahnya itu.
Ya, dia adalah Ben. Sahabatnya yang sedang berolahraga pagi, sama sepertinya."Beeeeeeeennnnnn." Panggil Adzani.
Ben yang menyadarkan ada panggilan namanya langsung menoleh ke arah suara tersebut. Suara itu ada di atas, di balkon rumah sahabatnya.
Ben menyipitkan matanya, dan tersadar bahwa itu Adzani sahabatnya.
"Heeeeiiii, udah bangun?, Sini olahraga bareng." Ajak Ben.
"Okeee, gua kebawah yaa. Tapi gua masih pake baju tidur nih." Saut Adzani.
"Gak masalah kali, gak ada yang liat lo juga." Saut Ben.
"Okee, tunggu gua disana yaa." Balas Adzani.
Ben membalasnya dengan mengangguk dan melanjutkan pemanasannya.
Adzani mengambil sapu tangan berwarna pink nya itu, lalu di selingkan dilehernya itu. Adzani berjalan kebawah, lalu menghampiri Ben.
"Yuk!!." Ajak Adzani.
"Kemana?." Tanya Ben.
"Temenin gua lari dua putaran aja dong. Gua pingin lari sama lo Haha." Saut Adzani.
Ben tersenyum, lalu mengelus lembut puncak kepala Adzani.
"Yaudah yuk."Adzani meraih tangan Ben, lalu menggenggam tangannya, dan memulai untuk berlari pelan nya itu.
Ben yang tak menyangka dan melihat kearah genggaman tangannya Adzani.
"Za, gua gak mau ini cuma sesaat atau cuma mimpi. Gua gak akan ngelepasin lo lagi Za." Gumam Ben.
"Beeeennn." Panggil Adzani dengan mencubit pelan pipi Ben.
Ben menyadarkan lamuannya itu, lalu tersenyum kepada Adzani.
"Iya Za?."Adzani menggeleng heran melihat sikap sahabatnya yang sekarang senang melamun.
"Lanjut lagi yuk."Ben mengangguk.
"Yuuukkk!!."
KAMU SEDANG MEMBACA
19 (Nine Teen Love)
Roman pour AdolescentsSeorang Pria dengan sifat yang sangat Dingin, Cuek, dan bahkan untuk merespon semua Perempuan yang berusaha mendekatinya saja tidak ada dipikirannya, namun Pria itu mempunyai kepintaran diatas rata-rata di banding semua teman-temannya. Ya, dia adala...