Bab 4

37K 2.1K 80
                                    

"Hmm, sepertinya kakimu harus diam" katanya sambil mengambil paku dan palu. Lalu memaku kaki wanita itu. Wanita itu histeris. Darah bercucuran dari kaki wanita itu.

Typo bertebaran (still adriana pov)

Sebelum membaca sebaiknya memvote terlebih dahulu.

****************
Adrian mengambil gergaji lalu mengergaji kaki wanita itu. Lalu membuka mengambil pisau. Kulitnya ia lepas. Lalu tulangnya di potong potong.

Wanita itu masih hidup. Tapi dia keadaannya sangat parah. Rasa perutku ingin muntah melihat itu. Adrian yang menyadari aku ingin muntah. Langsung membawaku masuk ke dalam kamar.

Baju adrian masih di penuhi oleh darah yang bauknya sangat amis. Membuatku semakin ingin muntah.

Dia membaringkanku di tempat tidur. Lalu mengoles minyak angin di perutku.

"Sebaiknya kau tidur dulu, nanti setelah aku menyelesaikan pekerjaanku aku akan membanggunkanmu" katanya, lalu menutup kelopak mataku dengan jarinya.

**************
Aku tak bisa tidur. Mataku terus terbuka. Mungkin karena ini masih pagi. Aku menatap atap kamar ini.

Tak terasa satu jam sudah terlewat. Akhirnya aku mendengar langkah kaki. Itu adrian.

"Kenapa tidak tidur hem?" Tanyanya, dia bodoh. Sudah tau aku tak bisa menjawabnya tapi malah bertanya.

Dia mengangkatku ke kursi roda lalu mendorongku sampai ke ruang makan. Bik sum meletakkan sarapanku lalu ia menyuapiku tapi kegiatanyan terhenti karena adrian ingin menyuapiku.

Setelah selesai makan, dia mengantarku kembali ke kamar lalu menyelimuti tubuhku.

"Aku pergi dulu" ucapnya sambil mengecup keningku. Setelah dia berlalu dari kamarku. Aku jadi teringat aktivitasku. Semua terbengkalai. Bagimana dengan wisudaku?

**********
Aku membuka mataku saat seseorang tengah menarik selimutku. Ternyata itu adrian. Dia sudah kembali.

"Ayoo kita mandi" katanya sambil bernyanyi.

Setelah selesai mandi, dia memanggil bi sum untuk memakaikan baju. Lalu kursi rodaku dan diriku di bawak ke halaman belakang.

Udara di sini sangat segar. Pemandangan air danau yang jernih juga indah. Adrian tiba tiba sudah ada disamping dengan dua laptop dan kertas kertas. Ck, kenapa dia harus ikut ke sini? Apa dia tak kerja?

Dia meletakkan kertas kertas yang berisi tentang prosuder operasi. "Nanti setelah wisuda, kau bekerja di rumah sakit kita"

Terserah dia saja.

Lalu dia meletakkan laptopnya yang berisi video operasi. Aku melihat video itu dengan seksama.

Dan kami menghabiskan waktu seharian untuk melihat video video itu.

***********
Kami masuk kembali ke dalam rumah setelah menghabiskan waktu berjam berjam di sana. Huft, lelah juga menonton video video itu.

Coba saja, adrian menyuntik kembali cairan itu  penawarnya. Pasti aku kembali normal. Walau cairan ini seperti obat bius yang memiliki jangka waktu.

Adrian masuk kedalam kamar sambil membawa sesuatu dan kertas.

"Aku mau membebesakanmu dari cairan itu, tapi ada syaratnya"

"Ayo kita bunuh seseorang"

************
Hello temen temen!

Makasih buat votenya. Jangan lupa vote and comment. Search ke temen temen kalian ya!!!!

Makasih

Juligig (2jun)

The pshyopath brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang