Typo bertebaran.
Bab 1 (kegilaan keluargaku)
Mataku terbuka ketika aku mendengar suara jeritan itu, lagi. Walau sudah sering kali aku mendengar suara itu tapi aku tak bisa mengangapnya angin lalu.
Dulu sebelum kedua orangtuaku, aku hanya mendengarnya sekali dalam sebulan tapi sekarang aku mendengar jeritan itu 'setiap hari'
Ayah dan ibuku meninggal karena kecelakan. Jadi sekarang aku tinggal dengan kakak lekakiku. Dia lima tahun lebih tua dariku. Dia seorang dokter jantung.
Menurutku dia sangat cocok jadi dokter jantung, karena kelainan jiwanya itu membuatnya tak gencar untuk membunuh orang.
Dia bisa dengan sengaja melakukan kesalahan di ruang operasi agar pasiennya mati. Tapi tak jarang juga dia menyelamatkan orang, mungkin saat itu dia sedang tak ingin membunuh orang.
Sejak kecil aku tak bisa memanggil kakakku dengan panggilan kakak aku sering memanggil namanya, adrian. Kami hanya dua bersaudara, namaku adriana.
Ayahku adalah seorang dokter yang terkenal dengan ahli bedahnya yang tak pernah gagal operasi. Tapi orang tak tau jika ayahku ada kelainan jiwanya tetapi ia bukan gila.
Aku tau tentang hal ini dari ibuku. Dulu ayah begitu terobsesi dengan ibuku. Dia melakukan semua cara untuk mendapatkan ibuku.
Jadi tak heran jika kakakku menuruni sifat ayahku yang seperti itu. Adrian sangat posesif terhadapku. Aku tak boleh berdekatan dengan ini dan itu. Itu membuatku benci dan tak memiiki banyak teman.
Sekarang aku mahasiswi semester terakhir kedokteran, bulan depan aku akan di wisuda. Setelah lama menunggu akhirnya aku akan menjadi dokter. Walau aku masih dokter 'umum'.
"Riana, bangun sayang" teriak adrian dari luar kamarku. Yah, sesudah adrian melakukan hal keji itu pada malam menjelang pagi hari.
Aku bersiap siap untuk pergi ke kantor pacarku. Hari ini aku tak ada masuk. Jadi aku ingin berjalan jalan.
Aku keluar dari dalam kamarku. Aku duduk di kursi makan lalu menyantap makanan yang ada di depanku.
"Adrian, hari ini aku mau ke kantor temanku" laporku, jika aku tak memberitahukan kemana aku akan pergi dia akan mencariku dan merusuh.
"Lekaki atau perempuan?" Pertanyaan yang sealu ia tanyakan jika aku akan pergi. Dengan sangat terpaksa aku harus mengatakan "perempuan" jika tidak aku tak akan dikasih pergi.
"Perempuan" bohongku singkat dan jelas. Dia menatapku sejenak lalu menganggukkan kepalanya.
Aku sudah selesai dari makananku. Aku menatap adrian yang tinggal minum kopinya saja. Dari kecil hingga sekarang aku tak dikasih untuk pergi sendiri jadi aku diantar oleh adrian.
"Ayo" ucapnya sambil bangkit dari tempat duduknya. Dia berjalan lebih dulu.
Setelah masuk kedalam mobil dia menanyakan kemana aku akan diantar. Aku memberitahu alamat cafe temenku. Aku tak ingin adrian tau tempat yang akan kunjungi.
Tiga puluh menit kemudian, akhirnya sampai ke cafe. Setelah aku turun, adrian pergi. Biasanya tidak dia akan mengantarku kedalam.
Karena tak terlihat lagi mobil adrian. Aku menyetop taksi. Aku menaik taksi itu dan memberi alamatnya.
**********
Aku turun dari taksi dan masuk kedalam kantor. Aku masuk kedalam ruangan max, pacaraku.
"Halo saya..."kataku berhenti karena aku melihat adrian. Adrian? Ada apa dia disini.
"Hei, sayang kemari kenalin dulu ini temenku" kata max yang tatapan adrian yang tadi menatapku ke max. Suasana seketika menjadi dingin. Dengan ragu aku berjalan ke arah max.
"Adrian, kenalin ini adriana pacarku yang sering ku ceritakan itu" kenal max, dengan takut takut menatap max.
Selama kenal max aku tak pernah memberitahukan tentang keluargaku. Lagipun max tak satu kampus denganku. Dan belakangku tak ku beritahu.
Adrian menatapku dengan emosi. Tiba tiba dia melemparkan gelas yang tadi ada di tanganya ke kepala max. Aku terkejut. Sontak aku berteriak.
Max sudah pingsan. Aku berusaha membangunkan max. Tiba tiba adrian menarik tanganku dengan kasar ke samping tubuhnya.
"Kau akan lihat bagaimana orang kau cintai mati di depan matamu"
*************
Halo temen temen!Bagi yang belum ngevote sebaiknya untuk memvote. Beri aku komen juga tetapi menggunakan bahasa yang baik.
Salam
Princess❤️😱
KAMU SEDANG MEMBACA
The pshyopath brother
RomanceMempunyai kakak lelaki yang memiliki ganguan kejiwaan sangat membuatku takut. Ketika malam hari, aku sering mendengar suara suara jeritan seseorang tapi aku tak berani untuk melangkah keluar kamar. (Jun2017)since