Bab 11

26K 1.5K 19
                                    

"Ini pesanannya totalnya..." pria ini.

"Andre"

•••••••••••••••
Typo bertebaran. Pijit bintang dulu sebelum membaca.

•••••••••••••

Aku tersenyum melihat kawan lamaku. Pantas aku tak pernah melihatnya lagi.

Kami mengobrol sudah satu jam. Walau awalnya dia tak mau. Tapi karena ku bujuk akhirnya dia mau.

"Oiya, sampai lupa, mau minum apa?" Tanyaku, kulihat dia melihat jam.

"Maaf ya,dre, aku harus kembali kerja" katanya sambil tersenyum. Aku menghelas nafasku. Aku mengganguk kepalaku. Aku mengantar ke depan. Setelah dia berlalu aku masuk kedalam rumah dan mengunci rumah.

Saat aku membalikkan tubuhku kulihat, adrian menatapku dengan tatapan membunuhnya.

"Siapa pria itu?" Tanyanya dengan suaranya yang dingin.

"Temanku" berjalan ke arah sofa lalu duduk memakan makananku.

"Kau tak menawarkan makananamu kepadaku?" Apa aku tak salah dengar?

"Kau mau?" Tawarku terpaksa, ku harap dia tak mau.

Dia mengambil makanan yang ku tawarkan. Ckk, mending tadi beli tiga aja.

Melihatnya makanan dengan seperti ini. Lebih seperti manusiawi. Mulutnya terdiam ketika mata kami bertemu. Lalu kembali mengunyah.

"Ada yang salah denganku?" Tanyanya. Maksudnya? Aku menaikkan satu alisku.

"Ada salah dengan wajahku?" Ulangnya tapi lebih jelas.

"Enggak" kalau diperhatikan abangku ganteng juga. Sayang dia gila.

Setelah selesai makan. Aku kembali ke kamarku. Mungkin enak kalau hari ini renang ya. Hmm, ide bagus.

Aku memakai baju renangku yang sedikit terbuka. Ku lihat tadi, adrian sedang duduk di ruang refleshing. Kenapa harus disitu sih?

Aku masuk kedalam kolam dan mulai berenang. Saat di tengah tengah, kakiku kram. Apa tidak bisa di tunda dulu?

Aku berteriak. Ku lihat adrian melihat dan berlari ke arah kolam. Dia membawaku ke atas.

"Kalau tak bisa renang, jangan berenang" katanya dingin dan menusuk. Aku hanya diam.

"Kalau aku tadi tidak disini, siapa yang akan menolongmu" katanya, lagi.

Aku menunduk kepalaku. Walau dadaku sedikit sesak.

"Maaf" kataku.

Dia memeluk dengan sangat kencang.

"Walau seribu kau menolakku, tapi aku tetap disini melihatmu" airmataku jatuh dari pelupuk mataku.

Terkadang dia sedikit puitis. Aku jadi terharu. Tapi aku menyanginya. Bukan mencintainya.

Dia melepaskan pelukkannya lalu meninggalkanku sendiri.

Baju basah karena menolongku? Dia baik padaku lalu apa balasanku. Walau dia seperti itu, dia juga memiliki sisi lembut yang baru ku ketahui.

**********

Aku sudah mengganti bajuku. Aku mendengar suara adrian yang sedang kesakitan. Aku membuka kamar adrian. Aku melihatnya sedang terbaring di atas tempat tidur.

"Ada apa?" Tanyaku. Dia mengatur nafasnya. Dia kenapa?

****************
Haloo!!!! Makin lama makin gaje. Nextnya mungkin akan membuatkan kalian muntah. Makasih yang udah votement. Sayang kalian ❤️❤️❤️

Bagi yang belum vote pijit tanda bintang lalu komen.

Gajekan? Diam aja tapi ya wkwkwk.

Agak lama nextnya ya, soalnya kan udah masuk sekolah.

Byeee....

Juli 17/07/17

The pshyopath brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang